Sukses

Pemerintah Berupaya Tekan Angka Tuna Aksara di Papua

Tuna aksara di Papua yang paling banyak di Indonesia yaitu sebesar 34.38 persen atau sekitar 900 ribu orang.

Citizen6, Papua: Tidak dapat kita tutupi, tuna aksara di Papua memang yang paling banyak di Indonesia yaitu sebesar 34.38 persen atau sekitar 900 ribu orang. Padahal. Rata-rata nasional adalah 4,2 persen. Di Papua Barat sendiri, tuna aksara mencapai 5,23 persen.

Tingginya persentase tuna aksara di Papua disebabkan oleh beberapa hal, yaitu minimnya infrastruktur, lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM), keberagaman bahasa, etnisitas, dan kondisi geografi.

Menurut Deputi I UP4B, Prof Ikhwanuddin Mawardi, di Provinsi Papua, terdapat 2.263 SD/MI dengan 13.253 ruang kelas. Dari jumlah tersebut, hanya 65 persen yang digunakan, sementara 21 persen rusak ringan, dan 15 persen rusak berat.

Tingginya persentasi tuna aksara ini, membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya keras meningkatkan keberaksaraan masyarakat Papua melalui program Keaksaraan Responsif Papua. Tak hanya itu, Pemda Papua juga telah menyusun Perda khusus terkait pendidikan keaksaraan.

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ella Yulaelawati mengatakan, angka 30 persen niraksara ini sangat berbahaya karena menimbulkan kesenjangan dalam masyarakat yang berujung pada konflik. Program ini tentunya menggelontorkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, untuk keberhasilan program tersebut, diperlukan pengawalan dan partisipasi dari setiap orang. (Putri Suryani/Mar)

Putri Suryani adalah pewarta warga.

(Foto: dokumen Dian Kurnia Muldani, LPTM Kepak Sayap, Yogyakarta)

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Video Terkini