Liputan6.com, Jakarta - Istilah Metaverse saat ini turut menjadi topik pembicaraan hangat setelah perusahaan setelah CEO Facebook, Mark Zuckerberg melakukan rebranding perusahaan Facebook menjadi Meta Platforms, Inc.
Saat ini, beberapa perusahaan besar seperti Google hingga Microsoft juga turut mengumumkan mereka mulai menggarap untuk mengembang teknologi Metaverse.
Tidak sampai di situ, sektor perbankan juga memiliki peluang besar menggunakan teknologi Metaverse. Hal tersebut bukan sekadar hype semata, melainkan kenyataan yang sangat bisa terjadi.
Advertisement
Co-Founder yang juga pemimpin redaksi digitalbank.id, Safaruddin Husada mengatakan, metaverse akan menjadi teknologi yang paling menarik bagi perbankan di masa depan. Pengalaman imersif yang ditawarkan metaverse bisa menjadi layanan substitusi yang solutif dan sesuai dengan perkembangan zaman.
“Bank of America saat ini sudah mulai mengembangkan metaverse bank. Tak berlebihan kalau kita mengatakan teknologi metaverse adalah masa depan perbankan, termasuk perbankan di Indonesia,” katanya dalam webinar "Banking in Metaverse: a Hype or Real?", Rabu (26/1/2022).
Contoh nyata di mana metaverse dapat memengaruhi perbankan adalah dari segi interaksi pelanggan, terutama di masa pandemi seperti saat ini.
Safaruddin menuturkan, metaverse adalah ekstensi dari sosial media. Jadi saat ini kita berada di era sosial media yang di mana bisa berinteraksi secara online. Meskipun begitu, melalui sosial media ada keterbatasan, misalnya interaksi hanya dilakukan melalui tombol-tombol yang terdapat di sosial media.
Sedangkan dalam metaverse, kita bisa berinteraksi lebih aktif dengan orang lain dari berbagai tempat secara langsung bertatap muka dengan avatar yang ada di metaverse.
Banyak bank telah menawarkan layanan video tatap muka dengan nasabah dan menggunakan mesin teller interaktif menggunakan konektivitas video dan fungsionalitas yang lebih kuat daripada ATM.
Namun ke depan, perbankan bisa melakukan pelayanannya melalui dunia metaverse.
"Jika Digital banking memungkinkan para nasabahnya melakukan aktivitas perbankan melalui digital, namun dengan metaverse nasabah bisa menerima layanan perbankan secara langsung di dunia metaverse tanpa harus kemana-mana dan merasakan interaksi yang lebih aktif," kata dia.
Ia mengatakan, oleh karena itu teknologi ini masih dalam pengembangan, kemungkinan nasabah prioritas bank nantinya bisa mendapatkan layanan di metaverse lebih awal.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investasi Bank Metaverse
Selain itu, Pakar Transformasi Digital Bayu Prawira Hie mengatakan, untuk investasi bank metaverse memerlukan biaya yang lebih sedikit dibandingkan membuka cabang bank baru.
"Kurang dari 500 juta, kita bisa membuat cabang bank di dunia metaverse,” ujarnya.
Adapun bank metaverse ini memiliki beberapa peluang bank seperti mencoba menjangkau nasabah baru yang tidak dapat pergi ke cabang dan masih menawarkan pengalaman yang imersif.
Survei terkait kebiasaan nasabah perbankan ketika masa pandemi yang dipublikasikan MarkPlus, Inc. (2020) menyebutkan intensitas komunikasi antara bank dan nasabah cenderung mengalami penurunan di masa pandemi virus corona (Covid-19).
Advertisement