Liputan6.com, Jakarta Nabi Khidir AS diyakini sebagai salah satu nabi yang masih hidup hingga saat ini. Menurut berbagai hikayat, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani pernah bertemu dan berguru kepadanya. Syaikh Abdul Qadir al-Jilani sendiri dikenal sebagai wali besar yang memiliki banyak karomah serta dianugerahi berbagai gelar kehormatan.
Beberapa gelar yang disematkan kepadanya antara lain Sultanul Awliya (Rajanya para wali) dan Al-Imam Qutubul Aqtab (pemimpin serta penguasa seluruh wali di alam semesta).
Kedudukan mulia sebagai waliyullah sekaligus pemimpin para wali yang disandangnya, menurut riwayat, salah satunya diperoleh berkat berguru kepada Nabi Khidir AS serta menjalani tirakat yang berat sebagai bentuk pengabdian dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Advertisement
Penasaran seperti apa kisahnya? Simak informasi lengkap yang dirangkum pada Jumat (14/3/2025).
Tirakat Berat Selama Berguru pada Nabi Khidir
Mengutip hidayatuna.com, sebagai seorang wali dalam dunia tarekat dan sufisme, sosok Syekh Abdul Qadir Jailani semasa hidupnya telah banyak berguru kepada ulama-ulama besar. Selain itu, ia juga pernah berguru kepada Nabi Khidhir a.s.
Kisah Syekh Abdul Qadir Jailani yang berguru kepada Nabi Khidhir ini diungkapkan oleh M. Abdul Mujieb dkk, dalam buku berjudul “Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali.”
“Syekh Abdul Qadir Jailani juga belajar kepada Nabi Khidhir As selama tiga tahun,” tulisnya.
Didijelaskan bahwa dalam tiga tahun berguru dengan Nabi Khidhir, Syekh Abdul Qadir Jailani melakukan tirakat berat yang akhirnya membuatnya menjadi seorang wali.
“Satu tahun pertama beliau makan dan minum, tahun kedua hanya makan saja, dan tahun ketiga beliau tidak makan dan tidak minum, hingga dinyatakan lulus belajarnya,” jelasnya.
Dengan berbekal pengalaman dan ilmu yang dimilikinya, Abdul Qadir Jailani hidup mandiri dengan kehidupan zuhud, wara, dan banyak mengisi waktunya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana kebiasaan seorang sufi.
“Di Bagdad, Syekh Abdul Qadir Jailani juga mendirikan pesantren untuk mengembangkan dan mengajarkan ajaran sufisme atau tasawuf kepada murid-muridnya,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Syekh Abdul Qadir Jailani memiliki nama lengkap Abu Muhammad Muhyiddin Abdul Qadir bin Musa bin Abdullah Al-Jailani.
Ia merupakan seorang tokoh sufi Islam terkenal yang mempunyai jalur keturunan dari Rasulullah saw.
Selain itu ia juga pendiri Tarekat Qadiriyah. Syekh Abdul Qadir lahir di desa Jailan, Persia (sekaran Iran) pada 470 H atau 1077 M. Tetapi beliau besar dan meninggal di Bagdad, Irak pada 561 H atau 1166 M.
Advertisement
Kehidupan Zuhud dan Wara' yang Konsisten
Sepanjang hidupnya, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dikenal dengan kezuhudan dan kewaraannya. Beliau menjauhi kenikmatan duniawi dan lebih mengutamakan ibadah serta mendekatkan diri kepada Allah. Kehidupan sederhana dan penuh pengorbanan ini merupakan bentuk tirakat yang konsisten dan berkelanjutan.
Beliau tidak hanya melakukan tirakat fisik yang berat, tetapi juga tirakat spiritual yang konsisten. Kehidupan zuhud dan waranya menjadi bukti nyata komitmen beliau dalam menjalani jalan spiritual.
Keteguhan hati dalam menjalani kehidupan zuhud dan wara' ini menjadi teladan bagi kita untuk senantiasa mengutamakan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, meskipun di tengah gemerlapnya kehidupan duniawi.
Masa Kecil yang Penuh Kesulitan: Sejak Usia Muda
Sejak kecil, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani telah menunjukkan komitmennya yang kuat dalam menjalani kehidupan spiritual. Masa kecil beliau penuh dengan kesulitan, termasuk kelaparan dan kekurangan makanan.
Beliau rela menahan lapar dan bahkan memakan sisa-sisa makanan yang ditemukan di tepi sungai. Pengorbanan ini sejak usia muda menunjukkan kesungguhan beliau dalam menempuh jalan spiritual.
Kisah masa kecil Syaikh Abdul Qadir al-Jilani menunjukkan bahwa komitmen spiritual dapat dimulai sejak usia muda. Keteguhan hati dan keikhlasan beliau dalam menghadapi kesulitan menjadi inspirasi bagi kita semua.
Dari berbagai kisah tirakat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, terlihat jelas komitmen dan pengorbanan beliau yang luar biasa dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beliau menjalani berbagai bentuk tirakat, baik fisik maupun spiritual, dengan kesungguhan dan keikhlasan yang tinggi. Kisah-kisah ini menjadi teladan bagi kita untuk senantiasa berjuang dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Advertisement