Sukses

KRI Sultan Nuku Evakuasi Korban Letusan Gunung Rokatenda

KRI Sultan Nuku-373 disiagakan untuk mendukung proses evakuasi penduduk Pulau Palue yang menjadi korban letusan Gunung api Rokatenda.

Citizen6, Surabaya: Menindak lanjuti perintah dari Markas Komando Armada Timur (Mako Armatim) untuk mendukung proses evakuasi penduduk Pulau Palue yang menjadi korban letusan Gunung api Rokatenda, KRI Sultan Nuku-373 disiagakan di dermaga umum Palue dari Selasa13 Agustus 2013 hingga Jumat 16 Agustus 2013. Hal ini terkait dengan keinginan warga untuk bersedia dievakuasi pada hari Jumat berdasarkan adat istiadat dan kepercayaan turun-temurun yang masih dipegang kuat.

Sebelum on-board di KRI Sultan Nuku-373, warga beserta perlengkapannya yang sebagian besar berasal dari Desa Rokirole menginap di kantor kecamatan yang terletak di pesisir pantai untuk memudahkan proses embarkasi ke KRI. Karena jarak yang harus ditempuh apabila warga bergerak langsung dari Desa Rokirole ke dermaga sangat jauh. Pada saat warga menginap di kantor kecamatan itulah yang dimanfaatkan personil dari KRI Sultan Nuku-373 untuk mendata pengungsi yang akan dievakuasi menggunakan KRI, baik jumlah, jenis kelamin, umur, dan status kesehatannya.

Pada saat pendataan, tercatat ada 165 orang yang menginap di kantor kecamatan yang keseluruhannya berasal dari Desa Rokirole. Jumlah ini masih belum mencakup jumlah keseluruhan penduduk yang akan dievakuasi, karena sebagian penduduk masih ada yang belum berada di kantor kecamatan pada waktu pendataan. Rencana awal KRI Sultan Nuku-373 akan diberangkatkan pada Jumat pukul 09.00 WITA setelah seluruh penduduk yang akan dievakuasi sudah on-board. Gelombang pengungsi mulai berdatangan ke KRI pada pukul 06.00 waktu setempat.

Pada malam sebelumnya satu rombongan keluarga berjumlah 12 orang sudah terlebih dulu on-board di KRI dikarenakan salah satu anggota keluarga sudah lanjut usia dan dalam keadaan sakit. Sehingga tidak memungkinkan untuk mengantri dalam rombongan besar penduduk.

Sedangkan untuk apel kelengkapan dilaksanakan pada pukul 07.00 WITA. Di saat rombongan pengungsi masih dalam proses embarkasi ke KRI Sultan Nuku-373 dilanjutkan peran persiapan kapal berlayar dan bertempur. Total seluruh pengungsi yang on-board di KRI Sultan Nuku-373 adalah 371 orang, ini melebihi dua kali lipat dari jumlah pengungsi yang didata di kantor kecamatan pada malam sebelumnya. Mereka on-board dengan membawa perlengkapan mereka selama di pengungsian dan beberapa orang membawa serta motornya.

Pelayaran dari Pulau Palue menuju Maumere ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam. Untuk penempatan pengungsi sendiri disebar di dalam maupun di geladak terbuka karena keterbatasan sarana yang ada dan jumlah pengungsi yang on-board. Para pengungsi harus menyesuaikan dengan keterbatasan kapal karena fungsi asasi korvet kelas parchim memang bukan untuk kapal angkut. Selama lintas laut, banyak pengungsi yang tidak terbiasa berlayar mengalami mabuk laut, sehingga membuat bintara kesehatan di KRI harus bekerja ekstra untuk mengatasi keluhan-keluhan kesehatan para pengungsi.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, KRI Sultan Nuku-373 tiba di dermaga Maumere sekitar pukul 13.00 WITA dengan disambut tokoh-tokoh Muspida termasuk bupati, Ketua DPRD, Danlanal, Dandim, dan Kapolres beserta puluhan personel yang siap membantu proses debarkasi pengungsi dan perlengkapannya dari KRI. Proses debarkasi pengungsi beserta perlengkapannya dari KRI Sultan Nuku-373 berlangsung aman dan lancar karena bantuan dari personil TNI dan Polri serta instansi sipil lainnya di Maumere.(Dispenarmatim/Mar)

Dispenarmatim adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

Video Terkini