Citizen6, Yogyakarta: Tingginya curah hujan di kawasan Pulau Jawa pada periode Desember 2013 hingga Februari 2014 menyebabkan tingginya risiko bencana banjir di berbagai wilayah di Pulau Jawa.
Keadaan geografis Kabupaten Kudus yang terletak di antara Gunung Muria dan Perbukitan Pati menyebabkan mudahnya wilayah Kabupaten Kudus terkena banjir jika curah hujan di kedua tempat tersebut tinggi.
Selain itu, keadaan Kabupaten Kudus yang berada di jalur utama Pantai Utara(Pantura) Pulau Jawa serta banyaknya industri yang berjalan di Kabupaten Kudus menyimpan potensi kerugian yang besar jika bencana banjir terjadi.
Pada awal 2014, Kabupaten Kudus mengalami bencana banjir dengan skala terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Oleh karena itu Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berpegang kepada prinsip Tri Dharma (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian) merasa memiliki kewajiban untuk mengirimkan relawan tanggap bencana sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat.
Berdasarkan surat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kudus nomor360/13/20.40/2014, relawan Universitas Gadjah Mada yang ditempatkan di Kabupaten Kudus ditugaskan untuk mengumpulkan data warga miskin yang terkena dampak bencana banjir dan longsor 2014.
Dengan dasar tersebut dilaksanakan pengamatan dan pengumpulan data sebagai bahan pertimbangan pembagian logistik dan data pendukung program mitigasi bencana di Kabupaten Kudus.
Pengamatan dan pengambilan data dilakukan di 6 kecamatan di Kabupaten Kudus yang terdampak musibah banjir, yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Mejobo, Kecamatan Undaan, Kecamatan Gebog, dan Kecamatan Kaliwungu. Pengamatan setelah tim relawan mengambil data dari kantor kecamatan bersangkutan yang berupa daftar keluarga miskin atau data terkait dan daftar Kepala Keluarga (KK)yang terdampak bencana banjir.
Dari pengamatan dan pengambilan datayang dilakukan di 6 kecamatan, dapat dihasilkan data penduduk miskin yang terdampak bencana banjir di Kabupaten Kudus pada 2014.
Setelah dilakukan verifikasi, ditemukan sebagian besar data sesuai dengan keadaan di lapangan walaupun di beberapa tempat ditemukan data yang kurang sesuai dengan presentase yang rendah.
Ketidaksesuaian data biasanya diakibatkan oleh kurang mutakhirnya data pembanding yang diberikan, karena ada beberapa penduduk terdaftar yang telah meninggal dunia atau pindah dari daerah yang bersangkutan.
Dalam jumlah yang lebih kecil lagi, ketidaksesuaian data terjadi dalam bentuk masuknya keluarga yang tidak termasuk dalam kategori miskin ke dalam daftar keluarga miskin, sehingga dikhawatirkan terjadi pemberian bantuan yang tidak tepat sasaran.
Laporan dari hasil tersebut langsung diserahkan ke Kepala BPBD Kabupaten Kudus, Bapak Jumadi pada Rabu, 19 Desember 2014. Beliau sangat puas dengan hasil pendataan yang dilakukan.
"Saya sangat terbantukan dengan hasil laporan ini. Hanya dalam waktu singkat, mahasiswa mampu mengumpulkan data warga miskin yang terkena bencana di 6 kecamatan. Semoga ini bisa sangat membantu dalam penyaluran logistik tepat sasaran untuk warga yang kurang mampu. Selamat bertugas kembali," katanya. (mar)
Penulis
Setiyo Nugroho (Mahasiswa Fakultas Geografi UGM)
Yogyakarta, setiyo.nugrxxx@mail.ugm.ac.id
Baca juga:
Mahasiswa UGM Fasilitasi Layanan Kesehatan Banjir Bekasi
#BiologiPeduli: Bagikan 1000 Masker Gratis
EGSA Geografi UGM Gelar Ekspedisi Intervolcano Basin
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai Kamis, 20 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Pekerjaan Impian". Ada merchandise eksklusif dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Keadaan geografis Kabupaten Kudus yang terletak di antara Gunung Muria dan Perbukitan Pati menyebabkan mudahnya wilayah Kabupaten Kudus terkena banjir jika curah hujan di kedua tempat tersebut tinggi.
Selain itu, keadaan Kabupaten Kudus yang berada di jalur utama Pantai Utara(Pantura) Pulau Jawa serta banyaknya industri yang berjalan di Kabupaten Kudus menyimpan potensi kerugian yang besar jika bencana banjir terjadi.
Pada awal 2014, Kabupaten Kudus mengalami bencana banjir dengan skala terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Oleh karena itu Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berpegang kepada prinsip Tri Dharma (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian) merasa memiliki kewajiban untuk mengirimkan relawan tanggap bencana sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat.
Berdasarkan surat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kudus nomor360/13/20.40/2014, relawan Universitas Gadjah Mada yang ditempatkan di Kabupaten Kudus ditugaskan untuk mengumpulkan data warga miskin yang terkena dampak bencana banjir dan longsor 2014.
Dengan dasar tersebut dilaksanakan pengamatan dan pengumpulan data sebagai bahan pertimbangan pembagian logistik dan data pendukung program mitigasi bencana di Kabupaten Kudus.
Pengamatan dan pengambilan data dilakukan di 6 kecamatan di Kabupaten Kudus yang terdampak musibah banjir, yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Mejobo, Kecamatan Undaan, Kecamatan Gebog, dan Kecamatan Kaliwungu. Pengamatan setelah tim relawan mengambil data dari kantor kecamatan bersangkutan yang berupa daftar keluarga miskin atau data terkait dan daftar Kepala Keluarga (KK)yang terdampak bencana banjir.
Dari pengamatan dan pengambilan datayang dilakukan di 6 kecamatan, dapat dihasilkan data penduduk miskin yang terdampak bencana banjir di Kabupaten Kudus pada 2014.
Setelah dilakukan verifikasi, ditemukan sebagian besar data sesuai dengan keadaan di lapangan walaupun di beberapa tempat ditemukan data yang kurang sesuai dengan presentase yang rendah.
Ketidaksesuaian data biasanya diakibatkan oleh kurang mutakhirnya data pembanding yang diberikan, karena ada beberapa penduduk terdaftar yang telah meninggal dunia atau pindah dari daerah yang bersangkutan.
Dalam jumlah yang lebih kecil lagi, ketidaksesuaian data terjadi dalam bentuk masuknya keluarga yang tidak termasuk dalam kategori miskin ke dalam daftar keluarga miskin, sehingga dikhawatirkan terjadi pemberian bantuan yang tidak tepat sasaran.
Laporan dari hasil tersebut langsung diserahkan ke Kepala BPBD Kabupaten Kudus, Bapak Jumadi pada Rabu, 19 Desember 2014. Beliau sangat puas dengan hasil pendataan yang dilakukan.
"Saya sangat terbantukan dengan hasil laporan ini. Hanya dalam waktu singkat, mahasiswa mampu mengumpulkan data warga miskin yang terkena bencana di 6 kecamatan. Semoga ini bisa sangat membantu dalam penyaluran logistik tepat sasaran untuk warga yang kurang mampu. Selamat bertugas kembali," katanya. (mar)
Penulis
Setiyo Nugroho (Mahasiswa Fakultas Geografi UGM)
Yogyakarta, setiyo.nugrxxx@mail.ugm.ac.id
Baca juga:
Mahasiswa UGM Fasilitasi Layanan Kesehatan Banjir Bekasi
#BiologiPeduli: Bagikan 1000 Masker Gratis
EGSA Geografi UGM Gelar Ekspedisi Intervolcano Basin
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai Kamis, 20 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Pekerjaan Impian". Ada merchandise eksklusif dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.