Liputan6.com, Jakarta - Dua publik figur tanah air, Anang Hermansyah dan Wirda Mansur diketahui telah meluncurkan token kripto mereka sendiri. Anang dengan proyek token ASIX-nya dan Wirda dengan I-COIN.Â
Kedua token tersebut telah resmi terdaftar di platform atau situs pelacakan harga yang paling dijadikan referensi di dunia untuk aset-aset kripto seperti Coinmarketcap dan CoinGecko.Â
Dengan begitu, investor bisa dengan mudah memantau pergerakan harga token milik para publik figur.Â
Advertisement
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis (24/2/2022), harga untuk token ASIX dibanderol dengan harga Rp 0,0.051057 per koin dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp 8.686.706.711.
Baca Juga
ASIX Token turun 22,74 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan untuk peringkat di Coinmarketcap saat ini adalah 3346, dengan kapitalisasi pasar tidak tersedia. Selain itu, peredaran suplai token ASIX juga masih belum tersedia dari maksimal suplai 10 triliun token ASIX.
Sedangkan untuk I-COIN berada di harga Rp 417,78 per koin dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp 1.340.827.903. I-COIN turun 1,32 persen dalam 24 jam terakhir.Â
Peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 4268, dengan kapitalisasi pasar tidak tersedia. Selain itu, peredaran suplai juga tidak tersedia dari maksimal suplai 100 juta I-COIN.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengenal Apa Itu Bitcoin Halving
Sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi dalam sebuah instrumen investasi, investor perlu memahami seluk beluk dari aset tersebut, mulai dari tingkat risiko hingga istilah-istilah di dalamnya.Â
Begitu juga untuk berinvestasi kripto, yang terdapat istilah-istilah penting di dalamnya, salah satunya yaitu Bitcoin Halving. Istilah Bitcoin Halving ini sering muncul dalam proses penambangan bitcoin dan sudah tidak asing lagi di kalangan investor yang memperoleh kripto dengan cara menambang.Â
Bitcoin Halving adalah kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok, atau terjadi empat tahun sekali, seperti dilansir dari situs Blog Pluang, Senin, 21 Februari 2022.
Halving menjadi indikator penting dalam menyusun proyeksi harga bitcoin. mengingat aktivitas ini memberi sinyal utama mengenai pasokan milik kripto terbesar itu saat ini.
Pada dasarnya, setiap penambang bitcoin berhak memperoleh block reward setelah sukses menambang satu blok Bitcoin. Dalam aktivitas ini, jaringan akan menerapkan pemberian imbalan Bitcoin Halving bagi penambang yang menambahkan block dalam jaringan mereka.
Lantas, mengapa hasil atau imbal yang diterima penambang harus dipotong setiap 4 tahun sekali? Hal tersebut dikarenakan suplai yang dimiliki dari Bitcoin yang semakin sedikit karena terus ditambang.Â
Seperti diketahui, jumlah Bitcoin sangat terbatas yaitu sebanyak 21 juta Bitcoin di seluruh dunia. Sejak kemunculannya pada 2009, Bitcoin sudah mengalami tiga kali Halving.Â
Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, di mana imbalan penambang yang awalnya 50 BTC merosot jadi 25 BTC. Selanjutnya, halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016 ketika block reward dipotong dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC.
Kemudian bitcoin Halving terakhir terjadi pada 11 Mei 2020 lalu, yakni dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC. Sedangkan untuk Halving berikutnya diprediksi akan terjadi pada Maret 2024, dan tampaknya akan menyentuh angka 3,125 BTC per block transaksi.
Â
Advertisement