Liputan6.com, Jakarta - Selama minggu lalu, Bitcoin bergerak tajam dan mencapai angka USD 45.000 atau sekitar Rp 643,8 juta. Namun, itu tidak bertahan lama, Bitcoin kembali melemah beberapa hari terakhir hingga di bawah USD 43.000.
Meskipun begitu, kripto paling besar itu dapat dikatakan masih kokoh dan memiliki kinerja cukup baik, jika dibandingkan dengan Altcoin yang mengalami pertumpahan darah selama tujuh hari terakhir.
Dilansir dari CoinDesk, Jumat (18/2/2022), semua Altcoin utama turun setelah terjadi penurunan di pasar yang lebih luas dengan total kapitalisasi pasar kripto turun lebih dari 3 persen menjadi USD 1,9 triliun.
Advertisement
Penurunan altcoin menyebabkan peningkatan indeks dominansi Bitcoin sebesar setengah poin persentase menjadi 42,47 persen. Penurunan terjadi karena pasar yang lebih luas bereaksi terhadap inflasi Amerika Serikat yang mencapai level tertinggi selama empat dekade di 7,5 persen pada Januari.
Baca Juga
Turunnya harga Bitcoin, tampaknya untuk menjaga Bitcoin tetap aman dengan para trader yang berusaha menangkap setiap momentumnya. Akibatnya para trader memindahkan modal milik mereka dari Altcoin ke Bitcoin.
Perilaku Fear of Missing Out (FOMO) ini sering membuat Altcoin anjlok, menyebabkan kinerja yang buruk dan kesalahan harga jangka pendek. Salah satu penyebabnya karena investor selalu mengambil momen untuk Bitcoin.Â
Ketika harga bitcoin turun, investor menjual Altcoin mereka sebagai modal untuk membeli Bitcoin. Itulah mengapa FOMO terhadap Bitcoin dapat membuat harga Altcoin anjlok dan memberikan performa kurang baik.
Selain itu, bitcoin sejauh ini masih merupakan kripto paling populer dan banyak lembaga keuangan arus utama yang terjun ke dalam dunia kripto dengan mengadopsi Bitcoin dibandingkan Altcoin.Â
Adapun Altcoin lainnya, dalam tujuh hari terakhir, masing-masing token Shiba Inu, Solana, dan Cardano kehilangan nilai cukup besar.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Kripto Jumat Pagi 18 Februari 2022
Sebelumnya, jelang akhir pekan harga bitcoin, ethereum dan kripto jajaran teratas terlihat alami penurunan yang serentak pada Jumat pagi, 18 Februari 2022. Mayoritas kripto jajaran teratas melemah dalam perdagangan pagi ini.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah sebesar 7,62 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan sebesar 7,02 persen.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 40.709,37 per koin atau setara Rp 584,4 juta (asumsi kurs Rp 14.357 per dolar AS).Â
Ethereum(ETH) sebagai kripto terbesar kedua juga turut melemah. Dalam 24 jam terakhir, ETH melemah sebesar 7,84 persen dan sebesar 7,06 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.892,26 per koin.Â
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) pagi ini juga ikut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah sebesar 5,34 persen dan dalam sepekan sebesar 3,25 persen. Hal itu membuat BNB berada di level USD 404,50 per koin.Â
Adapun Cardano (ADA) juga melemah hari ini. ADA melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 5,48 persen dan 11,87 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,02 per koin.
Sedangkan, Solana (SOL) juga mengikuti kripto yang berada di atasnya dengan melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 7,97 persen dan 13,03 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 94,01 per koin.
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), tidak menunjukkan pergerakan harga yang signifikan dalam 24 jam terakhir. Saat ini USD berada di level USD 1,00, tetapi USDC masih belum kembali ke harga awalnya, dan masih tertahan di USD 0,9992.
Advertisement