Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi kafein yang berlebihan, baik itu dari kopi, teh, atau minuman berenergi, kini semakin mendapat perhatian sebagai salah satu faktor risiko bagi kesehatan jantung.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah besar, terutama yang melebihi 400 miligram per hari, dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.
Baca Juga
Melansir dari Healthline, Kamis (2/1/2025), penelitian ini dipresentasikan pada konferensi ACC Asia 2024 di New Delhi, India, oleh para ahli dari Zydus Medical College and Hospital di India, meskipun temuan tersebut belum dipublikasikan secara resmi di jurnal ilmiah.
Advertisement
Kafein dan Dampaknya pada Kesehatan Jantung
Menurut peneliti utama, Nency Kagathara, konsumsi kafein yang berlebihan dapat mengganggu sistem saraf otonom, yang berfungsi mengatur detak jantung dan tekanan darah.
"Konsumsi kafein secara teratur dapat mengganggu sistem parasimpatis, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung," jelas Nency, dalam sebuah pernyataan.
Dalam studi ini, para peneliti menilai 92 orang dewasa sehat berusia antara 18 hingga 45 tahun yang tidak memiliki riwayat hipertensi. Para peserta diminta untuk mengonsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan minuman energi, lima kali seminggu selama lebih dari setahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa hampir 20% dari peserta mengonsumsi lebih dari 400 mg kafein per hari, yang setara dengan sekitar empat cangkir kopi, 10 kaleng soda, atau dua minuman berenergi.
Para peneliti mengukur detak jantung dan tekanan darah peserta sebelum dan setelah mereka melakukan tes fisik ringan. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi lebih dari 600 mg kafein per hari menunjukkan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung yang signifikan, terutama setelah berolahraga.
Apa Dampak Tekanan Darah Tinggi?
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, dapat merusak organ tubuh secara perlahan jika tidak ditangani dengan baik.
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung koroner, gagal ginjal, hingga demensia. Selain itu, kondisi ini juga dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah dan memperbesar risiko stroke.
Berbagai faktor seperti pola makan tinggi garam, konsumsi alkohol, merokok, dan faktor usia diketahui dapat mempengaruhi tekanan darah. Namun, temuan terbaru ini menunjukkan bahwa kafein, meskipun memiliki manfaat tertentu, juga bisa menjadi salah satu penyebab peningkatan tekanan darah jika dikonsumsi secara berlebihan.
Advertisement
Kapan Kafein Bisa Membahayakan?
Menurut Dr. Cheng-Han Chen, seorang ahli jantung, konsumsi kafein berlebih dapat menyebabkan pemulihan tekanan darah dan denyut jantung yang lebih lambat setelah aktivitas fisik, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
"Jika berlangsung lama, tekanan darah tinggi berpotensi menimbulkan peningkatan risiko terkena penyakit kardiovaskular," kata Chen kepada Healthline.
Namun, Dr. Chen juga menekankan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah tepat, seperti dua hingga tiga cangkir kopi sehari, justru dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa kafein dalam dosis tepat bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2, gagal jantung, dan beberapa jenis kanker.
Mengelola Konsumsi Kafein untuk Kesehatan Jantung
Penting untuk selalu memantau asupan kafein, terutama jika Anda sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung atau hipertensi. Berikut beberapa tips yang dapat membantu menjaga konsumsi kafein agar tetap dalam batas yang sehat:
- Olahraga teratur: Aktivitas fisik dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan jantung.
- Diet seimbang: Mengonsumsi makanan bergizi yang rendah garam dan lemak jenuh dapat mendukung kesehatan jantung.
- Batasi asupan natrium: Makanan tinggi natrium dapat meningkatkan tekanan darah, jadi penting untuk menguranginya.
- Menghindari alkohol dan merokok: Kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi hipertensi.
- Pahami kandungan kafein: Perhatikan berapa banyak kafein yang terkandung dalam minuman yang Anda konsumsi.
Sebagai tambahan, ahli diet Kristin Kirkpatrick menyarankan agar setiap orang memantau reaksi tubuh terhadap kafein.
“Sebagian besar pasien saya dapat langsung memberi tahu saya apa yang mereka rasakan saat mengonsumsi kafein berlebih, jadi aturan pertama dalam bidang nutrisi apa pun adalah mendengarkan tubuh Anda,” Kirkpatrick.
Ia mencatat bahwa setiap orang berbeda, jadi efek kafein dapat bervariasi dari orang ke orang. Ia juga mengatakan bahwa kopi mungkin memiliki efek yang berbeda bagi sebagian orang dibandingkan teh atau minuman berenergi.
“Tidak ada pendekatan diet yang cocok untuk semua orang dan ini juga berlaku untuk konsumsi kafein,” lanjutnya.
“Terakhir, saya akan berusaha untuk mendapatkan sistem penyampaian nutrisi yang paling padat. Kopi dan teh mungkin merupakan cara terbaik untuk mengonsumsi kafein karena mengandung senyawa bioaktif lain yang menurut penelitian dapat bermanfaat bagi kesehatan," tutup Kirkpatrick.
Advertisement