Citizen6, Yogyakarta: Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan, karena di dalamnya mengandung zat-zat yang sangat berbahaya, seperti nikotin, sianida, cadium, methanol, amnonia, karbondioksida, dan lain-lain. Dari situ kita bisa melihat bahwa merokok dapat menyebabkan kematian. Bahkan dari beberapa pakar kesehatan ada yang mengatakan, merokok dapat mengurangi nyawa seseorang sedikit demi sedikit.
Sering kita jumpai dikalangan perokok bukan hanya dari orangtua saja, tetapi anak-anak pun sudah mulai mengonsumsinya. Tempat yang sering kita jumpai bagi para perokok diusia dini antara lain tempat borjo, angkringan atau di warnet. Hal ini tentunya menjadi salah satu keperihatinan bagi kita semua, karena para perokok diusia dini semakin banyak dan tidak memikirkan bagaimana penyakit atau dampak dari rokok bagi kesehatan.
Sebut saja (RN). Dia adalah anak yang baru berusia 10th tetapi dia adalah perokok berat. Anak tersebut sehari bisa menghabiskan sekitar 1 bungkus rokok per harinya. Dia tidak pernah berfikir bahwa rokok itu hanya akan mengkakibatkan kerusakan atau terkena penyakit yang terjadi pada kesehatannya. Di dalam benaknya, dengan mengonsumsi rokok bisa menciptakaan rasa kenikmatan, ketenangan pada dirinya.
Ketika ditanya, apa orangtuanya mengetahui kalau ia seoarang perokok berat? RN menjawab tidak. Karena jika sampai orangtuanya tahu kalau ia perokok berat, maka dirinya akan dihukum.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan banyak sekali faktor yang mempengaruhi agar dirinya mengonsumsi rokok. Bisa dipengaruhi faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya.
Rokok sudah menjadi makanan sehari-hari oleh para kalangan anak usia dini. Dikarenakan rokok sudah seperti sumber ketenangan pada dirinya, padahal rokok sangat berbahaya sekali untuk kesehatannya. Dari rokok pun juga bisa mempengarui untuk mengonsumsi obat-obatan yang terlarang. Di sinilah peran orangtua harus lebih aktif mengawasi anak-anaknya dalam setiap pergaulan. Jika tidak, sudah pasti pergaulan yang tidak jelas akan mengakibatkan anak melakukan atau mencoba-coba dengan hal-hal yang berunsur negatif.
Jumlah perokok dikalangan usia dini semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Keadaan ini tentunya sangat memprihatinkan, karena bukan hanya perokok usia dini saja yang membahayakan kesehatannya, tetapi mereka yang menghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok akan jauh lebih besar bahayanya apabila tercium (perokok pasif). (mar)
Penulis
Angga Prastowo (Mahasiswa Asmi Santa Maria)
Yogyakarta, anggaprasxxx@yahoo.com
Baca juga:
Media Sebagai Kontrol Sosial
Minimalkan Pelanggaran Kampanye, Maksimalkan Pemilu Bersih
Potret Masalah Politik dan Hukum Jelang Pemilu 2014
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.
Sering kita jumpai dikalangan perokok bukan hanya dari orangtua saja, tetapi anak-anak pun sudah mulai mengonsumsinya. Tempat yang sering kita jumpai bagi para perokok diusia dini antara lain tempat borjo, angkringan atau di warnet. Hal ini tentunya menjadi salah satu keperihatinan bagi kita semua, karena para perokok diusia dini semakin banyak dan tidak memikirkan bagaimana penyakit atau dampak dari rokok bagi kesehatan.
Sebut saja (RN). Dia adalah anak yang baru berusia 10th tetapi dia adalah perokok berat. Anak tersebut sehari bisa menghabiskan sekitar 1 bungkus rokok per harinya. Dia tidak pernah berfikir bahwa rokok itu hanya akan mengkakibatkan kerusakan atau terkena penyakit yang terjadi pada kesehatannya. Di dalam benaknya, dengan mengonsumsi rokok bisa menciptakaan rasa kenikmatan, ketenangan pada dirinya.
Ketika ditanya, apa orangtuanya mengetahui kalau ia seoarang perokok berat? RN menjawab tidak. Karena jika sampai orangtuanya tahu kalau ia perokok berat, maka dirinya akan dihukum.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan banyak sekali faktor yang mempengaruhi agar dirinya mengonsumsi rokok. Bisa dipengaruhi faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya.
Rokok sudah menjadi makanan sehari-hari oleh para kalangan anak usia dini. Dikarenakan rokok sudah seperti sumber ketenangan pada dirinya, padahal rokok sangat berbahaya sekali untuk kesehatannya. Dari rokok pun juga bisa mempengarui untuk mengonsumsi obat-obatan yang terlarang. Di sinilah peran orangtua harus lebih aktif mengawasi anak-anaknya dalam setiap pergaulan. Jika tidak, sudah pasti pergaulan yang tidak jelas akan mengakibatkan anak melakukan atau mencoba-coba dengan hal-hal yang berunsur negatif.
Jumlah perokok dikalangan usia dini semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Keadaan ini tentunya sangat memprihatinkan, karena bukan hanya perokok usia dini saja yang membahayakan kesehatannya, tetapi mereka yang menghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok akan jauh lebih besar bahayanya apabila tercium (perokok pasif). (mar)
Penulis
Angga Prastowo (Mahasiswa Asmi Santa Maria)
Yogyakarta, anggaprasxxx@yahoo.com
Baca juga:
Media Sebagai Kontrol Sosial
Minimalkan Pelanggaran Kampanye, Maksimalkan Pemilu Bersih
Potret Masalah Politik dan Hukum Jelang Pemilu 2014
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.