Citizen6, Takalar: Pada pertengahan buan suci Ramadan ini, Bupati Takalar, Dr Burhanuddin Baharuddin kembali melakukan operasi pasar tentang kenaikan harga sembako di pasar tradisonal. Dalam operasi tersebut, ia juga didampingi oleh dua petinggi aparat, yakni Kapolres AKBP Nasrun Fahmi dan Dandim Letkol Inf Andi Muh Ali dan juga melibatkan unsur satpol PP, Kadis, Kesehatan serta TNI.
Berdasarkan informasi, Kujungan Burhanuddin tersebut untuk memantau bahan makan siap saji yang menggunakan formalin dan tidak memiliki izin dari BPOM dan tanggal kadaluarsa.
Ada 3 titik pasar yang akan dipantau, yakni pasar tradisional Sentral Palleko, Kecamatan Polut, 2 pasar swalayan mini market 77 dan swalayan alfa midi yang menjadi terget utama dalam operasi tersebut. Di pasar Sentral Palleko ditemukan selei strawberi dan coklat rempa kue yang dijual bebas tanpa memilki izin layak jual dari Balai Pengawsan Obat dan Makanan (BPO). Untuk pasar swalayan mini market 77, tim terpadu menemukan barang yang sudah kadaluarsa seperti minyak levenia yang tidak ada labelnya.
"Sementara kue baruasa dan madu arab tidak memilki ijin dari dinas Kesehan dan BPOM," ujar Nila Fauzia, Kepala Bidang Farmasi dan POM Dinas kesehatan Takalar.
Nila juga menambahkan, bukan hanya mini market 77, tapi di pasar swalayan alfa midi juga ditemukan barang yang sudah rusak tetapi tetap dijual dengan modus mengawetkan makanan tersebut melalui kulkas.
"Jenis buah yang ditemukan sudah rusak, tapi masih dipajang, di antaranya buah semangka, anggur, kurma, dan masih banyak buah yang lain. Barang tersebut langsung kita sita. Untuk bahan siap saji produksi rumah tangga juga kita sita untuk selanjutnya diperiksa di BPOM Makassar. Apakah barang tersebut nantinya layak dijual atau dimakan," jelasnya.
"Tujuan dari operasi ini untuk mengantisipasi terjadinya barang yang sudah kadarluarsa terjual bebas di pasar
tradisional maupum di pasar swalayan. Sebab masyarakat tahunya hanya membeli dengan harga murah tanpa melihat barang yang dibeli masih bagus atau tidak," imbuh Burhanuddin.
"Sedangkan untuk bahan makanan pokok, terutama di pasar tradisional dan swalayan harganya masih stabil dan tidak mengalami kekurangan hingga menjelang lebaran," lanjutnya.
Ketika ditanya soal harga-harga yang tidak seragam dengan jenis barang yang sama, dia meminta kepada Kadis Perindag memantau kembali harga yang terjadi di pasar yang tidak rata. Â
"Ini juga merupakan tugasnya, yaitu harus memantau kondisi harga di pasar tradisional maupun di swalayan, " ujar mantan legislator DPRD Sulawesei Selatan (Sulsel) dua periode ini.(Awing DJ/Mar)
Berdasarkan informasi, Kujungan Burhanuddin tersebut untuk memantau bahan makan siap saji yang menggunakan formalin dan tidak memiliki izin dari BPOM dan tanggal kadaluarsa.
Ada 3 titik pasar yang akan dipantau, yakni pasar tradisional Sentral Palleko, Kecamatan Polut, 2 pasar swalayan mini market 77 dan swalayan alfa midi yang menjadi terget utama dalam operasi tersebut. Di pasar Sentral Palleko ditemukan selei strawberi dan coklat rempa kue yang dijual bebas tanpa memilki izin layak jual dari Balai Pengawsan Obat dan Makanan (BPO). Untuk pasar swalayan mini market 77, tim terpadu menemukan barang yang sudah kadaluarsa seperti minyak levenia yang tidak ada labelnya.
"Sementara kue baruasa dan madu arab tidak memilki ijin dari dinas Kesehan dan BPOM," ujar Nila Fauzia, Kepala Bidang Farmasi dan POM Dinas kesehatan Takalar.
Nila juga menambahkan, bukan hanya mini market 77, tapi di pasar swalayan alfa midi juga ditemukan barang yang sudah rusak tetapi tetap dijual dengan modus mengawetkan makanan tersebut melalui kulkas.
"Jenis buah yang ditemukan sudah rusak, tapi masih dipajang, di antaranya buah semangka, anggur, kurma, dan masih banyak buah yang lain. Barang tersebut langsung kita sita. Untuk bahan siap saji produksi rumah tangga juga kita sita untuk selanjutnya diperiksa di BPOM Makassar. Apakah barang tersebut nantinya layak dijual atau dimakan," jelasnya.
"Tujuan dari operasi ini untuk mengantisipasi terjadinya barang yang sudah kadarluarsa terjual bebas di pasar
tradisional maupum di pasar swalayan. Sebab masyarakat tahunya hanya membeli dengan harga murah tanpa melihat barang yang dibeli masih bagus atau tidak," imbuh Burhanuddin.
"Sedangkan untuk bahan makanan pokok, terutama di pasar tradisional dan swalayan harganya masih stabil dan tidak mengalami kekurangan hingga menjelang lebaran," lanjutnya.
Ketika ditanya soal harga-harga yang tidak seragam dengan jenis barang yang sama, dia meminta kepada Kadis Perindag memantau kembali harga yang terjadi di pasar yang tidak rata. Â
"Ini juga merupakan tugasnya, yaitu harus memantau kondisi harga di pasar tradisional maupun di swalayan, " ujar mantan legislator DPRD Sulawesei Selatan (Sulsel) dua periode ini.(Awing DJ/Mar)
Awing DJ adalah pewarta warga yang bisa dihubungi via facebook: Jaharuddin Awing.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com