Sukses

Harga Bitcoin Merosot dalam Tujuh Hari Beruntun

Analis kripto memperingatkan baru-baru ini bitcoin mungkin rentan terhadap aksi jual tajam.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin turun dalam tujuh hari berturut-turut. Harga bitcoin yang merosot ini terpanjang sejak 2018 dan tergelincir ke level psikologis USD 40.000 atau Rp 574,05 juta (asumsi kurs Rp 14.351 per dolar AS).

Harga bitcoin di posisi USD 40.800 atau sekitar Rp 585,53 juta, dan turun 2,3 persen selama 24 jam terakhir, berdasarkan CoinDesk. Rentang pelemahan harga bitcoin menjadi terpanjang dari sebelumnya 30 Juli-4 Agustus 2018.

Harga bitcoin belum turun di bawah USD 40.000 sejak September 2021, dan jauh dari harga tertinggi sepanjang masa di posisi USD 69.000 atau Rp 990,24 juta. Posisi tersebut dicapai pada November 2021. Diluncurkan pada 2009, bitcoin merayakan ulang tahun ke-13 pekan lalu tetapi belum ada hiruk pikuk.

Analis kripto memperingatkan baru-baru ini bitcoin mungkin rentan terhadap aksi jual tajam, meski ada beberapa tanda akhir pekan lalu pasar stabil. Januari cenderung menjadi bulan yang lemah secara musiman untuk bitcoin, tetapi tahun ini sangat sulit. Aset kripto terbesar ini turun 11 persen pada 2022.

Pasar diguncang pekan lalu oleh rilis risalah the Federal Reserve yang menandakan pejabat di bank sentral Amerika Serikat mulai membahas apakah akan mengambil langkah lebih agresif untuk mengatasi tingkat inflasi yang sekarang capai level tertinggi dalam hampir empat dekade.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Dipengaruhi Ketidakpastian Ekonomi

Banyak investor mengatakan, bitcoin telah diuntungkan dalam beberapa tahun terakhir dari pelonggaran kebijakan moneter the Fed sejak COVID-19 pukul perekonomian. Hal ini termasuk mencetak uang USD 4 triliun untuk mendukung pasar yang sedang sakit.

Jadi pembalikan kebijakan the Fed itu dipandang sebagai angin untuk bitcoin. Di sisi lain ada narasi di pasar, perdagangan bitcoin seperti aset berisiko mirip saham teknologi. Sikap hawkish the Fed dapat mengekang selera investasi berisiko dan bernilai tinggi.

“Ketidakpastian ekonomi makro telah menyebabkan keyakinan yang relatif rendah dari pelaku pasar,” ujar Analis Coinbase Institutional dilansir dari CoinDesk, Minggu (9/1/2022).

Pada Jumat, 7 Januari 2021, harga bitcoin turun 35 persen dari level tertinggi sepanjang masa dan pasar membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih. Analis FundStrat mengatakan, harga dapat turun ke USD 39.570 atau Rp 570,46 juta dalam jangka pendek.