Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin terus meluncur, jatuh di bawah USD 42.000 atau sekitar Rp 602,8 juta. Bitcoin sebagai cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar telah mendekam jauh dari tertinggi minggu lalu karena investor khawatir tentang kondisi makroekonomi yang tidak pasti.Â
Selain itu juga karena masalah rantai pasokan, pandemi virus corona yang sedang berlangsung, meningkatnya inflasi dan kemerosotan di pasar teknologi.
Baca Juga
“Pasar mencerna beberapa hal, aset berisiko seperti crypto akan dijual atau mengalami sedikit gejolak karena pasar menyesuaikan diri dengan lingkungan makro yang berbeda." kata CEO Osprey Funds, Greg King, pada Coindesk, seperti dikutip Kamis (20/1/2022).Â
Advertisement
Ether mengikuti jalur yang sama dan mengalami sedikit penurunan. Ether diperdagangkan antara USD 3.000 dan USD 3.200 sepanjang 24 jam sebelumnya.Â
King mencatat dampak inflasi terhadap ekonomi, yang katanya menggigit daya beli dalam jangka waktu yang lama serta menyoroti korelasi antara penurunan saham teknologi dan kripto baru-baru ini.
Nasdaq turun 1,1 persen dan turun lebih dari 10 persen dari tertinggi sepanjang masa November. Pergeseran lebih dari 10 persen dianggap sebagai koreksi pasar. S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average keduanya juga turun hampir 1 persen.Â
"Kami masih bullish di ruang angkasa dan saya menduga bahwa, pada akhir tahun, nilainya akan jauh lebih tinggi daripada saat ini." jelas King yang melihat crypto rebound dalam jangka panjang.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Kripto 19 Januari 2022
Sebelumnya, Bitcoin, Ethereum dan harga kripto berkapitalisasi pasar besar lainnya terkoreksi dalam perdagangan Rabu, 19 Januari 2022. Hal ini karena selera risiko investor masih cenderung rendah karena masih ada katalis negatif di pasar keuangan global.Â
Investor masih cenderung mencerna katalis dari potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) (Federal Reserve/The Fed).Â
Pasar kripto masih cenderung lesu hari ini setelah yield obligasi pemerintah AS (Treasury) kembali melonjak. Imbal hasil Treasury bertenor 10 tahun naik ke kisaran level 1,8 persen.Â
Melonjaknya yield Treasury membuat investor kembali melepas saham-saham teknologi di AS dan itu menjadi sentimen negatif bagi pasar kripto.Â
Selain itu, para Investor akan fokus pada pertemuan Federal Reserve AS minggu depan, yang kemungkinan akan memberi sinyal bahwa mereka akan menaikkan suku bunga pada Maret untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun.Â
Fed fund berjangka telah sepenuhnya memperhitungkan soal pengetatan Maret serta empat kenaikan suku bunga pada 2022.
"Federal Reserve harus menjadi lebih hawkish dengan pernyataan suku bunga mereka pada pertemuan Januari menyusul kemajuan yang dibuat di pasar tenaga kerja pada bulan Desember dan kenaikan inflasi ke level tertinggi hampir 40 tahun,"Â kata Public Relation Manager Litedex Protocol, David Saragih, dalam sebuah catatan rilisnya, Rabu, 19 Januari 2022.
"Kami berharap ini memberikan dasar di bawah untuk Kripto, yang telah berada di bawah tekanan selama beberapa minggu terakhir karena pasar mulai menetapkan pandangan yang lebih seimbang untuk normalisasi Fed," David menambahkan.
Adapun, investor harus bersiap untuk kemungkinan Fed menjadi lebih hawkish dari yang diharapkan. Imbal hasil Treasury melonjak dengan imbal hasil dua tahun yang melacak ekspektasi suku bunga jangka pendek melewati 1 persen untuk pertama kalinya sejak Februari 2020.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pada 09:25 WIB, hanya Bitcoin, Solana, dan Terra yang bergerak di zona hijau pada pagi hari ini. Bitcoin (BTC) menguat 0,48 persen ke harga USD 42.430,62 per koin atau setara dengan Rp 608,8 juta per koin (asumsi kurs Rp 14.350 per dolar AS).
Sedangkan, Solana (SOL) bertambah 0,99 persen ke level USD 141,54 per koin atau Rp 2.031.099 per koinnya, dan Terra (LUNA) melesat 3,02 persen ke USD 79,75 per koin atau sekitar Rp 1.144.413 per koin.
Aset kripto lainnya kembali terkoreksi pada pagi hari ini. Misalnya Ethereum (ETH) melemah 1,46 persen ke level USD 3.167,27 per koin atau Rp 45.450.325, Cardano (ADA) ambles 6,5 persen ke USD 1,51 per koin atau sekitar Rp 21.669, dan Polkadot (DOT) terkoreksi 2,05 persen ke USD 25,22 per koin atau sekitar Rp 361.907.
Pada perdagangan sore ini, di platform Litedex Protocol 15.00 WIB, Ethereum (ETH) melemah sebesar 4,37 persen ke harga USD 3.064.22 dengan volume transaksi sebesar USD 13,66 miliar dan kapitalisasi pasar USD 364,56 miliar.Â
Prediksi Kamis, 20 Januari 2022
Sedangkan untuk perdagangan Kamis, 20 Januari 2022, Ethereum akan dibuka fluktuatif, tapi ditutup dengan melemah di kisaran USD 2.950.50 sampai USD 3.180.70.
Advertisement