Sukses

Buka Bersama Menteri Agama Suryadharma Ali di Maroko

Masyarakat Indonesia di Maroko berkesempatan bersilaturahmi dengan Menteri Agama, Dr H Suryadharma Ali pada acara buka bersama di Wisma Duta

Citizen6, Maroko: Masyarakat Indonesia di Maroko berkesempatan bersilaturahmi dengan Menteri Agama, Dr  H Suryadharma Ali pada acara buka bersama di Wisma Duta RI, Rabat, Maroko.

Kedatangan Suryadharma Ali pada acara yang diadakan pada Jumat 19 Juli 2013 tersebut dalam rangka memenuhi undangan Menteri Awkaf dan Urusan Islam di Maroko sekaligus menghadiri Durus Hasaniyyah atas undangan Raja Mohammed VI.

Mereka yang turut hadir dalam acara ini, antara lain para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam organisasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), para pekerja profesional, dan masyarakat Indonesia lainnya beserta sejumlah masyarakat Maroko.

Dalam acaraini Duta Besar RI untukKerajaanMaroko, KH Tosari Widjaja menyampaikan tujuan diadakannya acara ini. Di antaranya agar warga Indonesia yang berada di Maroko mendapatkan informasi yang sedang berkembang di Tanah Air sekaligus memperoleh dukungan semangat supaya apa yang di cita-itakan oleh semua warga Indonesia yang ada di Maroko berjalan dengan baik dan dapat memberikan makna bagi mereka masing-masing.

Dalam ceramahnya, Suryadharma Ali menyampaikan, yang paling harus diikuti adalah perubahan-perubahan di tengah masyarakat. Seperti berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi IT, industri yang mana dapat merubah pola pikir seseorang, merubah adat-istiadat orang, merubah hubungan antar manusia, bahkan bisa juga merubah hubungan manusia dengan Tuhan-nya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, juga tentu berkembangnya alur-alur pemikiran.

"Hal itu disebabkan karena generasi kita saat ini sering menjadi generasi terkaget-kaget ketika mendapat sesuatu yang baru dari negeri orang. kita bangga dan kemudian yang kita dapati itu menjadi semacam landasan pemikiran kita, mempengaruhi pemikiran kita, mempengaruhi pola pikir kita bahkan perilaku kita," ujarnya.

"Fenomena inilah yang harus kita cermati. Karena tidak semua yang dari luar itu baik, tidak semua yang dimiliki dari dalam negeri itu jelek, dan tidak semua yang di dalam negeri juga baik. Semuanya tergantung kepada kemampuan kita mengkritisi hal-hal yang kita dapati, jangan sampai sesuatu yang kita dapati di telan mentah-mentah tanpa seleksi dari pikiran-pikiran yang kita dapati," tambahnya.

Di akhir ceramahnya, Suryadharma Ali juga menekankan agar pelajar Indonesia di Maroko belajar sebaik-baiknya, karena teori dengan realitas sangatlah berbeda. Terkadang teori sangat sulit di praktekan dengan realitas. Salah satu solusinya yaitu dengan berorganisasi.

"karena dengan berorganisasi berarti kita belajar masuk pada ranah realitas. Kalau semata-mata bejalar saja, berarti kita masuk dalam ranah teoritik saja, sehingga begitu di impementasikan teorinya sudah nggak cocok. Karena biasanya buku yang kita baca itu buku yang ditulis 10 tahun yang lalu dengan realitas 10 tahun yang lalu, sehingga ketika kita mau mengimplementasikannya sudah berbeda," jelasnya. (Kusnadi El-Ghezawa/Mar)

Kusnadi El-Ghezawa adalah Koordinator Media Informasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko dan Koordinator Lajnah Ta’lifwa Nasyr  PCINU Maroko yang bisa dihubungi lewat Email: el_gzha@yahoo.co.id. Ia juga seorang pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com