Citizen6, Bandar Lampung: Dalam waktu yang tak lama lagi pergerakan barang, modal, jasa, investasi, dan orang yang telah disepakati akan bebas keluar masuk di antara negara anggota ASEAN, tanpa hambatan baik tarif maupun non tarif.
Indonesia segera akan bergabung dalam masyarakat ekonomi ASEAN (AEC) 2015. Ini bisa menjadi peluang sekaligus hambatan. Jika kita tidak siap maka justru produk dari negara ASEAN lainnya yang akan menyerbu Indonesia. Saat ini pun, banyak produk impor yang masuk ke Indonesia.
Dalam beberapa hal, Indonesia dinilai belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Hal itu disebabkan daya saing ekonomi nasional dan daerah belum siap. Keterbatasan infrastruktur dalam negeri juga menjadi masalah krusial di masa mendatang. Persoalan ini tentunya harus diselesaikan oleh pemerintah dalam jangka waktu dua tahun mendatang.
Untuk itu perlu dalam AEC 2015 nanti, pemerintah perlu menyiapkan beberapa strategi, terutama terkait infrastruktur, tenaga kerja, dan iklim bisnis dalam negeri. Upaya yang sedang dan akan terus dilakukan dengan memanfaatkan pelabuhan dan bandara berstatus internasional serta PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) untuk meningkatkan promosi investasi di bidang infrastruktur yang harus disokong semua kalangan. Hal ini juga harus dibarengi dengan pasokan energi dan listrik agar dapat bersaing dengan negara yang memiliki infrastruktur yang lebih baik.
Persiapan menghadapi AEC 2015 mendatang seharusnya juga tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia (Kemendag), tetapi namun juga kementerian lainnya.
Di samping itu pemerintah harus menentukan bidang apa yang menjadi andalan Indonesia menghadapi AEC. Selama ini Indonesia dinilai tidak tahu sektor mana yang akan dibebaskan pada asing dan dikelola sendiri secara maksimal.
Kekuatan yang dimiliki Indonesia saat ini adalah industri di Indonesia yang sudah tumbuh 83 persen khususnya pada sektor peralatan listrik dan elektronik. Indonesia juga harus memanfaatkan potensi pasar di ASEAN yang begitu besar, yakni meliputi 10 negara dengan lebih dari 500 juta penduduk. Selain itu, Indonesia juga harus mampu memanfaatkan segala peluang dan kekuatan, untuk mampu melakukan investasi di negara-negara tetangga Indonesia yang termasuk dalam AEC 2015. (T Hardi Sujono/mar)
T Hardi Sujono adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat email: hardisujono@ymail.com
Mulai 6 November-15 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Jika Aku Punya Startup". Dapatkan 3 tiket masuk ke acara Startup Asia Jakarta 2013, yang masing-masing tiketnya bernilai Rp 3,3 jutaan ditambah merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Indonesia segera akan bergabung dalam masyarakat ekonomi ASEAN (AEC) 2015. Ini bisa menjadi peluang sekaligus hambatan. Jika kita tidak siap maka justru produk dari negara ASEAN lainnya yang akan menyerbu Indonesia. Saat ini pun, banyak produk impor yang masuk ke Indonesia.
Dalam beberapa hal, Indonesia dinilai belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Hal itu disebabkan daya saing ekonomi nasional dan daerah belum siap. Keterbatasan infrastruktur dalam negeri juga menjadi masalah krusial di masa mendatang. Persoalan ini tentunya harus diselesaikan oleh pemerintah dalam jangka waktu dua tahun mendatang.
Untuk itu perlu dalam AEC 2015 nanti, pemerintah perlu menyiapkan beberapa strategi, terutama terkait infrastruktur, tenaga kerja, dan iklim bisnis dalam negeri. Upaya yang sedang dan akan terus dilakukan dengan memanfaatkan pelabuhan dan bandara berstatus internasional serta PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) untuk meningkatkan promosi investasi di bidang infrastruktur yang harus disokong semua kalangan. Hal ini juga harus dibarengi dengan pasokan energi dan listrik agar dapat bersaing dengan negara yang memiliki infrastruktur yang lebih baik.
Persiapan menghadapi AEC 2015 mendatang seharusnya juga tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia (Kemendag), tetapi namun juga kementerian lainnya.
Di samping itu pemerintah harus menentukan bidang apa yang menjadi andalan Indonesia menghadapi AEC. Selama ini Indonesia dinilai tidak tahu sektor mana yang akan dibebaskan pada asing dan dikelola sendiri secara maksimal.
Kekuatan yang dimiliki Indonesia saat ini adalah industri di Indonesia yang sudah tumbuh 83 persen khususnya pada sektor peralatan listrik dan elektronik. Indonesia juga harus memanfaatkan potensi pasar di ASEAN yang begitu besar, yakni meliputi 10 negara dengan lebih dari 500 juta penduduk. Selain itu, Indonesia juga harus mampu memanfaatkan segala peluang dan kekuatan, untuk mampu melakukan investasi di negara-negara tetangga Indonesia yang termasuk dalam AEC 2015. (T Hardi Sujono/mar)
T Hardi Sujono adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat email: hardisujono@ymail.com
Mulai 6 November-15 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Jika Aku Punya Startup". Dapatkan 3 tiket masuk ke acara Startup Asia Jakarta 2013, yang masing-masing tiketnya bernilai Rp 3,3 jutaan ditambah merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.