Citizen6, Jakarta: Di kota-kota besar, banyak anak-anak yang terpaksa mencari nafkah sendiri maupun membantu bekerja untuk keluarganya. Dan jalan yang pastinya tidak aman itu adalan salah satu tempat mereka untuk mengamen dan mencari uang. Mereka dengan peralatan seadanya mengais rezeki setiap hari di jalanan.
Kekhawatiran ini yang membuat sekelompok anak muda mendirikan 'Save street child (SSC)' organisasi peduli akan kondisi anak jalanan di Jabodeta maupun kota-kota besar seperti Bandung, Malang dan Surabaya.
Save street child adalah sebuah organisasi yang berawal dari gerakan di media massa. Gerakan ini sebagai organisasi independen untuk mempersiapkan anak-anak jalanan yang memiliki akses pendidikan minim supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa.
Save street child digagas oleh Shei Latiefah, dia mendirikan ini sebagai wadah bagi kaum muda untuk berbagi. Karena tugas manusia terdidik adalah saling mendidik manusia lainnya maka dari itu save street child lahir dan menjadi wadah untuk kaum muda saling berbagi ilmu.
Komunitas yang berdiri sejak 23 Mei 2011 lalu ini, mengelola kelas-kelas belajar gratis yang dijalankan oleh tim pengajar berdedikasi dan memiliki kepekaan, cinta dalam mendidik, dan berteman dengan adik-adik marjinal.
Kelas belajar yang disediakan sebelumnya telah melalui mekanisme survey seperti pendekatan terhadap warga sekitar, dan perencanaan kecil sebelum akhirnya berjalan sebagai pusat belajar mengajar.Tiap kelas belajar Save street child dikelola oleh tim pengajar yang berdomisili tidak jauh dari kelas belajar tersebut, sehingga tidak memberatkan sang pengajar.
Banyak hal yang diajarkan oleh tim SSC mulai dari membaca, menulis, berhitung hingga keterampilan seperti membuat pita dan bandana. Kreasi yang dibuat anak-anak marjinal biasanya dijual untuk menambah penghasilan bagi keluarga maupun diri mereka sendiri.
Meskipun tujuan SSC adalah meningkatkan taraf kesejahteraan anak-anak jalanan dalam aspek pendidikan dan pemberdayaan kreatifitas. Namun, SSC tidak hanya fokus pada kegiatan belajar mengajar saja. SSC juga memiliki program seni dan rekreasi seperti tamasya dan mengadakan bakti sosial bersama komunitas lainnya.
Penulis:
Yulia Yulee
Baca Juga:
Gerakan 5 Jari, Hentikan Kekerasan pada Remaja
Kekhawatiran ini yang membuat sekelompok anak muda mendirikan 'Save street child (SSC)' organisasi peduli akan kondisi anak jalanan di Jabodeta maupun kota-kota besar seperti Bandung, Malang dan Surabaya.
Save street child adalah sebuah organisasi yang berawal dari gerakan di media massa. Gerakan ini sebagai organisasi independen untuk mempersiapkan anak-anak jalanan yang memiliki akses pendidikan minim supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa.
Save street child digagas oleh Shei Latiefah, dia mendirikan ini sebagai wadah bagi kaum muda untuk berbagi. Karena tugas manusia terdidik adalah saling mendidik manusia lainnya maka dari itu save street child lahir dan menjadi wadah untuk kaum muda saling berbagi ilmu.
Komunitas yang berdiri sejak 23 Mei 2011 lalu ini, mengelola kelas-kelas belajar gratis yang dijalankan oleh tim pengajar berdedikasi dan memiliki kepekaan, cinta dalam mendidik, dan berteman dengan adik-adik marjinal.
Kelas belajar yang disediakan sebelumnya telah melalui mekanisme survey seperti pendekatan terhadap warga sekitar, dan perencanaan kecil sebelum akhirnya berjalan sebagai pusat belajar mengajar.Tiap kelas belajar Save street child dikelola oleh tim pengajar yang berdomisili tidak jauh dari kelas belajar tersebut, sehingga tidak memberatkan sang pengajar.
Banyak hal yang diajarkan oleh tim SSC mulai dari membaca, menulis, berhitung hingga keterampilan seperti membuat pita dan bandana. Kreasi yang dibuat anak-anak marjinal biasanya dijual untuk menambah penghasilan bagi keluarga maupun diri mereka sendiri.
Meskipun tujuan SSC adalah meningkatkan taraf kesejahteraan anak-anak jalanan dalam aspek pendidikan dan pemberdayaan kreatifitas. Namun, SSC tidak hanya fokus pada kegiatan belajar mengajar saja. SSC juga memiliki program seni dan rekreasi seperti tamasya dan mengadakan bakti sosial bersama komunitas lainnya.
Penulis:
Yulia Yulee
Baca Juga:
Gerakan 5 Jari, Hentikan Kekerasan pada Remaja
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Advertisement
Mulai Kamis, 20 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Pekerjaan Impian". Ada merchandise eksklusif dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.