Liputan6.com, Jakarta - Pasar cryptocurrency mengalami lonjakan pertumbuhan pada 2021. Ini ditunjukkan dari total kapitalisasi pasar kripto mencapai USD 3 triliun atau sekitar Rp 42.934 triliun (asumsi kurs Rp 14.311 per dolar AS) untuk pertama kali pada November 2021.
Berdasarkan laporan baru yang diterbitkan bursa cryptocurrency Huobi menunjukkan 70 persen investor kripto di Amerika Serikat (AS) mulai investasi pada 2021. Keuangan terdesentralisasi mengungkapkan beberapa data menarik tentang investor kripto di AS.
Baca Juga
Tren penguatan yang dimulai pada 2022 menarik warga AS ke pasar kripto. Sementara, 70 persen responden mengatakan mulai investasi di cryptocurrency pada 2021. 21 persen mengatakan mulai 2020. Hanya 9 persen responden mulai masuk crypto selama empat tahun atau lebih.
Advertisement
Sementara itu,46 persen responden mengatakan saat ini memegang USD 1.000 atau kurang di crypto. Sementara, 25 persen lainnya memegang antara USD 1.000 dan USD 10.000. Minat investor ke bitcoin dan cryptocurrency terkemuka lainnya seiring reli ke posisi tertinggi baru sepanjang masa pada 2022.
Di sisi lain, DeFi dan NFT meyakinkan masyarakat untuk masuk ruang kripto. DeFi dan NFT mencatat pertumbuhan besar pada 2021. Survei tersebut mengatakan minat pada sektor itu sangat penting untuk pertumbuhan yang dialami oleh pasar cryptocurrency pada 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
42 Persen Responden Masih Khawatir
Direktur Strategi Global di Grup Huobi, Jeff Mei menuturkan, masih memiliki jalan panjang sebelum adopsi arus utama yang akan terjadi.
"Sekali lagi orang meluangkan waktu untuk memahami industri ini, dan ada lebih banyak kejelasan tentang peraturan global, kita dapat mengharapkan untuk melihat lonjakan partisipasi,” ujar dia dilansir dari Yahoo Finance, Minggu (16/1/2021).
Meski pun minat terhadap cryptocurrency meningkat, masih ada kekhawatiran tentang cryptocurrency. Laporan itu menyebutkan, 42 persen responden merasa terlalu berisiko, dan 34 persen khawatir tentang kurangnya peraturan. 25 persen respon mengatakan dengan tegas tidak memiliki cukup modal untuk investasi di kripto.
Sementara itu, survei CNBC menunjukkan sekitar 48 persen jutawan milenial untuk menambahkan kepemilikan pada 2022. Sedangkan 39 persen berencana mempertahankan level kriptonya saat ini.
Advertisement