Sukses

Mr Edi Vatoni, Sosok yang Mengajar dengan Hati

Mr Edi Vatoni, sSosok yang baik hati, murah senyum, dan memiliki tatapan tajam yang penuh dengan cahaya positif.

Citizen6, Jambi: "My name is M Shabirin And you can call me birin. I’m from senior high school number one kuala tungkal.."

Itulah kalimat pertama yang saat itu saya ucapkan di sebuah kelas sederhana berlapis dinding triplek berwarna putih. Di sanalah awal perkenalan dengan seorang lelaki berumur 39 tahun. Beliau bernama Mr Edi Vatoni. Sosok yang baik hati, murah senyum, dan memiliki tatapan tajam yang penuh dengan cahaya positif.

Semua hal tentangnya sudah sering saya dengar di sekolah. Cerita tentang sosoknya yang sangat baik, saya dapatkan dari teman sekelas hingga kakak-kakak senior di sekolah. Mereka mengenalnya dengan sangat baik. Seorang pengajar Bahasa Inggris di sebuah tempat kursus yang ia bangun sendiri. Dari cerita tersebut, saya pun bergabung di tempatnya, karena penasaran dengan sosoknya. "Dia sering memotivasi kami", itulah kalimat yang sering aku dengar ketika teman-temanku bercerita tentang sosoknya.

Sosok inspiratif

Mr Edi Vatoni selalu memberikan motivasi untuk semua murid-muridnya. Ia punya sesi khusus untuk menanyai satu-persatu muridnya secara dalam. Tidak hanya mengajarkan kami tentang english grammar, tetapi juga mengajarkan kami tentang membangun pribadi kami. Melatih mental hingga mampu berbicara hebat di depan umum. Ia berani membuka sebuah lembaga kursus dengan kemampuan berbahasa inggrisnya yang hebat. Siapa sangka, modal ilmunya hanya ia dapat dari sebuah buku pintar berbahasa inggris. Buku belajar yang ia beli sewaktu kecil, tepat setelah timbul rasa keingintahuannya untuk belajar bahasa inggris.

Diceritakan, saat itu ia bertemu dengan seorang turis asing dan ingin sekali berbicara dengannya. Tetapi ia tidak punya  keberanian untuk menemui orang itu. Tetapi ia mencoba mengumpulkan keberanian itu, hingga akhirnya mendekatinya, hanya untuk sekedar menyapa. Dari buku itulah, ia belajar bahasa inggris. Belajar dengan dirinya sendiri. Buku itu pun masih ia pegang hingga SMA. Hingga, suatu ketika, ia sangat sedih ketika kehilangan buku itu. Dan, siapa sangka? Ia bisa menjadi seorang guru bahasa inggris dan mendirikan tempat kursus, tanpa sebuah titel. Yaaa, dia hanya seorang lulusan SMA. Tapi ia punya segudang pengalaman yang ia coretkan di atas puluhan piagam. Pengalamannya, membuat sosok Mr Edi selalu ingin terus memotivasi kami, dan memberikan masukan yang sangat berarti.

Bahasa Inggrisku berkembang

Sejak sekolah dasar, saya sudah mengikuti kursus bahasa inggris. Karena, merasa tidak cocok, setiap kali berpindah tempat. Tetapi sejak 1 tahun yang lalu, ketika bertemu dengan Mr Edi, pesonanya mengalahkan semua guru bahasa inggris yang pernah saya kenal. Berbeda dengan guru bahasa Inggris lainnya, ia mengajarkan kami dengan metodenya sendiri. Di situ saya merasakan, belajar bahasa Inggris menjadi lebih menyenangkan. Awalnya hanya bisa merangkai dan menterjemahkan, saat ini bisa berbicara dengan cukup fasih.

Bahasa Inggris saya pun berkembang, jauh sangat berkembang dari waktu itu. Mental pun juga terbangun, begitu saya mengikuti berbagai event. Sangat jauh berbeda dari yang dulu.

Our English Class

Hal ini dirasakan yang sama oleh teman-teman. Mereka bilang,"I have progress". Ada 16 orang di kelas itu, mulai dari anak SMP hingga SMA. Kita sama-sama sudah punya kemajuan yang pesat. Kami tidak hanya diajarkan tentang standart of English, namun kami diajarkan untuk selayaknya menjadi seorang guru.

"Kalian itu sudah profesional," ucap beliau. Ini adalah metodenya dalam membangun karakter kami. Membuat kami mempersiapkan materi, untuk diajarkan ke kelas lain yang kosong. Mental kami dibangun di sana, untuk berani tampil, maju, dan berbicara di depan orang lain. Kami masuk ke dalam kelas lain, dan mengajar bahasa Inggris dengan ilmu dan kemampuan kami.

Selain itu, kepeduliannya sangat berarti bagi murid-muridnya. Kepeduliannya merubah seorang anak SD yang sangat pasif menjadi seseorang yang paling aktif, nomor satu, dan paling diandalkan di SMP. Mr Edi juga membakar semangat muridnya hingga bisa menyaingi rangking orang yang paling pintar di sekolahnya. Bahkan, ia masih membekali dan memotivasi muridnya yang telah menjadi mahasiswa, hingga menjadi seorang assisten dosen, mendapat beasiswa, hingga bisa ikut pertukaran pelajar ke luar negeri.

Motivasi yang diberikan tidak hanya sekedar tentang bahasa inggris, tapi dalam lingkup yang luas dan mendalam. Semua itu ia lakukan, karena beliau sangat  peduli dengan semua murid-muridnya. Dia bekerja dengan hatinya. Sekarang fisik Mr Edi melemah. Ia punya  penyakit diabetes di dalam tubuhnya. Terkadang, hal itu membuatnya harus berulang kali dirawat di rumah sakit. Meskipun begitu, ia masih terus berusaha untuk meluangkan waktu, walau kondisinya tidak selalu fit. Selang beberapa bulan, penyakitnya semakin parah. Komplikasi penyakit menggrogoti tubuhnya. Ia semakin melemah dan kaki membengkak, karena ada semacam cairan yang mengisi di dalamnya. Hingga akhirnya ia sudah tidak sanggup lagi dan pergi meninggalkan dunia ini di usianya yang baru 40 tahun pada 31 Agustus 2013.

Terimakasih untuk semuanya, sir. Terimakasih atas bekalnya. See you sir, nice to meet you too. (M Shabirin/mar)

M Shabirin adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.