Sukses

Penipu di Spanyol Mengaku Regulator Sekuritas untuk Jual Bitcoin

CNMV melakukan berbagai tindakan, termasuk menyiagakan Korps dan Pasukan Keamanan Negara.

Liputan6.com, Jakarta - Regulator sekuritas Spanyol (CNMV), telah mengeluarkan peringatan tentang adanya pihak tak dikenal yang meminta informasi dan menawarkan untuk menjual Bitcoin atas nama lembaga tersebut.

Penipu itu melakukan upaya penipuan melalui panggilan telepon, di mana mereka meminta informasi pribadi dan menawarkan keuntungan membeli Bitcoin yang dikatakan disita dari perusahaan yang didakwa oleh pengadilan Spanyol.

Dalam peringatannya, CNMV menyatakan mereka telah melaporkan ketidakberesan ini kepada pihak berwenang untuk menemukan pihak yang bertanggung jawab dan menggagalkan inisiatif ini. Demikian seperti dilansir dari Bitcoin.com, Sabtu (26/2/2022).

Mengetahui fakta tersebut, CNMV telah melakukan berbagai tindakan, termasuk menyiagakan Korps dan Pasukan Keamanan Negara.

Regulator Spanyol akan mengambil tindakan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan upaya penipuan ini, menurut presidennya, Rodrigo Buenaventura. CMNV juga membuat serangkaian rekomendasi dan meminta warga yang telah dihubungi untuk melaporkan kegiatan tersebut kepada pihak berwenang. 

Lembaga itu meminta warga untuk mengetahui panggilan yang dibuat atas namanya, dan jika ada situasi yang mencurigakan atau persyaratan aneh, untuk menghubungi regulator secara langsung.

Regulator sekuritas Spanyol menyarankan pengguna untuk memverifikasi email CNMV berasal dari domain cnmv.es, dan memastikan asal sumbernya, untuk mengesampingkan keberadaan tautan aneh yang tidak terkait dengan institusi tersebut.

Pada saat yang sama, lembaga tersebut mengklarifikasi mereka tidak akan pernah menghubungi warga negara manapun untuk memberikan peluang investasi, atau membebankan biaya kepada warga tersebut atas informasi ini. 

Kontak semacam itu harus dianggap mencurigakan dan harus dilaporkan kepada pihak berwenang, yang kemudian akan menindaklanjuti laporan tersebut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sumbangan Bitcoin ke Militer Ukraina Melonjak

Sebelumnya, sumbangan Bitcoin untuk tentara Ukraina melonjak setelah Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina pada Kamis pagi waktu setempat.

Data baru dari perusahaan analitik blockchain Elliptic menunjukkan, selama 12 jam pada Kamis, hampir USD 400.000 atau sekitar Rp 5,7 miliar dalam bentuk Bitcoin disumbangkan ke Come Back Alive, sebuah organisasi non-pemerintah Ukraina yang memberikan dukungan kepada angkatan bersenjata.

Sumbangan kripto belakangan ini meningkat pada Ukraina dalam beberapa minggu terakhir, di mana sumbangan berjumlah ratusan ribu dolar telah membanjiri LSM Ukraina dan kelompok sukarelawan yang bekerja untuk mencegah serangan Rusia, menurut Elliptic.

Aktivis telah menyumbangkan kripto untuk berbagai tujuan, termasuk melengkapi tentara Ukraina dengan peralatan militer, persediaan medis, dan drone, serta mendanai pengembangan aplikasi pengenalan wajah yang dirancang untuk mengidentifikasi apakah seseorang adalah tentara bayaran atau mata-mata Rusia.

"Cryptocurrency semakin banyak digunakan untuk perang crowdfund, dengan persetujuan diam-diam dari pemerintah,” kata Tom Robinson, kepala ilmuwan Elliptic, yang menjual alat analitik blockchain ke bank dan platform cryptocurrency, seperti dikutip dari CNBC, Jumat, 25 Februari 2022.

Kelompok sukarelawan telah lama meningkatkan pekerjaan militer Ukraina dengan menawarkan sumber daya dan tenaga kerja tambahan. Biasanya, organisasi ini menerima dana dari donor swasta melalui transfer bank atau aplikasi pembayaran. 

Cryptocurrency seperti Bitcoin menjadi lebih populer, karena dapat melewati lembaga keuangan yang mungkin memblokir pembayaran atau sumbangan ke Ukraina.

Menurut Elliptic, kelompok sukarelawan dan LSM secara kolektif telah mengumpulkan lebih dari USD 1 juta atau Rp 14,4 miliar dalam cryptocurrency, meskipun jumlah itu tampaknya dengan cepat bergerak lebih tinggi karena sumbangan datang di tengah serangan Rusia yang baru diluncurkan.

Organisasi Come Back Alive contohnya yang telah menerima cryptocurrency sejak 2018 untuk membantu memberi militer peralatan, layanan pelatihan, dan pasokan medis.

Kelompok lain, Aliansi Siber Ukraina, telah menerima hampir USD 100.000 dalam bentuk Bitcoin, Litecoin, Ether, dan campuran Stablecoin selama setahun terakhir. Sejak 2016. Aktivis aliansi tersebut juga telah terlibat dalam serangan siber terhadap target Rusia, kata Elliptic.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.