Sukses

Selain Indonesia, 8 Negara Ini Juga Terapkan Program Makan Siang Gratis di Sekolah

Program makan gratis di sekolah sudah pernah dilakukan oleh berbagai negara lain sebelum diterapkan di Indonesia. Berikut adalah negara yang telah melaksanakan program makan gratis.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) secara resmi telah diluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/01/2025).

Dikutip dari laman resmi Badan Gizi Nasional pada Selasa (7/01/2025), program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi peserta didik, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita melalui penyediaan makanan bergizi yang sesuai dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.

Program MBG juga menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pola makan sehat dan gizi yang seimbang, sehingga diharapkan masyarakat dapat menerapkan kebiasaan tersebut dalam kesehariannya.

Pelaksanaan program MBG dilakukan melalui unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang dilakukan secara bertahap. Artinya, tidak semua sekolah dan daerah akan menerapkan program MBG pada waktu yang sama.

Berdasarkan data Badan Gizi Nasional, terdapat 190 SPPG yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia sebagai mitra dalam program ini.

Mitra SPPG tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Gorontalo, Aceh, Bali, Banten, DIY, Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Selatan Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Kepulauan Riau dan Papua Selatan, kemudian  Sumatra Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Riau, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Sumatra Utara.

Program makan siang gratis di sekolah sudah pernah dilakukan oleh berbagai negara lain sebelum diterapkan di Indonesia. Berikut adalah negara yang telah melaksanakan program makan gratis, dilansir dari World Population Review (7/01/2025), berikut ulasannya.

2 dari 5 halaman

1. Australia

Di Australia, terjadi peningkatan konsumsi makanan cepat saji di kantin sekolah dan di luar sekolah.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Australia menyusun kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji, yaitu dengan mengelola secara langsung penyediaan makanan di kantin, dan bahkan meluncurkan program yang diberi nama “Fresh Tastes NSW Healthy School Canteen Strategy”.

2. Brazil

Sejak tahun 1940, Brazil telah menjalankan program pemberian makanan sekolah gratis untuk anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah. Program tersebut diperluas untuk mencakup 40 juta anak di Brazil.

Program ini juga dikelola secara profesional dengan melibatkan 8.000 ahli gizi yang bertugas untuk mengelola menu makanan sehat di sekolah. Pemerintah Brazil juga mewajibkan 30 persen bahan makanan yang disediakan di sekolah berasal dari hasil pertanian keluarga lokal.

3 dari 5 halaman

3. Finlandia

Finlandia dikenal sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Finlandia menerapkan sistem makanan gratis di sekolah untuk siswa pra-sekolah hingga sekolah menengah atas.

Kebijakan ini tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan Dasar 1948 yang mewajibkan sekolah untuk menyediakan makanan yang bergizi seimbang untuk mendukung proses pembelajaran siswa dan memastikan semua siswa mendapatkan nutrisi yang cukup.

4. Prancis

Sejak tahun 1970, pemerintah Prancis berupaya untuk meningkatkan kualitas makan siangdi sekolah melalui pedoman gizi khusus. Pedoman tersebut menetapkan bahwa setiap makanan harus mencakup komponen penting seperti sayur, buah, protein, karbohidrat, dan vitamin.

Sejak tahun 2001, pemerintah menetapkan bahwa makan siang di sekolah harus seimbang dan sesuai pedoman rekomendasi makanan. Siswa dapat memilih untuk makan siang di kantin atau di rumah. Untuk biaya makan siang di sekolah akan dibagi antara pihak sekolah dan keluarga siswa.

4 dari 5 halaman

5. India

Makanan sekolah disediakan gratis di sekolah umum di India. Skema Poshan merupakan program makanan sekolah gratis yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak.

Program ini menyediakan makan siang gratis pada hari kerja untuk anak di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang di kelola dan dibantu oleh pemerintah.

Makan siang biasanya terdiri dari sereal yang berasal dari makanan lokal yang dibuat sesuai dengan adat istiadat setempat. Setiap anak juga menerma susu dan sayur sebagai nutrisi harian. Selain itu, nasi dan biji-bijian yang disajikan kaya akan nutrisi seperti zat besi, vitamin B12, dan folat.

Setiap siswa tingkat dasar harus diberi 100 gram biji-bijian setiap hari, bersama dengan 20 gram protein, 50 gram sayuran berdaun, serta 5 gram minyak dan lemak.

Siswa sekolah menengah pertama dan atas harus mendapatkan 150 gram biji-bijian, 30 gram protein, 75 gram sayuran berdaun, serta 7,5 gram minyak dan lemak.

6. Estonia

Di negara Estonia, makan gratis diterapkan untuk sekolah dasar dan menengah. Pedoman gizi makanan di sekolah Estonia dapat digambarkan sebagai sebuah piramida.

Dasar piramida terdapat air dan olahraga, tingkat berikutnya adalah pai, buah, dan sayur.

Bagian tengah piramida meliputi produk susu dan daging, kemudian tingkat atas berikutnya adalah minyak, mentega, dan kacang-kacangan. Puncak piramida terdapat makanan seperti es krim, minuman ringan, madu, dan biskuit.

5 dari 5 halaman

7. Jepang

Makanan sehat yang diberikan untuk anak-anak terdiri atas nasi, ikan, dan sayur sebagai bahan utama. Tidak seperti negara lain yang memiliki sukarelawan dewasa atau guru yang menyajikan makan siang, di Jepang, para siswa saling membantu melayani siswa lainnya dalam mengambil dan membersihkan makanan mereka.

Untuk membuat makan siang yang terjangkau bagi para siswa, pemerintah akan membayar biaya tenaga kerja siswa, dan biaya bahan makanan akan diberikan kepada orang tua.

Biasanya, biaya yang dikeluarkan sekitar 250 hingga 300 yen (sekitar tiga dolar AS) setiap makan. Terdapat juga pilihan dengan harga yang lebih murah bagi keluarga yang kurang mampu.

8. Jerman

Makan siang yang disediakan pemerintah Jerman dan sebagian besar bersubsidi. Biaya dapat diganti sebagai bagian dari tunjangan pendidikan dan partisipasi untuk rumah tangga berpenghasilan rendah dengan tunjangan pendapatan dasar untuk pencari kerja, bantuan sosial, atau tunjangan anak tambahan.