Citizen6, Jakarta: Segenap prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI di lingkungan Mabes TNI, melaksanakan Upacara Peringatan HUT ke-68 Republik Indonesia dengan Inspektur Upacara (Irup) Pa Sahli Tk-III Banusia, Panglima TNI Mayjen TNI Muhamad Nizam. Â
Upacara yang digelar pada Sabtu (17/8/2013) tersebut dimulai tepat pukul 07.00 WIB, bertempat di Lapangan
Upacara Gedung B-3 Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Bertindak selaku Komandan Upacara adalah Kolonel Caj Mardi Siswoyo yang sehari-hari menjabat Kabag Bintalroh Pusbintal TNI.
Â
Dalam amanat tertulis Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, yang dibacakan oleh Irup mengatakan, peringatan HUT kemerdekaan Republik Indonesia pada hakekatnya merupakan bentuk penghormatan sekaligus penghargaan kepada para pejuang, pendekar dan pendiri Republik ini, serta para pahlawan sejati yang telah memberikan segala-galanya melampaui apa yang seharusnya diberikan. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus, wujud penghormatan dan penghargaan yang paling mulia yang harus diberikan adalah mewarisi tradisi dan nilai-nilai kejuangan serta melanjutkannya untuk mengisi kemerdekaan.
Â
Lebih lanjut dikatakan, Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah tonggak sejarah nasional yang paling monumental, sebagai awal titik tolak bangsa Indonesia meniti kehidupan sebagai suatu bangsa dan negara yang bermartabat.
"Pada hari ini,17 Agustus 2013, adalah sudah sepatutnya kita berkaca, bercermin diri untuk melakukan koreksi, atas apa yang telah kita lakukan selama 68 tahun kemerdekaan dan apa yang akan kita kerjakan selanjutnya untuk menyongsong masa depan," tambah Syahril.
Â
Ada 3 pokok pikiran dalam menyongsong masa depan, yakni perihal keberlanjutan atau kesinambungan, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan ketahanan nasional dalam rangka menghadapi tantangan global dengan segala isu dan dinamika yang dibawanya. Ketiga pokok pikiran itu, pada hakekatnya merupakan amanah sekaligus panduan semua komponen bangsa termasuk TNIÂ dalam menapaki dengan pasti, menyongsong hari depan yang penuh harapan.
Â
Sementara itu, pembangunan yang sedang dilakukan adalah sebuah continuum atau rangkaian kesinambungan untuk membangun kesatuan dan persatuan. Dalam konteks dengan perjuangan para pahlawan yang telah meletakan pondasi NKRI maka pembangunan harus dimaknai sebagai kesinambungan perjuangan para pahlawan kusuma bangsa. Hal itu berarti setiap tahapan sejarah dan setiap generasi yang lahir setelah 17 Agustus 1945, tidak harus meletakan pondasi baru terhadap NKRI. Akan tetapi, menyempurnakan yang belum sempurna dan melanjutkan membangun dinding yang kokoh dan kuat. Hal ini bertujuan agar NKRI berdiri dengan kebanggaan pada jati diri semangat kemerdekaan dalam rangka mencapai kesejahteraan yang berkerakyatan dan berkeadilan.
Â
Di akhir amanatnya, KasumTNI menyampaikan beberapa atensi dan harapannya. Pertama, kepada seluruh prajurit dan PNS TNI di manapun berada dan bertugas hendaknya senantiasa dapat berperan aktif dalam menghidupkan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam membangun. Setidaknya para prajurit dan PNS TNI harus mampu mencegah diri agar tidak menjadi beban, apalagi menjadi sumber masalah bagi masyarakat disekelilingnya. Untuk itu, amalkan 8 Wajib TNI, sebagai komitmen moral prajurit dalam membantu meringankan kesulitan masyarakat di sekelilingnya.
Kedua, perkokoh soliditas dan solidaritas Keluarga Besar TNI, serta bangun komunikasi sosial dengan masyarakat, guna mewujudkan kemanunggalan TNI dan rakyat, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional. Ketiga, jadikan peringatan ini menjadi tonggak baru untuk membangun komitmen baru yang lebih segar dengan memupuk karakter dan nilai-nilai luhur bangsa menuju indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. (Badarudin Bakri/Mar)
Badarudin Bakri adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com
Upacara yang digelar pada Sabtu (17/8/2013) tersebut dimulai tepat pukul 07.00 WIB, bertempat di Lapangan
Upacara Gedung B-3 Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Bertindak selaku Komandan Upacara adalah Kolonel Caj Mardi Siswoyo yang sehari-hari menjabat Kabag Bintalroh Pusbintal TNI.
Â
Dalam amanat tertulis Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, yang dibacakan oleh Irup mengatakan, peringatan HUT kemerdekaan Republik Indonesia pada hakekatnya merupakan bentuk penghormatan sekaligus penghargaan kepada para pejuang, pendekar dan pendiri Republik ini, serta para pahlawan sejati yang telah memberikan segala-galanya melampaui apa yang seharusnya diberikan. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus, wujud penghormatan dan penghargaan yang paling mulia yang harus diberikan adalah mewarisi tradisi dan nilai-nilai kejuangan serta melanjutkannya untuk mengisi kemerdekaan.
Â
Lebih lanjut dikatakan, Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah tonggak sejarah nasional yang paling monumental, sebagai awal titik tolak bangsa Indonesia meniti kehidupan sebagai suatu bangsa dan negara yang bermartabat.
"Pada hari ini,17 Agustus 2013, adalah sudah sepatutnya kita berkaca, bercermin diri untuk melakukan koreksi, atas apa yang telah kita lakukan selama 68 tahun kemerdekaan dan apa yang akan kita kerjakan selanjutnya untuk menyongsong masa depan," tambah Syahril.
Â
Ada 3 pokok pikiran dalam menyongsong masa depan, yakni perihal keberlanjutan atau kesinambungan, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan ketahanan nasional dalam rangka menghadapi tantangan global dengan segala isu dan dinamika yang dibawanya. Ketiga pokok pikiran itu, pada hakekatnya merupakan amanah sekaligus panduan semua komponen bangsa termasuk TNIÂ dalam menapaki dengan pasti, menyongsong hari depan yang penuh harapan.
Â
Sementara itu, pembangunan yang sedang dilakukan adalah sebuah continuum atau rangkaian kesinambungan untuk membangun kesatuan dan persatuan. Dalam konteks dengan perjuangan para pahlawan yang telah meletakan pondasi NKRI maka pembangunan harus dimaknai sebagai kesinambungan perjuangan para pahlawan kusuma bangsa. Hal itu berarti setiap tahapan sejarah dan setiap generasi yang lahir setelah 17 Agustus 1945, tidak harus meletakan pondasi baru terhadap NKRI. Akan tetapi, menyempurnakan yang belum sempurna dan melanjutkan membangun dinding yang kokoh dan kuat. Hal ini bertujuan agar NKRI berdiri dengan kebanggaan pada jati diri semangat kemerdekaan dalam rangka mencapai kesejahteraan yang berkerakyatan dan berkeadilan.
Â
Di akhir amanatnya, KasumTNI menyampaikan beberapa atensi dan harapannya. Pertama, kepada seluruh prajurit dan PNS TNI di manapun berada dan bertugas hendaknya senantiasa dapat berperan aktif dalam menghidupkan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam membangun. Setidaknya para prajurit dan PNS TNI harus mampu mencegah diri agar tidak menjadi beban, apalagi menjadi sumber masalah bagi masyarakat disekelilingnya. Untuk itu, amalkan 8 Wajib TNI, sebagai komitmen moral prajurit dalam membantu meringankan kesulitan masyarakat di sekelilingnya.
Kedua, perkokoh soliditas dan solidaritas Keluarga Besar TNI, serta bangun komunikasi sosial dengan masyarakat, guna mewujudkan kemanunggalan TNI dan rakyat, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional. Ketiga, jadikan peringatan ini menjadi tonggak baru untuk membangun komitmen baru yang lebih segar dengan memupuk karakter dan nilai-nilai luhur bangsa menuju indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. (Badarudin Bakri/Mar)
Badarudin Bakri adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com