Liputan6.com, Jakarta - New York menunda keputusan apakah akan mengizinkan operasi berlanjut di pembangkit listrik yang digunakan untuk penambangan Bitcoin.
Keputusan itu ditunda Departemen Konservasi Lingkungan yang ditujukan pada pabrik yang dioperasikan oleh Greenidge Generation Holdings Inc.
Baca Juga
“Penundaan itu akan memungkinkan departemen untuk menyelesaikan tinjauan berkelanjutan dari sekitar 4.000 komentar publik tentang masalah tersebut,” kata seorang juru bicara, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (1/2/2022).
Advertisement
Aktivis lingkungan dan industri cryptocurrency telah mengamati dengan cermat aplikasi Greenidge untuk tanda-tanda apakah New York akan mengizinkan operasi penambangan Bitcoin di lusinan pembangkit listrik yang tidak aktif di seluruh negara bagian.
Pendukung iklim telah mengutuk proses penyedotan listrik yang dilakukan seluruh negara oleh para penambang kripto. Di sisi lain para pendukung penambangan mengatakan sering kali aktivitas penambangan menggunakan tenaga bersih dan dapat mendorong pengembangan sumber energi yang lebih hijau.
Tahun lalu, Greenidge mengajukan permohonan memperbarui izinnya untuk pabrik di kota Dresden, yang pertama kali diajukan untuk pembaruan sejak pabrik tersebut menggerakkan tambang Bitcoin.
Senator AS, Elizabeth Warren menulis surat kepada Greenidge pada Desember lalu mendesak perusahaan tentang dampak operasinya terhadap perubahan iklim, lingkungan lokal, dan harga listrik.
Greenidge, yang dikendalikan oleh perusahaan ekuitas swasta Atlas Holdings LLC, mengatakan operasinya netral karbon.
Penambangan Bitcoin terdiri dari ribuan komputer yang menjalankan perhitungan rumit untuk menjaga jaringan mata uang kripto, setiap transaksi yang berhasil divalidasi penambang akan mendapatkan bayaran dalam bentuk kripto.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Setelah Wali Kota New York, Politikus di Belgia Bakal Terima Gaji Bitcoin
Sebelumnya, tren baru tampaknya telah muncul dalam kalangan politikus di seluruh dunia, karena adopsi kripto terus meroket saat ini. Christophe De Beukelaer, anggota Parlemen Belgia dan anggota partai Humanist Democratic Center (cdH), mengumumkan akan menerima gajinya dalam Bitcoin (BTC).
Faktanya, politisi itu berkomentar bahwa gajinya sebesar EUR 5.500 atau sekitar Rp 88 juta akan dikonversi ke kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya yaitu Bitcoin melalui Bit4You. Bit4You merupakan platform pertukaran kripto di Belgia.
“Saya yang pertama di Eropa, tetapi tidak di dunia, yang ingin menyoroti cryptocurrency dengan langkah seperti itu,” kata De Beukelaer, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu, 29 Januari 2022.
Dia menjadikan Eric Adams, Walikota New York yang baru terpilih, sebagai contoh politisi di luar Eropa untuk menerima gajinya dalam Bitcoin. Walikota AS telah menerima gaji dua mingguannya dalam bentuk BTC dan Ethereum (ETH).
Dengan hal seperti itu, anggota parlemen Belgia ingin menunjukkan kepada Eropa dan Belgia kepercayaannya terhadap industri cryptocurrency dan menyerukan untuk memperkuat langkah-langkah yang mendukung bidang dan perkembangannya di seluruh wilayah.
Dia menambahkan ingin aktor politik dari Belgia merangsang refleksi mendalam tentang sistem moneter dengan cara mendukung kripto.
Tahun lalu, Wali kota Miami saat ini dan advokat Bitcoin terkenal, Francis Suarez, menjadi berita utama di seluruh bidang kripto setelah mengumumkan akan menerima gaji dalam bentuk Bitcoin.
Menurut catatan publik pemerintah AS, gaji tahunan Wali kota Miami sebesar USD 97.000 atau sekitar Rp 1,3 miliar. Adapun Suarez mengatakan dia lebih suka mengandalkan aplikasi seperti Bitwage atau Strike untuk mengubah fiatnya menjadi kripto daripada meminta pemerintah setempat melakukannya.
Pada saat yang sama, dia terus mendorong untuk menjadikan Miami sebagai pusat kripto dengan mencoba mengeluarkan undang-undang ramah kripto, yang dia sebut sebagai “undang-undang kripto paling progresif” di negara tersebut.
Advertisement