Sukses

Makna Pertemuan SBY dan KADIN di Istana Bogor

Pengurus KADIN lama yang dipimpin Suryo Bambang Sulisto telah berhasil menyelenggarakan pertemuan khusus dengan Presiden SBY di Istana Bogor

Citizen6, Jakarta: Nampaknya pengurus Kamar Dagang Dan Industri Indonesia (KADIN) lama yang dipimpin Suryo Bambang Sulisto dalam rangka menujukkan eksistensinya pada 4 Nopember 2013 telah berhasil menyelenggarakan sebuah pertemuan khusus dengan Presiden SBY di Istana Bogor.

Pertemuan tersebut dalam rangka membahas peranan dunia usaha di masa depan. Namun dalam pemberitaan tersebut tidak disertai berita tertulis yang lengkap mengenai apa, siapa, mengapa dan bagaimananya, tetapi hanya merupakan cuplikan-cuplikan berita gambar.

Dalam pemberitaan gambar tersebut tidak nampak kehadiran para Menteri Bidang Ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II) atau tokoh-tokoh pengusaha nasional, maupun tokoh-tokoh KADIN tingkat Pusat. Sehingga cukup meragukan acara tersebut merupakan sebuah prakarsa yang didukung oleh tokoh-tokoh pemerintahan, khususnya yang bergerak di bidang ekonomi dan politik, serta para pengusaha nasional yang aktif terlibat dalam kancah pergolakan ekonomi dewasa ini. Selain itu, di sana tidak dikutip satu kalimat pun sambutan Presiden SBY dalam acara ini. Demikian pula tidak ada sambutan-sambutan dari pimpinan KADIN sebagai pengantar.

Peristiwa ini jelas merupakan bagian dari upaya Suryo Bambang Sulisto untuk menunjukkan eksistensi KADIN yang dipimpinnya dan sebagai sebuah gerilya politik yang dari sudut aksi cukup berhasil.

Sebagai sebuah aksi politik yang menggunakan media massa dalam upaya Suryo Bambang Sulisto mempertahankan posisi dan imagenya sebagai Ketua KADIN yang diakui Pemerintah tentu boleh dikatakan berhasil. Namun aksi politik yang berhasil tersebut sebenarnya telah mengorbankan kepemimpinan Presiden SBY, karena posisi Suryo B Sulisto sebenarnya sudah kosong dan tidak bermakna.

Acara ini jelas patut disesalkan karena menggambarkan tidak berfungsinya berbagai tokoh yang ada disekitar Istana sebagai penasihat Presiden. Acara ini menimbulkan pertanyaan, apakah Presiden SBY sudah well informed mengenai perkembangan di dalam KADIN Indonesia?

Secara politis, peristiwa ini menunjukkan kesemrawutan kepemimpinan sosial pemerintah. Karena jelas ada perpecahan dalam organisasi KADIN sebagai satu-satunya lembaga yang membina aktivitas dan peranan massyarakat yang bergerak  di bidang industri dan perdagangan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Namun pemerintah tidak dengan cepat menunjukkan kebijakan dan kebijaksanaannya.

Dilematis dan langkah selanjutnya Kadin Di bawah Rizal Ramli

Acara di Istana Bogor tanggal 4 Nopember 2013 yang berjudul Pertemuan Presiden dengan Pengurus KADIN, yang dikatakan membahas peranan pengusaha di masa depan, jelas merupakan sikap yang memihak kepada kepengurusan KADIN yang sudah tidak diakui lagi oleh sebagian besar anggotanya.  

Sikap ini dinilai berbagai kalangan hanya akan memperlemah KADIN Indonesia, karena akan menjauhkan KADIN dari kondisi yang lebih mantap sebagai partner Pemerintah. Para penasihat Presiden di Istana memang perlu disesali kurang tanggap terhadap situasi yang berkembang di KADIN dan seolah-olah menganggap mereka yang membentuk KADIN Baru hanyalah serkelompok "pembangkang" yang tidak perlu diladeni.

Namun, harus diakui acara di Istana Bogor pada 4 Nopember 2013 lalu ini menjadi pukulan bagi KADIN Baru pimpinan Rizal Ramli, karena acara tersebut akan membingungkan para anggota KADIN Indonesia di daerah. Hal inilah yang nampaknya sejak terbentuknya KADIN Baru belum menggugah Rizal Ramli untuk memecahkannya,  karena berbagai sikap kritis Rizal Ramli yang ditujukan kepada Pemerintah dalam masalah kebijakan dan kebijaksanaan ekonomi justru terasa masih lebih menonjol ekspresinya.

Posisi Rizal Ramli memang sulit, karena secara politis ia mempunyai berbagai sikap yang tidak sejalan derngan Pemerintah. Namun sebagai seorang ekonom dan aktivis pergerakan sosial, pikiran-pikiran pembaruannya sangat diperlukan oleh KADIN, agar KADIN lebih bisa mendukung program Pemerintah dibidang industri dan perdagangan.

Oleh sebab itu, Rizal Ramli perlu diingatkan, bahwa dalam sistem politik yang menganut adanya oposisi sekalipun, maka komunikasi antar semua fihak tetap harus dipelihara eksistensinya, bukan harus digariskan secara hitam putih garis front yang menandai permusuhan.

Secara elementer, nampaknya KADIN baru Pimpinan Rizal Ramli perlu sgera melengkapi agenda kegiatannya yaitu pertama, KADIN pimpinan Rizal Ramli perlu segera melengkapi susunan kepengurusannya. Harus sudah diupayakan berbagai unsur KADIN, seperti Komite, Asosiasi, dan lain-lain yang berkiblat kepada kepemimpinan Rizal Ramli. Kedua, KADIN segera mengumumkan Program Pembaharuannya. Ketiga, harus segera mendapat legitimasi dari Pemerintah. Keempat, segera melakukan road show untuk mensosialisasikan kepemimpinan maupun programnya. (Irfani Nurmaliah/mar)

Irfani Nurmaliah adalah penulis, pemerhati masalah, dan pewarta warga.

Mulai 6 November-15 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Jika Aku Punya Startup". Dapatkan 3 tiket masuk ke acara Startup Asia Jakarta 2013, yang masing-masing tiketnya bernilai Rp 3,3 jutaan ditambah merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.



Video Terkini