Citizen6, Semarang: Siapa sih yang tidak tahu Bali? Pulau satu ini memang memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Budayanya yang masih kental dan riuhnya suara ombak memang menjadi ciri khas Bali itu sendiri. Tidak ketinggalan kuliner khas Bali yang terbilang agak 'nyentrik' dan tidak biasa. Salah satu kulinernya adalah Rujak Kuah Pindang.
Berbeda dengan rujak pada umumnya seperti rujak manis, rujak kuah pindang memiliki rasa yang khas gurih, pedas dan sedikit amis. Rujak khas Bali ini sering menjadi menu wajib bagi setiap rumah makan di Bali. Jadi tak akan sulit lagi untuk mencari rujak kuah pindang di sekitaran Bali. Rujak kuah pindang ini memiliki tekstur yang encer dengan rasa yang gurih dan sedikit amis, karena kuahnya terbuat dari rebusan kepala ikan Tongkol atau ikan Slungsung. Walaupun terbuat dari rebusan kepala ikan, soal rasa jangan diragukan. Justru rebusan kepala ikan inilah cita rasa utama dari rujak ini.
Bahan lain dalam pembuatan rujak kuah pindang adalah terasi, garam, dan juga cabai untuk menambah rasa pedasnya. Bahan-bahan ini diulek hingga halus lalu dicampur dengan rebusan kepala ikan tersebut. Air rebusan kepala ikan ini sebelumnya juga dicampur dengan daun salam dan serai untuk menambah aroma dan rasa yang dihasilkan. Setelah bumbu kuah sudah jadi, kuah pindang ini akan disiramkan diatas buah-buahan yang diiris tipis agar kuahnya lebih meresap.
Banyak jenis buah yang dapat dicampur ke dalam rujak kuah pindang ini seperti manga muda, bengkoang, kedondong, jambu, timun , dan pepaya muda. Namun, masyarakat Bali sendiri lebih memilih mencampurkan buah manga muda dan bengkoang dalam campuran rujak kuah pindang mereka untuk mendapatkan rasa yang asam, gurih, pedas, dan manis yang pas. Penikmatnya pun bukan hanya dari kalangan lokal, namun juga dari wisatawan domestik. Terutama penikmat rujak dan pecinta kuliner yang pedas akan menjadikan makanan ini menjadi 'most-wanted culinary' dalam daftar mereka.
Soal harga Anda tidak perlu khawatir. Karena hanya dengan merogoh kocek sekitar Rp 5 ribu-Rp 6 ribu saja, kita dapat menikmati rujak khas Bali ini. Begitu sekali mencoba, Anda pasti langsung ketagihan. Jadi, belum ke Bali rasanya kalau belum mencicipi makanan yang satu in
Penulis
Reza Mutia Adi Cahyani
Semarang, rezamoexxx@gmail.com
Baca juga:
Pecinta Kuliner Harus Perhatikan 6 Hal Ini
Pos Ketan Legenda 1967, Tujuan Wajib di `Kota Batu`
Menikmati Nasi Pecel 'Perjuangan' di Bawah Tenda
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Berbeda dengan rujak pada umumnya seperti rujak manis, rujak kuah pindang memiliki rasa yang khas gurih, pedas dan sedikit amis. Rujak khas Bali ini sering menjadi menu wajib bagi setiap rumah makan di Bali. Jadi tak akan sulit lagi untuk mencari rujak kuah pindang di sekitaran Bali. Rujak kuah pindang ini memiliki tekstur yang encer dengan rasa yang gurih dan sedikit amis, karena kuahnya terbuat dari rebusan kepala ikan Tongkol atau ikan Slungsung. Walaupun terbuat dari rebusan kepala ikan, soal rasa jangan diragukan. Justru rebusan kepala ikan inilah cita rasa utama dari rujak ini.
Bahan lain dalam pembuatan rujak kuah pindang adalah terasi, garam, dan juga cabai untuk menambah rasa pedasnya. Bahan-bahan ini diulek hingga halus lalu dicampur dengan rebusan kepala ikan tersebut. Air rebusan kepala ikan ini sebelumnya juga dicampur dengan daun salam dan serai untuk menambah aroma dan rasa yang dihasilkan. Setelah bumbu kuah sudah jadi, kuah pindang ini akan disiramkan diatas buah-buahan yang diiris tipis agar kuahnya lebih meresap.
Banyak jenis buah yang dapat dicampur ke dalam rujak kuah pindang ini seperti manga muda, bengkoang, kedondong, jambu, timun , dan pepaya muda. Namun, masyarakat Bali sendiri lebih memilih mencampurkan buah manga muda dan bengkoang dalam campuran rujak kuah pindang mereka untuk mendapatkan rasa yang asam, gurih, pedas, dan manis yang pas. Penikmatnya pun bukan hanya dari kalangan lokal, namun juga dari wisatawan domestik. Terutama penikmat rujak dan pecinta kuliner yang pedas akan menjadikan makanan ini menjadi 'most-wanted culinary' dalam daftar mereka.
Soal harga Anda tidak perlu khawatir. Karena hanya dengan merogoh kocek sekitar Rp 5 ribu-Rp 6 ribu saja, kita dapat menikmati rujak khas Bali ini. Begitu sekali mencoba, Anda pasti langsung ketagihan. Jadi, belum ke Bali rasanya kalau belum mencicipi makanan yang satu in
Penulis
Reza Mutia Adi Cahyani
Semarang, rezamoexxx@gmail.com
Baca juga:
Pecinta Kuliner Harus Perhatikan 6 Hal Ini
Pos Ketan Legenda 1967, Tujuan Wajib di `Kota Batu`
Menikmati Nasi Pecel 'Perjuangan' di Bawah Tenda
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.