Citizen6, Nela: Dalam rangka perayaan 75 tahun Vicariat Apostolic Keuskupan Atambua yang jatuh pada tahun ini, para imam projo yang berkarya dikeuskupan itu menyelenggarakan kegiatan Unio atau pertemuan bersama selama 3 hari yang dilangsungkan di aula St Dominikus Emaus Nela.
Vikariat Apostolik adalah bentuk otoritas untuk suatu kawasan dalam Gereja Katolik Roma yang dibentuk dalam wilayah misi dan di negara yang belum memiliki keuskupan.
Kegiatan yang ditujukan untuk merefleksikan kembali peran para imam diosesan ini diikuti 85 imam projo baik senior maupun yunior yang berkarya di keuskupan yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste ini.
Kegiatan yang mengambil tema "Imam Profesional Itu Visioner dan Aksioner" dibuka dengan kegiatan misa bersama pada Sabtu 8 Juli 2013, pukul 17.00 Wita. Misa kudus yang dipimpin langsung oleh ketua Unio imam projo keuskupan Atambua, Rm Theodorus Asa Siri Pr berlangsung cukup meriah dengan hadirnya kor para romo dan frater dari dekenat Belu Utara yang menyanyikan lagu-lagu kor.
Setelah misa para imam projo itu melakukan pembahasan statuta secara bersama untuk melihat kembali statuta unio imam projo dan peran yang akan dijalankan para imam projo atau imam diosesan ke depannya. Hari keduanya dilanjutkan dengan kegiatan diskusi panel yuang menghadirkan 3 pembicara, yakni dari awam, imam religius, dan imam projo.
Ketiga pembicara dalam diskusi panel itu seluruhnya mengarah kepada peran dan kontribusi yang telah dijalankan oleh para imam diosesan dari kacamata dan sudut pandang berbeda.
Pembicara pertama ialah wakil Bupati Belu, Ludovikus Taolin Ba yang hadir sebagai Tokoh awam Katolik. Ia secara menyeluruh mengupas tentang kiprah para imam projo serta kontribusi para imam projo kepada gereja keuskupan Atambua, masyarakat serta pemerintahan, baik kabupaten Belu maupun kabupaten Timor Tengah Utara yang merupakan wilayah kerja keuskupan Atambua.
Pembicara berikutnya ialah Pastor Yakobus Bura Luli SVD. Ia mengangkat tentang kiprah imam projo di mata seorang imam religius atau imam tarekat. Pembicara ketiga adalah seorang imam senior keuskupan Atambua yang sudah memiliki usia imamat 44 tahun, yakni Rm Edmundus Nahak Pr yang mengangkat dan menggali imam diosesan yang dulu serta peran apa yang harus dimainkan imam diosesan ke depannya.
Dalam diskusi panel ini juga dilakukan diskusi kelompok yang dibagi dalam 4 kelompok yang disesuaikan dengan tahun tahbisan imamat. Dimulai dari usia tahbisan imamat 1969 hingga tahbisan 2012 dengan jumlah peserta 85 pastor.
      Â
"Kegiatan ini mau secara mendalam menggali identitas diri para imam projo, sehingga ke depannya diharapkan agar para imam projo atau imam diosesan ini semakin profesional di dalam pelayanan dan pengabdian kepada umat," ungkap Rm Theodorus Asa Siri Pr, selaku Ketua unio imam projo keuskupan atambua dan pernah studi di Universitas St Thomas Aquinas Angelicum Roma Italia mengambil studi ilmu-ilmu sosial. (Fransiskus Pongky Seran/Mar)
Fransiskus Pongky Seran adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com
Vikariat Apostolik adalah bentuk otoritas untuk suatu kawasan dalam Gereja Katolik Roma yang dibentuk dalam wilayah misi dan di negara yang belum memiliki keuskupan.
Kegiatan yang ditujukan untuk merefleksikan kembali peran para imam diosesan ini diikuti 85 imam projo baik senior maupun yunior yang berkarya di keuskupan yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste ini.
Kegiatan yang mengambil tema "Imam Profesional Itu Visioner dan Aksioner" dibuka dengan kegiatan misa bersama pada Sabtu 8 Juli 2013, pukul 17.00 Wita. Misa kudus yang dipimpin langsung oleh ketua Unio imam projo keuskupan Atambua, Rm Theodorus Asa Siri Pr berlangsung cukup meriah dengan hadirnya kor para romo dan frater dari dekenat Belu Utara yang menyanyikan lagu-lagu kor.
Setelah misa para imam projo itu melakukan pembahasan statuta secara bersama untuk melihat kembali statuta unio imam projo dan peran yang akan dijalankan para imam projo atau imam diosesan ke depannya. Hari keduanya dilanjutkan dengan kegiatan diskusi panel yuang menghadirkan 3 pembicara, yakni dari awam, imam religius, dan imam projo.
Ketiga pembicara dalam diskusi panel itu seluruhnya mengarah kepada peran dan kontribusi yang telah dijalankan oleh para imam diosesan dari kacamata dan sudut pandang berbeda.
Pembicara pertama ialah wakil Bupati Belu, Ludovikus Taolin Ba yang hadir sebagai Tokoh awam Katolik. Ia secara menyeluruh mengupas tentang kiprah para imam projo serta kontribusi para imam projo kepada gereja keuskupan Atambua, masyarakat serta pemerintahan, baik kabupaten Belu maupun kabupaten Timor Tengah Utara yang merupakan wilayah kerja keuskupan Atambua.
Pembicara berikutnya ialah Pastor Yakobus Bura Luli SVD. Ia mengangkat tentang kiprah imam projo di mata seorang imam religius atau imam tarekat. Pembicara ketiga adalah seorang imam senior keuskupan Atambua yang sudah memiliki usia imamat 44 tahun, yakni Rm Edmundus Nahak Pr yang mengangkat dan menggali imam diosesan yang dulu serta peran apa yang harus dimainkan imam diosesan ke depannya.
Dalam diskusi panel ini juga dilakukan diskusi kelompok yang dibagi dalam 4 kelompok yang disesuaikan dengan tahun tahbisan imamat. Dimulai dari usia tahbisan imamat 1969 hingga tahbisan 2012 dengan jumlah peserta 85 pastor.
      Â
"Kegiatan ini mau secara mendalam menggali identitas diri para imam projo, sehingga ke depannya diharapkan agar para imam projo atau imam diosesan ini semakin profesional di dalam pelayanan dan pengabdian kepada umat," ungkap Rm Theodorus Asa Siri Pr, selaku Ketua unio imam projo keuskupan atambua dan pernah studi di Universitas St Thomas Aquinas Angelicum Roma Italia mengambil studi ilmu-ilmu sosial. (Fransiskus Pongky Seran/Mar)
Fransiskus Pongky Seran adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com