Sukses

Lailatul Qadar Menurut Gus Baha: Kunci Utama Bukan Banyaknya Sholat

Gus Baha: Malam lailatul qadar tak perlu disikapi berlebihan, cukup dengan ibadah yang simpel, begini keterangannya.

Liputan6.com, Jakarta Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, umat Islam berupaya meraih sebanyak mungkin kebaikan. Sebab, di dalamnya terdapat malam yang luar biasa istimewa, yakni malam Lailatul Qadar. Malam ini memiliki keutamaan yang melebihi seribu bulan bagi siapa saja yang mengisinya dengan ibadah.

Keagungan malam Lailatul Qadar menjadikannya momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim. Tidak mengherankan jika banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya, sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan teladan dalam mencari keberkahan malam tersebut.

Lailatul Qadar juga dikenal sebagai malam diturunkannya Al-Qur’an untuk pertama kali ke langit dunia, tepatnya di Baitul Izzah. Setelah itu, wahyu Ilahi ini disampaikan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW hingga menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat Islam.

Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keberkahan. Allah SWT berfirman dalam QS Ad-Dukhan ayat 3, yang artinya, “Sesungguhnya kami turunkan Al-Qur’an itu pada malam yang penuh berkah (malam Lailatul Qadar)”.

Semua orang berlomba untuk meraih malam Lailatul Qadar. Namun bagi ulama asal Rembang Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, Gus Baha, lailatul qadar seolah-olah tidak perlu disikapi secara berlebihan, cukup dengan mudah dan sederhana. Lantas seperti apa penjelasannya? Simak informasi lengkap yang dirangkum pada Selasa (25/3/2025).

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Penjelasan Menurut Gus Baha

Dalam unggahan video singkat di platform media sosial TikTok @HALHALAT, Gus Baha mengatakan, "Alamate bengi lailatul qadar esuke srengenge ra patio panas,".

Dalam pembukannya, Gus baha menjelaskan bahwa ada pendapat mengenai ciri-ciri datangnya malam Lailatul Qadar, paginya matahari tak terlalu panas.

Menurut Gus Baha, sebenarnya pernyataan tersebut sudah tidak ada gunanya. Sebab, malamnya sudah terlewati.

"Dadi rak ono gunane," katanya.

Bagi Gus baha, Nabi Muhammad sudah mengatakan jika bulan Ramadhan, malamnya tarawih tidak dengki tidak maksiat, maka otomatis mendapat Lailatul Qadar. Ia juga menyatakan, jika pendapat Sayidina Umar jauh lebih mudah lagi, orang yang sholat isya berjamaah itu sama saja dengan qiyamul lail semalam. Tidak perlu sholat tahajud, sholat witir.

"Yang terpenting sholat Isya berjamaah, kui wes podo karo qiyamul lail, sudah setara dengan itu semua," katanya.

"Ora usah sholat kakehan, biasa mawon," ujarnya yang artinya tak perlu sholat kebanyakan, biasa saja.

Justru dengan biasa itu, lanjut Gus Baha itu ghufronnya Pangeran (ampunan Allah).

"Kok mekso sholate akeh, wes akeh malah ora ketompo Pangeran. Kowe anggep Pangeran koyo pulisi, kakehan aturan. Pangeran iku ra koyo ngono kui," ujarnya.

Secara singkat Gus Baha menyatakan, lailatul qadar itu keyakinan ulama kalau orang yang berpuasa tidak fasik, dan jamaah isya.

"Mpun dianggep angsal lailatul qadar. Orientasine mung golek ridhane gusti Allah," tandas Gus Baha.

 

3 dari 3 halaman

Keutamaan Malam Lailatul Qadar

1. Pahala yang Dilipatgandakan

Malam Lailatul Qadar memiliki keistimewaan utama dalam hal pahala. Setiap amal ibadah yang dilakukan pada malam ini, baik itu salat, doa, maupun dzikir, akan dilipatgandakan pahalanya. Seperti yang dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, salat pada malam ini setara dengan ibadah seribu bulan.

Selain itu, dalam surat Al-Qadr (97:3), Allah SWT berfirman, “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” Pahala yang dilipatgandakan ini memberikan kesempatan besar untuk memperoleh ridha Allah SWT.

Maka dari itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam ini, karena setiap detik yang dilalui penuh dengan keberkahan.

2. Momen Pengampunan Dosa

Salah satu keutamaan malam Lailatul Qadar adalah pengampunan dosa. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau" (HR Imam Bukhari).

Malam ini adalah saat yang tepat bagi umat Islam untuk merenungkan setiap perbuatan, bertobat, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Lailatul Qadar adalah pintu yang terbuka lebar bagi mereka yang ingin bertaubat dan memperbaiki diri.

Dengan beribadah dengan penuh keyakinan, umat Islam diharapkan dapat meraih pengampunan dosa-dosa masa lalu mereka, serta mendapatkan kemuliaan yang sangat besar.

3. Kesempatan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah

Malam Lailatul Qadar adalah waktu yang sangat berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Suasana malam yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan memungkinkan umat Islam untuk merenung, melakukan tafakur, dan memperkuat hubungan spiritual mereka dengan Sang Pencipta.

Pada malam yang penuh berkah ini, umat Islam disarankan untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Quran, dan memanjatkan doa. Ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan keimanan dan meraih keberkahan sebanyak-banyaknya.