Citizen6, Jakarta: Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang berbatasan dengan 10 negara tetangga di darat dan di laut. Di laut, Indonesia berbatasan dengan India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste, dan Papua New Guinea. Sedangkan di darat Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Timor Leste, dan Papua New Guinea.
Kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga tersebar di 12 provinsi yaitu : (i) NAD, (ii) Sumatera Utara, (iii) Riau, (iv) Kepulauan Riau, (v) Kalimantan Barat, (vi) Kalimantan Timur, (vii) Sulawesi Utara, (viii) Maluku; (ix) Maluku Utara; (x) Nusa Tenggara Timur; (xi) Papua, dan (xii) Papua Barat. Setidaknya, terdapat 38 wilayah kabupaten/kota di kawasan perbatasan yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga, serta perlu memperoleh perhatian khusus.
Daerah perbatasan merupakan beranda dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Sebagai beranda NKRI, daerah perbatasan memiliki peran dan fungsi yang sangat vital untuk menjaga NKRI dari berbagai propaganda negara tetangga. Pengembangan kawasan perbatasan sangat penting, sebagai upaya untuk mewujudkan hak kedaulatan NKRI sebagai sebuah negara yang merdeka.
Pengembangan kawasan perbatasan juga diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan, yang karena lokasinya yang terpencil dan jauh dari pusat-pusat pertumbuhan ekonom, dalam hal ini wilayah perkotaan, sehingga masyarakat di wilayah perbatasan sangat minim mendapatkan informasi yang akurat dakn perkembangan kemajuan dunia. Hal ini sangat berbahaya bagi kedaulatan NKRI, karena bentuk-bentuk propaganda diera modern seperti saat ini, tidak lagi menggunakan kekuatan fisik, tetapi menggunakan berbagai strategi yang mengandalkan kemajuan Ilmu Teknologi ( IT). Untuk itu, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal ini sangat penting ditinjau dari aspek teknologi Informasi.
Bumi Indonesia yang kaya raya sumberdaya alam, akan membuat bangsa-bangsa lain berupaya untuk memilikinya, karena banyak negara-negara di dunia ini yang tidak mempunyai kekayaan sebesar yang dimiliki negara Indonesia. Hal ini menjadi satu kekhwatiran tersendiri untuk Indonesia. Dan masyarakat di wilayah perbatasan memiliki tanggungjawab yang sangat besar untuk menjaga dan mengawal agar sumber daya alam kita tidak direbut negara tetangga. Untuk itu perlu ada upaya dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat perbatasan akan perkembangan dunia dan kemajuan Indonesia. Yang lebih penting bagaimana masyarakat perbatasan tumbuh dan kuat semangat nasionalismenya.
Hal ini memerlukan kerjasama yang erat dari semua pihak secara sinergis, baik antar instansi di tingkat pusat maupun antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, Lembaga Swadaya masyarakat ( LSM), masyarakat dan organisasi-organisasi masyarakat lainnya. Masing-masing pihak mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda satu sama lain, namun secara bersama-sama semuanya menyatu pada upaya membangun wilayah Negara Kesatuan Repubik Indonesia yang kuat, berdaulat dan sejahtera.    Â
Seiring tingginya kesadaran akan arti penting daerah perbatasan, pemerintah Indonesia terus memberikan perhatian khusus kepada daerah ini. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat, melalui penguatan pendidikan di sektor pendidikan, upaya untuk memajukan wilayah perbatasan masih terbuka luas. Terobosan yang bisa ditempuh saat ini adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
   Â
TIK dengan berbagai pengembangannya dapat dimanfaatkan untuk mendistribusikan materi pelajaran, mensupport para guru dan siswa, hingga mengendalikan metode pengajaran dan pembelajaran jarak jauh. Pendek kata, pemanfaatan TIK untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah perbatasan bisa memangkas jarak, waktu, serta biaya. Kelebihan tersebut bisa diwujudkan sepanjang tersedianya infrastruktur yang memadai antar titik yang terhubung (point to point connection). Hal tersebut senada dengan pendapat Rosenberg (2001) yang menyatakan penggunaan TIK ada 5 (lima) pergeseran dalam proses pembelajaran, seperti; dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, dari kertas ke "on line" atau saluran, fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dari waktu siklus ke waktu nyata.
Pemanfaatan TIK di daaerah perbatasan bisa pula dipahami sebagai upaya membuka pintu masuk (access point) bagi pelaku pendidikan lokal agar senantiasa terhubung dengan dunia luar. Dengan adanya keterhubungan ini arus informasi dan transfer pengetahuan bisa terus terjadi melalui saluran yang disediakan. Internet sebagai salah satu pengembangan TIK sangat potensial untuk diaplikasikan sebagai media pembelajaran. Kehadiran internet diakui telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan.
Dengan kemajuan teknologi informasi kita dapat memanfaatkan internet untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan menyebarkan berbagai informasi yang ada. Dengan bantuan perkembangan IT kita juga dapat membantu untuk meningkatkan semangat nasionalisme anak bangsa di daerah perbatasan, seperti memberikan bantuan internat beserta segala fasilitasnya, seperti membangunkan menara untuk menguatkan sinyal, sehingga dengan mudah masyarakat di perbatasan berkomunikasi dengan masyarakat di seluruh Indonesia.
Bantuan IT juga sangat penting bagi masyarakat di perbatasan sehingga mereka tidak usah mencari informasi sampai ke negara tetangga. Perlu juga dibangunkan perpustakaan digital yang memuat berbagai bahan yang dapat membantu masyarakat di perbatasan. Pembuatan satu sarana umum untuk menikmati tontanan juga sangat penting di bangun di semua wilayah perbatasan, sehingga bisa sering-sering di putarkan film-film yang berbau nasionalisme dan perjuangan bangsa Indonesia. (mar)
Penulis
Yudistira darmawan W (Peneliti muda pada Lembaga Kajian Nusantara Bersatu)
Jakarta, konig.wijaya13@gmail.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga tersebar di 12 provinsi yaitu : (i) NAD, (ii) Sumatera Utara, (iii) Riau, (iv) Kepulauan Riau, (v) Kalimantan Barat, (vi) Kalimantan Timur, (vii) Sulawesi Utara, (viii) Maluku; (ix) Maluku Utara; (x) Nusa Tenggara Timur; (xi) Papua, dan (xii) Papua Barat. Setidaknya, terdapat 38 wilayah kabupaten/kota di kawasan perbatasan yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga, serta perlu memperoleh perhatian khusus.
Daerah perbatasan merupakan beranda dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Sebagai beranda NKRI, daerah perbatasan memiliki peran dan fungsi yang sangat vital untuk menjaga NKRI dari berbagai propaganda negara tetangga. Pengembangan kawasan perbatasan sangat penting, sebagai upaya untuk mewujudkan hak kedaulatan NKRI sebagai sebuah negara yang merdeka.
Pengembangan kawasan perbatasan juga diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan, yang karena lokasinya yang terpencil dan jauh dari pusat-pusat pertumbuhan ekonom, dalam hal ini wilayah perkotaan, sehingga masyarakat di wilayah perbatasan sangat minim mendapatkan informasi yang akurat dakn perkembangan kemajuan dunia. Hal ini sangat berbahaya bagi kedaulatan NKRI, karena bentuk-bentuk propaganda diera modern seperti saat ini, tidak lagi menggunakan kekuatan fisik, tetapi menggunakan berbagai strategi yang mengandalkan kemajuan Ilmu Teknologi ( IT). Untuk itu, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal ini sangat penting ditinjau dari aspek teknologi Informasi.
Bumi Indonesia yang kaya raya sumberdaya alam, akan membuat bangsa-bangsa lain berupaya untuk memilikinya, karena banyak negara-negara di dunia ini yang tidak mempunyai kekayaan sebesar yang dimiliki negara Indonesia. Hal ini menjadi satu kekhwatiran tersendiri untuk Indonesia. Dan masyarakat di wilayah perbatasan memiliki tanggungjawab yang sangat besar untuk menjaga dan mengawal agar sumber daya alam kita tidak direbut negara tetangga. Untuk itu perlu ada upaya dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat perbatasan akan perkembangan dunia dan kemajuan Indonesia. Yang lebih penting bagaimana masyarakat perbatasan tumbuh dan kuat semangat nasionalismenya.
Hal ini memerlukan kerjasama yang erat dari semua pihak secara sinergis, baik antar instansi di tingkat pusat maupun antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, Lembaga Swadaya masyarakat ( LSM), masyarakat dan organisasi-organisasi masyarakat lainnya. Masing-masing pihak mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda satu sama lain, namun secara bersama-sama semuanya menyatu pada upaya membangun wilayah Negara Kesatuan Repubik Indonesia yang kuat, berdaulat dan sejahtera.    Â
Seiring tingginya kesadaran akan arti penting daerah perbatasan, pemerintah Indonesia terus memberikan perhatian khusus kepada daerah ini. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat, melalui penguatan pendidikan di sektor pendidikan, upaya untuk memajukan wilayah perbatasan masih terbuka luas. Terobosan yang bisa ditempuh saat ini adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
   Â
TIK dengan berbagai pengembangannya dapat dimanfaatkan untuk mendistribusikan materi pelajaran, mensupport para guru dan siswa, hingga mengendalikan metode pengajaran dan pembelajaran jarak jauh. Pendek kata, pemanfaatan TIK untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah perbatasan bisa memangkas jarak, waktu, serta biaya. Kelebihan tersebut bisa diwujudkan sepanjang tersedianya infrastruktur yang memadai antar titik yang terhubung (point to point connection). Hal tersebut senada dengan pendapat Rosenberg (2001) yang menyatakan penggunaan TIK ada 5 (lima) pergeseran dalam proses pembelajaran, seperti; dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, dari kertas ke "on line" atau saluran, fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dari waktu siklus ke waktu nyata.
Pemanfaatan TIK di daaerah perbatasan bisa pula dipahami sebagai upaya membuka pintu masuk (access point) bagi pelaku pendidikan lokal agar senantiasa terhubung dengan dunia luar. Dengan adanya keterhubungan ini arus informasi dan transfer pengetahuan bisa terus terjadi melalui saluran yang disediakan. Internet sebagai salah satu pengembangan TIK sangat potensial untuk diaplikasikan sebagai media pembelajaran. Kehadiran internet diakui telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan.
Dengan kemajuan teknologi informasi kita dapat memanfaatkan internet untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan menyebarkan berbagai informasi yang ada. Dengan bantuan perkembangan IT kita juga dapat membantu untuk meningkatkan semangat nasionalisme anak bangsa di daerah perbatasan, seperti memberikan bantuan internat beserta segala fasilitasnya, seperti membangunkan menara untuk menguatkan sinyal, sehingga dengan mudah masyarakat di perbatasan berkomunikasi dengan masyarakat di seluruh Indonesia.
Bantuan IT juga sangat penting bagi masyarakat di perbatasan sehingga mereka tidak usah mencari informasi sampai ke negara tetangga. Perlu juga dibangunkan perpustakaan digital yang memuat berbagai bahan yang dapat membantu masyarakat di perbatasan. Pembuatan satu sarana umum untuk menikmati tontanan juga sangat penting di bangun di semua wilayah perbatasan, sehingga bisa sering-sering di putarkan film-film yang berbau nasionalisme dan perjuangan bangsa Indonesia. (mar)
Penulis
Yudistira darmawan W (Peneliti muda pada Lembaga Kajian Nusantara Bersatu)
Jakarta, konig.wijaya13@gmail.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.