Sukses

Harga Bitcoin Anjlok Hari Ini 18 Februari 2022, Ada Apa?

Harga Bitcoin dan kripto dengan kapitalisasi pasar besar lainnya anjlok hari ini, kenapa ya?

Liputan6.com, Jakarta - Investor melanjutkan posisi defensif mereka karena masih dalam suasana ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Selera investor untuk menyimpan dana pada aset berisiko tinggi, termasuk cryptocurrency turun, yang membuat sejumlah harga kripto merosot. 

Bitcoin, cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, diperdagangkan pada sekitar USD 40.600 atau sekitar Rp 582,9 juta. Angka itu, turun sekitar 8 persen selama 24 jam terakhir. 

Sedangkan ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, juga mengalami penurunan yang sama. Semua Altcoin lainnya di 20 teratas berdasarkan kapitalisasi pasar berada di zona merah.

Penurunan kripto bersamaan dengan penurunan serupa di antara saham AS, terutama saham teknologi yang lebih fluktuatif. Nasdaq turun hampir 3 persen, sedangkan Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 masing-masing turun 2,2 persen dan 1,7 persen.

"Laporan penembakan di wilayah perbatasan dan tuduhan bahwa Moskow mengatur operasi bendera palsu, atau niat untuk menyalahkan karena memulai konflik pada pasukan Ukraina, telah meningkatkan ketegangan dan menyebabkan lebih banyak investor mencari posisi yang kurang berisiko," tulis Susannah Streeter, Analis Investasi dan pasar senior untuk perusahaan manajemen aset yang berbasis di Inggris, Hargreaves Lansdown kepada CoinDesk, seperti dikutip Jumat (18/2/2022).

Dalam seminggu ini investor juga fokus terhadap laporan terpisah pada Indeks Harga Produsen (PPI), Januari, yang naik menjadi 9,8 persen, dan kekhawatiran inflasi berkelanjutan bank sentral AS yang dibahas pada pertemuan terbaru. 

Akibat hal tersebut, investor mulai kembali beralih ke emas, yang harganya naik lebih dari USD 1.900 pada Selasa, yang akhirnya cukup berdampak pada kripto.

"Harga emas, dilihat sebagai tempat berlindung yang aman di saat krisis, telah naik 1,37% lagi menjadi USD 1.896 per ounce, tertinggi 8 bulan," pungkas Streeter.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Analis Sebut Harga Bitcoin Tak Bakal Jatuh seperti Januari 2022

Sebelumnya, harga bitcoin sempat merosot selama paruh pertama Rabum 16 Februari 2022, tetapi berhasil kembali naik untuk membangun kembali pijakannya di atas USD 44.000 (Rp 627,9 juta). 

Di saat bersamaan, sejumlah Altcoin utama naik selama periode yang sama, meskipun Ethereum sempat alami sedikit penurunan.

Kegigihan yang terjadi pada bitcoin dan pasar kripto dalam beberapa hari ini, di tengah berbagai sentimen menunjukkan tidak akan ada penurunan seperti Januari 2022.

"Bitcoin terus terlihat sangat sehat setelah melewati badai geopolitik dengan baik sebelum mendapat manfaat dari peningkatan selera risiko pada hari Selasa," tulis Craig Erlam, analis pasar senior, Inggris & EMEA untuk Oanda, seperti dikutip dari CoinDesk, Kamis, 17 Februari 2022.

Namun, investor masih terus waspada terhadap langkah militer Rusia berikutnya di sepanjang perbatasan Ukraina dan berita inflasi terbaru. Federal Reserve AS juga terus melacak kenaikan inflasi, menurut risalah dari pertemuan Januari, dan secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga beberapa kali tahun ini. 

Pergerakan harga turun kemungkinan terjadi imbas kenaikan harga yang akan mempengaruhi belanja konsumen di bulan-bulan mendatang. 

Selain itu, saham Nasdaq dan Dow Jones Industrial Average yang padat teknologi secara kasar datar untuk hari perdagangan, sementara S&P 500 naik sedikit. Pergerakan tersebut hampir selaras dengan pergerakan market kripto.

"Risk appetite tetap penting, terutama yang terkait dengan inflasi dan suku bunga, yang dapat terus menjadi hambatan jika kecemasan tetap ada di pasar yang lebih luas," pungkas Erlam.