Sukses

Harga Aset Kripto 11 Januari 2022: Bitcoin dan Ethereum Kembali Melemah

Harga Bitcoin kembali melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 1,70 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat menguat pada Senin, 10 Januari 2022, dua cryptocurrency teratas, Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) Selasa pagi ini kembali melemah dengan jumlah yang cukup besar. Bukan cuma itu, beberapa aset kripto teratas lainnya juga ikut melemah.

Berdasarkan data cari Coinmarketcap, Selasa (11/1/2022), Bitcoin kembali melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 1,70 persen, sedangkan dalam sepekan masih melemah sebesar 9,94 persen. Hingga pagi ini, BTC berada di level USD 41.699,47 atau sekitar Rp 595,8 juta (asumsi kurs Rp 14.290 per dolar AS). 

Ethereum sebagai aset kripto yang menempati posisi kedua karena marketcapnya yang besar juga turut melemah mengikuti BTC yang menempati posisi pertama dalam jajaran aset kripto. ETH melemah sebesar 3,62 persen dalam 24 jam terakhir dan 18,29 persen dalam sepekan. Hal tersebut membuat ETH berada di level US$ 3.073,35 per koin. 

Selanjutnya cryptocurrency yang melemah adalah Binance coin (BNB), masih sama seperti hari sebelumnya, BNB masih belum menunjukkan penguatan dalam 24 jam terakhir.

BNB melemah sebesar 4,02 persen dalam sehari terakhir dan 17,71 persen dalam sepekan. Akibat melemahnya BNB, membuatnya berada di level USD 423,40 per koin.

Aset kripto yang hingga saat ini masih berada di harga yang stabil adalah Tether (USDT) dan USD coin (USDC), harga mereka masih stabil di level USD 1,00 per koinnya. 

Tether dalam 24 jam terakhir tetap stagnan tidak melemah dan juga tidak menguat, tetapi dalam sepekan, Tether menguat sebesar 0,01 persen. Sedangkan USD coin, dalam 24 jam terakhir menguat sebesar 0,08 persen dan 0,07 persen dalam sepekan. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Harga Bitcoin Stabil, Tekanan Jual Mereda

Sebelumnya, harga Bitcoin stabil di sekitar USD 41.000 atau sekitar Rp 587,18 juta (asumsi kurs Rp 14.321 per dolar AS) dan turun sekitar 9 persen selama seminggu terakhir.  Analis memperkirakan harga akan bergerak bullish, meskipun aset kripto itu mungkin rentan terhadap penurunan lebih lanjut. 

Pengurangan leverage di pasar berjangka Bitcoin dan Ether dapat menandakan kondisi pasar yang lebih sehat. Biasanya, ada kemungkinan volatilitas penurunan tambahan yang lebih rendah ketika pedagang mengurangi ukuran posisi mereka.

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin, 10 Januari 2022, Genevieve Yeoh, seorang analis riset di Delphi Digital, menulis dalam sebuah posting blog menjelaskan awal pekan ini, berdasarkan data likuidasi, sepertinya beberapa pedagang leverage mencoba berspekulasi tentang rebound dan bergejolak dalam prosesnya. 

Likuidasi dapat mempercepat pergerakan harga ke bawah, terjadi ketika pertukaran secara paksa menutup posisi leverage trader sebagai mekanisme keamanan karena hilangnya sebagian atau total margin awal trader. Itu terjadi terutama dalam perdagangan berjangka. 

Untuk saat ini, bitcoin tetap mendekati level terendah tiga bulan, mengikuti penurunan di pasar ekuitas global.

Beberapa analis menunjukkan tanda-tanda stabilisasi di pasar crypto setelah aksi jual pada Rabu lalu yang menunjukkan sekitar USD 800 juta likuidasi selama penurunan harga. 

“Kami telah melihat pengurangan risiko yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir dengan tingkat pendanaan swap abadi BTC dan ETH mendekati nol,” kata David Duong, kepala penelitian institusional di Coinbase, menulis dalam sebuah buletin pada hari Jumat.

Perpetual swap adalah jenis produk perdagangan derivatif kripto, mirip dengan perdagangan berjangka tradisional.

“Leverage telah berkurang tajam, tercermin dalam basis BTC yang turun dari 20 persen pada awal Q3 2021 menjadi 5 persen pada Januari 2022 dan basis ETH turun dari 20 persen menjadi 2 persen pada periode yang sama (menurut data dari Deribit),” tulis Duong.