Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah El Salvador telah menolak rekomendasi Dana Moneter Internasional (IMF) untuk berhenti menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negara tersebut.
IMF mendesak El Salvador minggu lalu untuk menghentikan penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan membubarkan Fidebitcoin, dana perwalian USD 150 juta yang dibuat untuk undang-undang Bitcoin.
Baca Juga
Menteri Keuangan El Salvador Alejandro Zelaya mengatakan kepada stasiun televisi lokal Bitcoin adalah masalah kedaulatan. Menurut laporan media, dia dengan marah berkata bahwa tidak ada organisasi internasional yang akan membuat kita melakukan apa pun.
Advertisement
"Negara adalah negara berdaulat dan mereka mengambil keputusan berdaulat tentang kebijakan publik,” kata Zelaya seperti dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (4/2/2022).
Menurut analisis IMF menyatakan dalam laporannya baru-baru ini di El Salvador, dalam waktu dekat, biaya aktual untuk menerapkan Chivo dan mengoperasionalkan undang-undang Bitcoin melebihi potensi manfaat.
Dana Moneter Internasional juga merekomendasikan agar pemerintah El Salvador mulai membebankan biaya untuk penggunaan dompet digitalnya, Chivo. Selain itu, IMF ingin pemerintah Salvador berhenti memberikan USD 30 dalam bentuk Bitcoin kepada siapa pun yang mendaftar untuk menggunakan dompet Chivo.
El Salvador mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang nasional dengan status tender legal bersama dolar AS pada September tahun lalu. Sejak itu, negara tersebut telah membeli 1.801 BTC untuk perbendaharaannya.
Pada awal Januari, Presiden El Salvador, Nayib Bukele mengatakan 20 tagihan sedang disusun untuk struktur hukum obligasi Bitcoinnya yang diperkirakan akan kelebihan permintaan.
Dia juga mengharapkan dua negara lagi untuk mengadopsi BTC sebagai alat pembayaran yang sah pada 2022. Selanjutnya, Bukele juga memperkirakan kenaikan harga yang sangat besar untuk Bitcoin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Presiden El Salvador Nayib Bukele Terkait Harga Bitcoin
Sebelumnya, meski masih banyak orang yang meragukan Bitcoin, dan berbicara banyak hal soal Bitcoin, nampaknya Presiden El Salvador Nayib Bukele tidak berubah pikirannya tentang nilai masa depan aset digital itu.
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis, 3 Februari 2022, dalam cuitan melalui akun Twitter pribadinya, Presiden El Salvador itu telah mengatakan kenaikan harga yang sangat besar hanyalah masalah waktu.
Lebih lanjut dalam cuitannya, ia menjelaskan, ada lebih banyak jutawan daripada jumlah Bitcoin secara global. Ini berarti setengah dari populasi jutawan dunia tidak dapat membeli 1 BTC. Hingga saat ini, lebih dari 80 persen koin telah ditambang. Hal itu tentunya mengurangi jumlah orang yang mungkin dapat memiliki aset tersebut.
Analogi yang digunakan Bukele bukanlah hal baru. Banyak pendukung Bitcoin telah menggunakannya di masa lalu untuk meyakinkan para skeptis kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini akan jauh lebih berharga di masa depan.
Meskipun tidak semua orang setuju akan ada lebih banyak permintaan untuk Bitcoin di masa depan, itu membuat skenario yang menarik. Pada hari pertama tahun ini, Bukele mengatakan, harga Bitcoin bisa mencapai USD 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar sebelum akhir tahun ini.
Dia lebih lanjut membuat beberapa prediksi tentang aset digital itu. Jatuhnya harga pasar kripto baru-baru ini tidak menghilangkan kepercayaannya. Ia malah memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan portofolio Bitcoin El Salvador dengan membeli 410 unit koin seharga USD 15 juta.
Sejak pemerintah El Salvador menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Negara tersebut mendapat saran dan peringatan dari badan-badan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bukele telah berselisih dengan komunitas ekonomi global tentang penanganannya terhadap ekonomi negara itu.
Terlepas dari kritik yang berkembang tentang kebijakan dan kecenderungan otoriternya, Bukele tetap berkomitmen pada tujuan Bitcoinnya. Pemerintah sudah memiliki rencana untuk membangun kota yang dibiayai dengan obligasi bitcoin.
Advertisement