Citizen6, Bandung: Di tengah lesunya kegiatan olahraga arus deras (Orad) di Indonesia, organisasi penggiat alam, Wanadri akan melakukan ekspedisi pengarungan sungai di Krueng Kluet, Nangroe Aceh Darusalam. Adapun sungai yang masih menjadi bagian dari Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser itu, akan diarungi menggunakan perahu kayak sejauh 50 Km dengan menghabiskan waktu selama 40 hari.
Â
Ketua Umum Ekspedisi, Muhammad Togaf mengungkapkan, rencana pengarungan Sungai Kluet bakal dilakukan pada April-Mei 2014. Togaf berharap, kehadiran ekspedisi tersebut bisa menjadi membangkitkan kegiatan olahraga arus deras di Indonesia.
"Sebenarnya olahraga arus deras dan kayak itu ada di Indonesia. Sayang, saat ini masih sedikit orang yang tahu karena ekspedisinya masih sedikit," ungkapnya di Sekretariat Wanadri, Kamis 31 Oktober 2013.
Selain inisiasi, lanjut Togaf, ekspedisi yang beranggotakan 24 orang itu juga dimaksudkan untuk membuka informasi seluas-luasnya mengenai potensi alam di sekitar kawasan eksplorasi. Pasalnya, tim juga bakal melakukan pendataan sungai, habitat hingga kondisi sosial masyarakat yang dilintasi Sungai Kluet.
Asal tahu saja, lantaran masih menjadi bagian Taman Nasional Gunung Leuser, kawasan di sekitar Sungai Kluet diketahui memiliki kekayaan sumber daya alam. Namun karena medan yang sulit, banyak peneliti enggan masuk ke wilayah sana.
"Untuk mencapai titik awal pengarungan saja, Kami harus membuka jalur selama 6 hari. Kita bisa bayangkan bagaimana asri serta kayanya potensi biodivesitas di sana," katanya.
Manajer operasional ekspedisi, Reva Sumeru menambahkan, demi menyukseskan ekspedisi Kluet pihaknya telah melakukan latihan di beberapa sungai di Jawa seperti Cimandiri, Citarum, dan Cicatih. Hal tersebut ditujukan, guna menambah kemampuan serta jam terbang pengarung, hingga memberikan simulasi ekspedisi. Tim pun berencana melakukan pengarungan Sungai Progo di Jawa Tengah dalam waktu dekat.
"Walaupun grade-nya sedikit berbeda, namun pengarungan di Sungai Progo bisa menjadi simulasi untuk di Kluet. Kalau dihihitung, latihan untuk ekspedisi ini sekitar 5-6 bulan," cetus Reva yang merupakan anggota tim termuda (17 tahun).
Sekedar informasi, dalam ekspedisi Krueng Kluet, Wanadri telah bekerjasama dengan sejumlah pihak seperti TNI-AD dan Basarnas menyoal faktor keamanan serta upaya evakuasi korban jika terjadi kecelakaan. Di samping itu, organisasi penggiat alam asal Bandung itu juga bakal menggandeng pemerintah daerah setempat untuk masalah koordinasi perijinan hingga aksesbilitas. (Muhammad Togaf/mar)
Muhammad Togaf adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Â
Ketua Umum Ekspedisi, Muhammad Togaf mengungkapkan, rencana pengarungan Sungai Kluet bakal dilakukan pada April-Mei 2014. Togaf berharap, kehadiran ekspedisi tersebut bisa menjadi membangkitkan kegiatan olahraga arus deras di Indonesia.
"Sebenarnya olahraga arus deras dan kayak itu ada di Indonesia. Sayang, saat ini masih sedikit orang yang tahu karena ekspedisinya masih sedikit," ungkapnya di Sekretariat Wanadri, Kamis 31 Oktober 2013.
Selain inisiasi, lanjut Togaf, ekspedisi yang beranggotakan 24 orang itu juga dimaksudkan untuk membuka informasi seluas-luasnya mengenai potensi alam di sekitar kawasan eksplorasi. Pasalnya, tim juga bakal melakukan pendataan sungai, habitat hingga kondisi sosial masyarakat yang dilintasi Sungai Kluet.
Asal tahu saja, lantaran masih menjadi bagian Taman Nasional Gunung Leuser, kawasan di sekitar Sungai Kluet diketahui memiliki kekayaan sumber daya alam. Namun karena medan yang sulit, banyak peneliti enggan masuk ke wilayah sana.
"Untuk mencapai titik awal pengarungan saja, Kami harus membuka jalur selama 6 hari. Kita bisa bayangkan bagaimana asri serta kayanya potensi biodivesitas di sana," katanya.
Manajer operasional ekspedisi, Reva Sumeru menambahkan, demi menyukseskan ekspedisi Kluet pihaknya telah melakukan latihan di beberapa sungai di Jawa seperti Cimandiri, Citarum, dan Cicatih. Hal tersebut ditujukan, guna menambah kemampuan serta jam terbang pengarung, hingga memberikan simulasi ekspedisi. Tim pun berencana melakukan pengarungan Sungai Progo di Jawa Tengah dalam waktu dekat.
"Walaupun grade-nya sedikit berbeda, namun pengarungan di Sungai Progo bisa menjadi simulasi untuk di Kluet. Kalau dihihitung, latihan untuk ekspedisi ini sekitar 5-6 bulan," cetus Reva yang merupakan anggota tim termuda (17 tahun).
Sekedar informasi, dalam ekspedisi Krueng Kluet, Wanadri telah bekerjasama dengan sejumlah pihak seperti TNI-AD dan Basarnas menyoal faktor keamanan serta upaya evakuasi korban jika terjadi kecelakaan. Di samping itu, organisasi penggiat alam asal Bandung itu juga bakal menggandeng pemerintah daerah setempat untuk masalah koordinasi perijinan hingga aksesbilitas. (Muhammad Togaf/mar)
Muhammad Togaf adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.