Liputan6.com, Jakarta - Memasuki pekan keempat Februari 2022, harga Bitcoin, Ethereum dan kripto jajaran teratas terlihat alami penurunan yang serentak pada Senin pagi (21/2/2022). Mayoritas kripto jajaran teratas melemah dalam perdagangan pagi ini.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah sebesar 4,49 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan sebesar 9,73Â persen.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 38.131,50 per koin atau setara Rp 547,8 juta (asumsi kurs Rp 14.366 per dolar AS).Â
Advertisement
Baca Juga
Ethereum (ETH) sebagai kripto terbesar kedua juga turut melemah. Dalam 24 jam terakhir, ETH melemah sebesar 5,62 persen dan sebesar 10,13 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.589,48 per koin.Â
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) pagi ini juga ikut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah sebesar 4,89 persen dan dalam sepekan sebesar 5,18 persen. Hal itu membuat BNB berada di level USD 378,36 per koin.Â
Adapun Cardano (ADA) juga melemah hari ini. ADA melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 5,85 persen dan 11 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,93 per koin.
Sedangkan, Solana (SOL) sedikit menguat dalam 24 jam terakhir sebesar 0,61 persen. Namun masih melemah sebesar 2,75 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 90,51 per koin.
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), tidak menunjukkan pergerakan harga yang signifikan dalam 24 jam terakhir. Saat ini USD berada di level USD 1,00, tetapi USDC masih belum kembali ke harga awalnya, dan masih tertahan di USD 0,9997.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rusia Bidik Pajak dari Kripto Rp 186,6 Triliun
Sebelumnya, di tengah persiapan kementerian dan regulator membuat kebijakan kripto di Rusia, sebuah dokumen telah beredar ke publik yang memberikan rincian tentang persiapan tersebut.Â
Sumber yang baru-baru ini dikutip oleh Bloomberg mengungkapkan, menurut perkiraan yang sekarang digunakan pemerintah dalam pertimbangan, Rusia memiliki lebih dari 16,5 triliun rubel dalam cryptocurrency atau sekitar Rp 3 triliun, seperti dilansir dari Bitcoin.com,ditulis Minggu,20 Februari 2022.
Ringkasan kebijakan yang mengacu pada angka itu juga dikutip oleh media berita The Bell, yang mengatakan jika Moskow memilih rezim pajak yang disederhanakan, total pendapatan pajak dari industri aset digital itu berpotensi mencapai satu triliun rubel per tahun, USD 13 miliar atau sekitar Rp 186,6 triliun.
Analisis tersebut memberikan berbagai penilaian tentang ukuran pasar kripto Rusia yang menunjukkan negara itu menyumbang ekonomi kripto global sebesar 12 persen atau lebih.Â
Para ahli menguraikan pajak terkait kripto dapat dikumpulkan dari dua sumber utama pungutan pada badan hukum, Misalnya dari pertukaran dan penyedia layanan, serta pajak atas investasi.Â
Perhitungan mereka menunjukkan negara dapat menerima antara 90 dan 180 miliar rubel per tahun dari platform perdagangan kripto berlisensi dan dari pajak penghasilan dapat menghasilkan hingga 606 miliar rubel.
Â
Advertisement