Citizen6, Yogyakarta: Forum Studi dan Diskusi Ekonomi (FSDE) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada 16 November 2013 mengadakan Seminar Internasional bertajuk "The Role of Public and Private Sector in Combating Inequality". Seminar ini merupakan acara terbesar dari rangkaian acara tahunan yang diselenggarakan oleh FSDE UGM. Acara yang berlangsung di Auditorium Magister Manajemen UGM mengangkat issu ekonomi tentang bagaimana menghadapi dan menyelesaikan masalah ketidaksetaran ekonomi global. Seminar ini dihadiri dari berbagai kalangan baik dari mahasiswa, dosen maupun kalangan umum.
Acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan tahunan yang rutin dilakukan setiap tahun oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sebelumnya telah diadakan Kompetisi Ekonomi Nasional yang dijuarai oleh SMA N 3 Denpasar, SMA Taruna Nusantara dan SMAN 1 Bogor. Selain itu FSDE juga mengadakan International Challenge on Economic Ideas, yaitu lomba paper dengan kategori umur 18 sampai dengan 25 tahun.
"Saat ini grafik kemiskinan dan pengangguran di dunia terus menurun, namun kesenjangan ekonomi global terus meningkat, terutama dalam hal ekonomi. Melalui seminar ini kita bisa mengetahui tentang penyebab dan solusi tentang hal itu dari pembicara yang kompeten di bidangnya" ujar Juanita Fathul Amani, Ketua Penyelenggara Seminar Internasional tersebut.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Phd mengatakan bahwa seminar ini diharapkan bisa menjadi sarana diskusi tentang isu ekonomi dan mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Dalam seminar yang dimoderatori oleh Dalton Tanonaka, mendatangkan beberapa pembicara dari berbagai sektor seperti sektor publik dengan pembicara dari Direktur Jendral Pajak Fuad Rahmany, dari sektor privat Randi Anto, Direktur PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk, dari bagian researcher Vivi Alatas (World Bank), Mentri Bappenas RI Arminda S. Alisyahbana dan Elan Satriawan dari sektor akademisi ekonomi FEB UGM.
Masing-masing pembicara memberi gambaran umum tentang kesenjangan ekonomi dan cara mengatasinya. Kesenjangan merupakan masalah global yang terjadi di berbagai negara, tidak hanya ada di Indonesia. Menurut Mentri Bappenas RI, Arminda S. Alisyahbana kesenjangan dapat dilihat dari berbagai sisi seperti ketersediaan air bersih, pendidikan dan sarana lainya. Kesenjangan ekonomi yang ada disebabkan oleh ketidaksetaraan kesempatan yang dimiliki oleh setiap orang yang bisa dilihat dari kelahiran, sekolah, pengangguran dan keluarga.
"Kesenjangan ini dapat diatasi dengan meningkatkan strategi dan kebijakan pemerintah dan meningkatkan sarana pendidikan untuk mendapatkan kemampuan dalam pasar kerja" ujar Mentri Bappenas saat mengisi acara.
Elan Satriawan menambahkan bahwa dalam menghadapi kesenjangan ekonomi dapat dilakukan dengan mengefisiensi kebijakan fiskal yang ada serta membuat pertumbuhan memberi manfaat bagi semua lapisan. Dari pandangan sektor publik, lemahnya kesadaran untuk membayar pajak dan bergantungnya pendapatan pajak terhadap sektor formal berskala besar dan tradable sector adalah salah satu masalah utama dalam perspektif keadilan dan peningkatan kesejahteraan. Menurut Vivi Alatas, dalam menghadapi kesenjangan diperlukan juga bagaimana cara mengelola berbagai sumber daya yang ada dengan tepat.
Bagian yang paling menarik dari seminar ini adalah saat sesi tanya jawab yang memunculkan banyak pertanyaan kritis dari berbagai kalangan yang menghadiri seminar tersebut yang berhubungan dengan isu kesenjangan ekonomi global.
"Acara seminar ini sangat menarik, selain dapat menambah wawasan terkait issu ekonomi global, penyampaian materi yang menggunakan pengantar bahasa inggris juga menambah pengalaman dan dapat sekaligus menjadi sarana belajar saya dalam berbahasa asing" ujar Anggi, salah satu peserta seminar yang hadir.
"Dari seminar ini harapannya akan muncul pandangan serta kebijakan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi global dan para peserta dapat membagikan informasi yang telah didapatkan dalam seminar ini ke orang-orang terdekatnya", ujar master of ceremony sembari menutup acara tersebut. (Haninda Rafi Windiastuti/bnu)
Haninda Rafi Windiastuti adalah pewarta warga dan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro, Semarang.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan tahunan yang rutin dilakukan setiap tahun oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sebelumnya telah diadakan Kompetisi Ekonomi Nasional yang dijuarai oleh SMA N 3 Denpasar, SMA Taruna Nusantara dan SMAN 1 Bogor. Selain itu FSDE juga mengadakan International Challenge on Economic Ideas, yaitu lomba paper dengan kategori umur 18 sampai dengan 25 tahun.
"Saat ini grafik kemiskinan dan pengangguran di dunia terus menurun, namun kesenjangan ekonomi global terus meningkat, terutama dalam hal ekonomi. Melalui seminar ini kita bisa mengetahui tentang penyebab dan solusi tentang hal itu dari pembicara yang kompeten di bidangnya" ujar Juanita Fathul Amani, Ketua Penyelenggara Seminar Internasional tersebut.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Phd mengatakan bahwa seminar ini diharapkan bisa menjadi sarana diskusi tentang isu ekonomi dan mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Dalam seminar yang dimoderatori oleh Dalton Tanonaka, mendatangkan beberapa pembicara dari berbagai sektor seperti sektor publik dengan pembicara dari Direktur Jendral Pajak Fuad Rahmany, dari sektor privat Randi Anto, Direktur PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk, dari bagian researcher Vivi Alatas (World Bank), Mentri Bappenas RI Arminda S. Alisyahbana dan Elan Satriawan dari sektor akademisi ekonomi FEB UGM.
Masing-masing pembicara memberi gambaran umum tentang kesenjangan ekonomi dan cara mengatasinya. Kesenjangan merupakan masalah global yang terjadi di berbagai negara, tidak hanya ada di Indonesia. Menurut Mentri Bappenas RI, Arminda S. Alisyahbana kesenjangan dapat dilihat dari berbagai sisi seperti ketersediaan air bersih, pendidikan dan sarana lainya. Kesenjangan ekonomi yang ada disebabkan oleh ketidaksetaraan kesempatan yang dimiliki oleh setiap orang yang bisa dilihat dari kelahiran, sekolah, pengangguran dan keluarga.
"Kesenjangan ini dapat diatasi dengan meningkatkan strategi dan kebijakan pemerintah dan meningkatkan sarana pendidikan untuk mendapatkan kemampuan dalam pasar kerja" ujar Mentri Bappenas saat mengisi acara.
Elan Satriawan menambahkan bahwa dalam menghadapi kesenjangan ekonomi dapat dilakukan dengan mengefisiensi kebijakan fiskal yang ada serta membuat pertumbuhan memberi manfaat bagi semua lapisan. Dari pandangan sektor publik, lemahnya kesadaran untuk membayar pajak dan bergantungnya pendapatan pajak terhadap sektor formal berskala besar dan tradable sector adalah salah satu masalah utama dalam perspektif keadilan dan peningkatan kesejahteraan. Menurut Vivi Alatas, dalam menghadapi kesenjangan diperlukan juga bagaimana cara mengelola berbagai sumber daya yang ada dengan tepat.
Bagian yang paling menarik dari seminar ini adalah saat sesi tanya jawab yang memunculkan banyak pertanyaan kritis dari berbagai kalangan yang menghadiri seminar tersebut yang berhubungan dengan isu kesenjangan ekonomi global.
"Acara seminar ini sangat menarik, selain dapat menambah wawasan terkait issu ekonomi global, penyampaian materi yang menggunakan pengantar bahasa inggris juga menambah pengalaman dan dapat sekaligus menjadi sarana belajar saya dalam berbahasa asing" ujar Anggi, salah satu peserta seminar yang hadir.
"Dari seminar ini harapannya akan muncul pandangan serta kebijakan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi global dan para peserta dapat membagikan informasi yang telah didapatkan dalam seminar ini ke orang-orang terdekatnya", ujar master of ceremony sembari menutup acara tersebut. (Haninda Rafi Windiastuti/bnu)
Haninda Rafi Windiastuti adalah pewarta warga dan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro, Semarang.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.