Liputan6.com, Jakarta - Kongres Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan sidang untuk memeriksa dampak lingkungan dari penambangan cryptocurrency, terutama pada jaringan Bitcoin, menurut laporan dari The Block.
The Block melaporkan pada Rabu, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, Tanggal dan daftar saksi untuk sidang masih belum ditentukan, tetapi itu bisa berlangsung paling cepat pada akhir Januari, Demikian dikutip dari Coindesk, Kamis (6/1/2022).
Baca Juga
Menurut laporan tersebut, Sub komite Pengawasan dan Investigasi dari Komite Energi dan Perdagangan saat ini sedang menyusun daftar saksi. Mereka akan ditanyai tentang penggunaan energi dari penambangan, jenis penambangan yang digunakan untuk Bitcoin.
Advertisement
Pada 2021, ketika jejak karbon Bitcoin menjadi berita utama, perusahaan-perusahaan AS terus mengalirkan jutaan dolar ke dalam infrastruktur penambangan Bitcoin. Penambang dari China yang melarikan diri dari peraturan di negaranya juga melakukan investasi di AS, yang sekarang menjadi penambang Bitcoin terbesar di dunia.
Perusahaan pertambangan Bitcoin juga berencana untuk terus memperluas kapasitas mereka selama tahun depan. Pada Desember, Senator Elizabeth Warren mengirim surat kepada CEO Greenidge, perusahaan penambang yang berbasis di New York, untuk mengungkapkan keprihatinan tentang dampak lingkungan perusahaan.
Hal tersebut diikuti oleh artikel yang terbit di New York Times yang menyampaikan kekhawatiran seputar peningkatan penambangan di negara bagian.
"Peristiwa baru-baru ini di Negara Bagian New York, ini telah meningkatkan alarm tentang penambangan kripto dengan Komite Energi dan Perdagangan,” kata seseorang yang terlibat dalam diskusi pra-sidang dengan sub komite Pengawasan dan Investigasi mengatakan kepada The Block, dikutip dari Coindesk, Kamis pekan ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontribusi Tiap Negara
Dilansir dari Yahoo Finance, menurut Cambridge Center for Alternative Finance, AS menyumbang 35,4 persen dari hashrate global pada Agustus 2021.
Pada April 2021, AS hanya menyumbang 16,8 persen, sedangkan China menyumbang 46 persen sebelum adanya larangan penambangan di China. Angka tersebut turun dari sebanyak 75,5 persen dari September 2019.
Dalam hal emisi, emisi gas rumah kaca AS dilaporkan mencapai 6,6 miliar metrik ton CO2 pada 2019. Pada 2020, emisi AS dilaporkan turun menjadi 4,7 miliar metrik ton.
Advertisement