Citizen6, Maroko: Dalam rangka mengenang wafatnya KH MA Sahal Mahfud, PPI Maroko dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko mengadakan doa bersama di sekretariat PPI Maroko Kota Rabat.
"Kita mengadakan acara ini dengan niatan lillahitala berkah Mbah Sahal. Di sisi lain mungkin selama ini banyak dari kita yang belum mengenal KH MA Sahal Mahfudz, padahal beliau adalah ulama kharismatik yang karya-karyanya sangat banyak," ujar Rifqi Maula, selalu Ketua PPI Maroko, pada Kamis 30 Januari 2014 kemarin malam.
Selain mendoakan almarhum, lanjut Rifqi, juga sekaligus mengenal lebih dekat sosok Mbah Sahal. Besar harapan agar teman-teman bisa mencontoh teladan beliau. Di sini kita harusnya bangga mempunyai seorang ulama yang berkaliber internasional.
Dalam kesempatan yang sama Mustasyar PCINU Maroko, H Arya Shofin Sugito menyampaikan, Mbah Sahal juga seperti jembatan langit untuk kemaslahatan bumi. Dengan ilmu Usul Fikihnya, ia membantu menyampaikan pesan-pesan langit.
"Dengan kewiraian Mbah Sahal mengekspresikan ilmunya dengan membuat krupuk tayamum (kerupukgorengpasir), BPR syariah dana almarhum juga menginisiasi pembangunan balai pengobatan," ujarnya.
Selepas pembacaan surat yasind antahlil yang dipimpin oleh H Alvian Iqbal Zahasvan, acara dilanjutkan denga nobituari KH MA Sahal Mahfudz oleh salah seorang santri Mathaluil Falah, Fairuz Ainun Nai’m yang sekarang sedang menempuh pengajaran di Universitas Ibn Tofail.
Ia bercerita mengenai masa kecilnya hingga saat memimpin Pesantren Mathaliul Falah.
"Kiai Sahal di mata santri-santrinya adalah seorang yang tidak banyak bicara namun selalu konsisten dan sangat menghargai waktu. Almarhum juga selalu mencontohkan kesederhanaan dalam hidup. Contoh kecilnya ketika almarhum makan. Meskipun dihadapkan dengan menu makanan yang lezat dan enak atau sebaliknya porsi makannya tetapsama," ungkapnya.
Dikisahkan bahwa Kiai Sahal, selain mendalami ilmu agama, ia juga mengikuti kursus administrasi. Hal ini yang membuatnya mumpuni dalam berorganisasi. Tercatat ia menjadi Rais Aam Syuriah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selama 2 periode, sejak 1999 hingga saat ini. Lalu menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia selama 3 periode, sejak tahun 2000 hingga saat ini.
Acara yang berlangsung selepas maghrib ini disiarkan langsung oleh live streaming PPI Maroko dan ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Muhammad Mansyur.
Selain dihadiri oleh anggota PCINU Maroko dan PPI Maroko, turut hadir pula mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta yang sedang mengikuti program kelas internasional selama setahun di Universitas Ibn Thofail. (mar)
Penulis
Kusnadi El-Ghezwa, Koordinator Media Informasi PPI Maroko
Maroko, el_gxxx@yahoo.co.id
Baca juga:
Maroko Negeri Tiga Budaya Nan Eksotis
Bedah Syair Tanpa Waton di Haul ke-4 Gus Dur
Menjelajahi Istana Lumpur di Ouarzazat
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 7 Januari sampai 7 Februari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.
"Kita mengadakan acara ini dengan niatan lillahitala berkah Mbah Sahal. Di sisi lain mungkin selama ini banyak dari kita yang belum mengenal KH MA Sahal Mahfudz, padahal beliau adalah ulama kharismatik yang karya-karyanya sangat banyak," ujar Rifqi Maula, selalu Ketua PPI Maroko, pada Kamis 30 Januari 2014 kemarin malam.
Selain mendoakan almarhum, lanjut Rifqi, juga sekaligus mengenal lebih dekat sosok Mbah Sahal. Besar harapan agar teman-teman bisa mencontoh teladan beliau. Di sini kita harusnya bangga mempunyai seorang ulama yang berkaliber internasional.
Dalam kesempatan yang sama Mustasyar PCINU Maroko, H Arya Shofin Sugito menyampaikan, Mbah Sahal juga seperti jembatan langit untuk kemaslahatan bumi. Dengan ilmu Usul Fikihnya, ia membantu menyampaikan pesan-pesan langit.
"Dengan kewiraian Mbah Sahal mengekspresikan ilmunya dengan membuat krupuk tayamum (kerupukgorengpasir), BPR syariah dana almarhum juga menginisiasi pembangunan balai pengobatan," ujarnya.
Selepas pembacaan surat yasind antahlil yang dipimpin oleh H Alvian Iqbal Zahasvan, acara dilanjutkan denga nobituari KH MA Sahal Mahfudz oleh salah seorang santri Mathaluil Falah, Fairuz Ainun Nai’m yang sekarang sedang menempuh pengajaran di Universitas Ibn Tofail.
Ia bercerita mengenai masa kecilnya hingga saat memimpin Pesantren Mathaliul Falah.
"Kiai Sahal di mata santri-santrinya adalah seorang yang tidak banyak bicara namun selalu konsisten dan sangat menghargai waktu. Almarhum juga selalu mencontohkan kesederhanaan dalam hidup. Contoh kecilnya ketika almarhum makan. Meskipun dihadapkan dengan menu makanan yang lezat dan enak atau sebaliknya porsi makannya tetapsama," ungkapnya.
Dikisahkan bahwa Kiai Sahal, selain mendalami ilmu agama, ia juga mengikuti kursus administrasi. Hal ini yang membuatnya mumpuni dalam berorganisasi. Tercatat ia menjadi Rais Aam Syuriah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selama 2 periode, sejak 1999 hingga saat ini. Lalu menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia selama 3 periode, sejak tahun 2000 hingga saat ini.
Acara yang berlangsung selepas maghrib ini disiarkan langsung oleh live streaming PPI Maroko dan ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Muhammad Mansyur.
Selain dihadiri oleh anggota PCINU Maroko dan PPI Maroko, turut hadir pula mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta yang sedang mengikuti program kelas internasional selama setahun di Universitas Ibn Thofail. (mar)
Penulis
Kusnadi El-Ghezwa, Koordinator Media Informasi PPI Maroko
Maroko, el_gxxx@yahoo.co.id
Baca juga:
Maroko Negeri Tiga Budaya Nan Eksotis
Bedah Syair Tanpa Waton di Haul ke-4 Gus Dur
Menjelajahi Istana Lumpur di Ouarzazat
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 7 Januari sampai 7 Februari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.