Citizen, Takalar: Tim Satuan Reserse Mobil (Resmob) Polda Sulawesi Selatan terpaksa diturunkan untuk memback up penyidik Polres Takalar guna mengungkap kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya dua warga asal Kabupaten Gowa yakni Karim Mone (25) dan Sangkala sutte (30).
"Kami sudah diback up sama anggota Resmob Polda untuk menangani dan mengungkap kasus ini," kata Kepala Bagian Humas Polres Takalar, AKP Budi Haryanta, Selasa (4/6/2013).
Jumlah personil dalam tim Resmob Polda Sulsel yang diterjunkan sebanyak lima orang dipimpin oleh IPDA Irfan. Tim Resmob ini diturunkan atas permintaan Kepala Polres Takalar, AKBP Nasrun Fahmi, untuk memback up penyidik untuk menangkap para pelaku penggeroyokan.
"Ini atas permintaan beliau (Kapolres Takalar) untuk menurunkan tim Resmob. Beberapa hari ini, tim Resmob sudah bertugas mencari informasi dilapangan," ujar mantan kapolsek Marbo ini
Budi mengungkapkan turunnya Tim Resmob Polda Sulsel ini, dikarenakan penyidik Polres Takalar mengalami kesulitan mengungkap kasus pembunuhan ini. Kendala yang dihadapi penyidik yakni kurang informasi dan bukti yang diperoleh. Apalagi, penggeroyok korban yaitu massa yang berjumlah besar.
Sampai saat ini, penyidik telah memeriksa setidaknya 15 saksi dalam peristiwa naas tersebut. Kendati demikian, penyidik belum bisa memastikan apakah pelaku penggeroyokan tersebut adalah massa, dendam perseorangan atau kelompok tertentu yang mengatasnamakan warga.
Secara terpisah Kepala Kepolisian Resort Takalar AKBP Nasrun Fahmi membenarkan bahwa kasus pembunuhan yang terjadi di Kelurahan Sabintang Kecamataman Pattallasang diback-up oleh Polda Sulselbar untuk melalukan penyidikan terhadap meninggalnya kedua warga kecamatan Pallanggan kabupaten Gowa
Dan polres Takalar bersama Polda Sulselbar melakukan penyidikan secara profesional dalam menangani kasus pembumbunuhan yang diduga dihakimi massa, oleh karena itu polisi tidak akan main dalam melalukan proses penyidikan tersebu,"ujarnya.
Sebelumnya diketahui kedua warga Gowa tersebut tewas, setelah dihakimi massa di Kelurahan Sabintang, Kecamatan Patalassang, 27 Mei lalu. Keduanya kepergok masuk ke dalam rumah milik Kepala Sekolah SMA 3 Takalar, H Syarifuddin, yang berada di Jl H. Tisi Efendi Dg Nojeng, Kelurahan Sabintang, Kecamatan Pattalassang.
Keduanya diduga melakukan pencurian satu unit laptop dan satu unit jam tangan di rumah milik PNS yang ditinggal dalam keadaan tak berpenghuni itu. Keduanya lalu diteriaki maling oleh warga setempat.
Spontan, keduanya pun melarikan diri. Warga kemudian mengejar dan menangkap keduanya. Sebelum dihakimi warga, keduanya sempat mengeluarkan senjata tajam jenis badik dan obeng ke arah warga sabintang saat dirinya dikejar (jah)
Ketgam foto Kapolres Takalar AKBP Nasrun Fahmi (Awing Dj/Kw)
Awing Dj adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com.
"Kami sudah diback up sama anggota Resmob Polda untuk menangani dan mengungkap kasus ini," kata Kepala Bagian Humas Polres Takalar, AKP Budi Haryanta, Selasa (4/6/2013).
Jumlah personil dalam tim Resmob Polda Sulsel yang diterjunkan sebanyak lima orang dipimpin oleh IPDA Irfan. Tim Resmob ini diturunkan atas permintaan Kepala Polres Takalar, AKBP Nasrun Fahmi, untuk memback up penyidik untuk menangkap para pelaku penggeroyokan.
"Ini atas permintaan beliau (Kapolres Takalar) untuk menurunkan tim Resmob. Beberapa hari ini, tim Resmob sudah bertugas mencari informasi dilapangan," ujar mantan kapolsek Marbo ini
Budi mengungkapkan turunnya Tim Resmob Polda Sulsel ini, dikarenakan penyidik Polres Takalar mengalami kesulitan mengungkap kasus pembunuhan ini. Kendala yang dihadapi penyidik yakni kurang informasi dan bukti yang diperoleh. Apalagi, penggeroyok korban yaitu massa yang berjumlah besar.
Sampai saat ini, penyidik telah memeriksa setidaknya 15 saksi dalam peristiwa naas tersebut. Kendati demikian, penyidik belum bisa memastikan apakah pelaku penggeroyokan tersebut adalah massa, dendam perseorangan atau kelompok tertentu yang mengatasnamakan warga.
Secara terpisah Kepala Kepolisian Resort Takalar AKBP Nasrun Fahmi membenarkan bahwa kasus pembunuhan yang terjadi di Kelurahan Sabintang Kecamataman Pattallasang diback-up oleh Polda Sulselbar untuk melalukan penyidikan terhadap meninggalnya kedua warga kecamatan Pallanggan kabupaten Gowa
Dan polres Takalar bersama Polda Sulselbar melakukan penyidikan secara profesional dalam menangani kasus pembumbunuhan yang diduga dihakimi massa, oleh karena itu polisi tidak akan main dalam melalukan proses penyidikan tersebu,"ujarnya.
Sebelumnya diketahui kedua warga Gowa tersebut tewas, setelah dihakimi massa di Kelurahan Sabintang, Kecamatan Patalassang, 27 Mei lalu. Keduanya kepergok masuk ke dalam rumah milik Kepala Sekolah SMA 3 Takalar, H Syarifuddin, yang berada di Jl H. Tisi Efendi Dg Nojeng, Kelurahan Sabintang, Kecamatan Pattalassang.
Keduanya diduga melakukan pencurian satu unit laptop dan satu unit jam tangan di rumah milik PNS yang ditinggal dalam keadaan tak berpenghuni itu. Keduanya lalu diteriaki maling oleh warga setempat.
Spontan, keduanya pun melarikan diri. Warga kemudian mengejar dan menangkap keduanya. Sebelum dihakimi warga, keduanya sempat mengeluarkan senjata tajam jenis badik dan obeng ke arah warga sabintang saat dirinya dikejar (jah)
Ketgam foto Kapolres Takalar AKBP Nasrun Fahmi (Awing Dj/Kw)
Awing Dj adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com.