Liputan6.com, Jakarta Berbakti dan membahagiakan orang tua merupakan ajaran penting yang tidak terbatas pada kehidupan mereka di dunia, tetapi juga berlanjut setelah mereka tiada.
Menjaga hubungan baik dengan orang tua dipandang sebagai salah satu kunci memperoleh keberkahan dan kesuksesan spiritual. Bahkan setelah mereka meninggal, kewajiban seorang anak untuk berbakti tetap berlaku.
Dalam Islam, anak-anak diajarkan untuk terus menunjukkan kasih sayang kepada orang tua dengan berbagai cara. Salah satu bentuk bakti yang utama adalah mendoakan mereka, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada. Doa untuk kebahagiaan dan ampunan orang tua menjadi amalan yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.
Advertisement
Simak penjelasan lebih lengkap yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (24/3/2025).
Sejukan Rumah Kita Dengan Berdzikir | Buya Yahya.
Penjelasan Menurut Buya Yahya
Ulama kharismatik sekaligus pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah Cirebon KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menyebut ada rahasia yang bisa dilakukan agar membuat orang tua bahagia di alam kubur.
Pertama, mendoakan orangtua. Dengan doa, seorang anak dapat memohon kepada Allah SWT agar orangtuanya diampuni dari segala dosa-dosanya.
“Jangan engkau berdoa kecuali orangtua engkau bawa dalam doamu. Kita sering doa panjang lebar (tapi) bapak ibu dilupakan. Ingat pastikan engkau ingat dalam doamu. Doa kebaikan semoga allah mengampuninya terus. Itu baktimu,” kata Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV.
Kedua adalah bersedekah atas nama orangtua. Apabila orangtua masih ada seorang anak bisa memberikannya langsung kepada orangtua. Akan tetapi, ketika ayah dan ibu sudah tiada, berbakti kepada orangtua dapat dilakukan dengan memberikan sedekah kepada orang lain atas nama orangtua.
“Jika engkau mendapatkan rezeki dari Allah, engkau potong. Anggap aja ibu bangun lagi, minta duit lagi. Engkau kasih atau tidak? Ibumu memang sudah tidak bisa bangkit, akan tetapi engkau masih bisa mengirim ke sana. Potong dari rezekimu niatkan kirim ke pesantren, masjid, orang fakir. Niatkan, ya Allah aku ingin mengirim ke ibuku (juga bapak),” tuturnya.
Ketiga adalah berbuat baik dengan orang-orang yang pernah mendapat kebaikan dari orangtua. Misalnya, kakak, adik, bibi, dan saudara lainnya. Menurut Buya Yahya, orang sesama saudara berkelahi misalnya karena berebut warisan adalah durhaka kepada orangtua.
"Ahli neraka yang berjalan di atas bumi adalah perebut waris orang. Berebut waris adalah durhaka kepada orang tua ngambil hak saudara," ujarnya.
“Maka dari itu, yang ketiga adalah untuk bisa berbakti kepada orangtua baik-baiklah dengan orang yang dibaikin oleh orangtuamu. Itu bukan sekadar anak orangtua, bahkan sampai dearajat jika orangtuamu dulu pernah memberikan hadiah kepada tetangga waktu masih hidupnya lanjutkan. Apalagi anak orangtua, adik kita. Makanya orang musuhi adiknya kurang ajar bener,” ujar Buya Yahya.
Advertisement
Doa Agar Orang Tua Bahagia di Alam Kubur
Biasanya ziarah ke makam orang tua dilakukan menjelang ramadhan atau lebaran Idul Fitri. Meskipun sebenarnya mengunjungi makam orang tua untuk mendoakan mereka bisa dilakukan kapan saja.
Karena doa anak sholeh yang dikirimkan kepada orang tua yang sudah meninggal akan meringankan siksa kuburnya. Berikut doa yang bisa kamu baca untuk menghentikan azab kubur kedua orang tua:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
Assalamu'alaikum ahlad-diyaari minal mukminiina wal muslimiin, wa innaa insyaa alloohu bikum laahiquun, nas 'alullooha lanaa wa lakumul 'aafiyah.
Artinya:
" Keselamatan semoga tetap tercurahkan kepada para penghuni kubur dari golongan orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, dan sesungguhnya Insya Allah kami akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kami dan untuk kalian semua."
Doa Lainnya
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu anhu wakrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bilmai was salji, wal baradi, wa naqqihi minal khathaya, kama yunaqqas saubul abyadu minad danas. Wa abdilhu daran khairan min darihi wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min adzabil qabri, wa adzabin nari.
Artinya:
“ Ya Allah! Ampunilah almarhum (jenazah), berilah dia rahmat-mu, kesejahteraan, serta maafkanlah kesalahannya dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air, salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”