Sukses

Trader Veteran Peter Brandt Peringatkan Koreksi Harga Bitcoin Butuh Waktu Lama

Peter Brandt menyertakan bagan yang menunjukkan harga tertinggi bitcoin dan jumlah bulan untuk mencapainya.

Liputan6.com, Jakarta - Trader veteran, Peter Brandt telah memperingatkan soal koreksi harga Bitcoin bisa memakan waktu berbulan-bulan di masa lalu dan mungkin perlu beberapa waktu agar harga cryptocurrency mencapai titik tertinggi sepanjang masa. 

Brandt juga mengkritik para pendukung Bitcoin karena terus-menerus mendukung kripto meskipun harganya saat ini sedang dalam keadaan tidak baik. 

"Pemandu sorak yang terus-menerus menabuh genderang 'ke bulan' melakukan kerugian besar bagi investor BTC," tulis Brandt melalui akun Twitternya, seperti dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (2/3/2022).

Brandt telah menjadi trader berjangka sejak 1975. Dia adalah pembuat grafik dan penulis Laporan Faktor. Selama menjadi trader,Brandt telah memperdagangkan berbagai pasar, termasuk Dow futures, obligasi, jagung, minyak mentah, gandum Eropa, Osaka Dow, dolar AS, dan gula.

Brandt juga menyertakan sebuah bagan dalam tweetnya yang menunjukkan harga tertinggi Bitcoin dan jumlah bulan untuk mencapainya. Secara khusus, dia menunjukkan butuh 21 bulan bagi BTC bisa mencapai level tertinggi baru berikutnya pada 2013. Kemudian 40 bulan pada 2017 dan 36 bulan pada  2020.

Harga bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar USD 68.892 atau sekitar Rp 990,7 juta pada 9 November tahun lalu berdasarkan data dari Bitcoin.com Markets. Hingga saat ini, Bitcoin telah jatuh lebih dari 42 persen dari harga tertinggi yang pernah dicapai.

Brandt tidak menunjukkan perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan BTC untuk mencapai level tertinggi baru berikutnya. 

Namun, pedagang veteran itu baru-baru ini membagikan aturan perdagangan yang ditakuti, yaitu “Jangan pernah menambah perdagangan yang merugi.”

Menurut panel spesialis fintech di Finder.com, Bitcoin akan mencapai USD 94.000 atau sekitar 1,3 miliar tahun ini. Kemudian pada akhir 2025, panel percaya harga BTC akan mencapai USD 192.800 dan USD 406.400 pada 2030.

Sementara itu, bank investasi global Goldman Sachs telah memperingatkan harga bitcoin rentan terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve. 

Pada Januari, bank terbesar Swiss, UBS, juga memperingatkan potensi terjadinya “crypto winter”. Di sisi lain,, bank investasi global JP Morgan memiliki prediksi harga jangka panjang sebesar USD 150.000 untuk BTC tetapi memperkirakan nilai wajarnya menjadi USD 38.000.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Harga Kripto Rabu 2 Maret 2022

Sebelumnya, harga bitcoin, ethereum dan jajaran kripto teratas terlihat masih berada di zona hijau, Rabu pagi, 2 Maret 2022.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat dalam satu hari terakhir sebesar 5,13 persen dan 15,42  persen dalam sepekan.

Saat ini, harga BTC berada di level USD 43.797,62 per koin atau setara Rp 630,9 juta (asumsi kurs Rp 14.405 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) sebagai kripto terbesar kedua juga masih bertahan di zona hijau.  Dalam 24 jam terakhir. ETH menguat sebesar 4,40 persen dan 12,96 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.950,76 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) pagi ini masih menguat. Dalam satu hari terakhir BNB menguat sebesar 4,56 persen dan 8,88 persen dalam sepekan. Hal itu membuat BNB berada di level USD 405,50 per koin. 

Adapun, Cardano (ADA) yang juga masih menguat dalam satu hari terakhir sebesar 2,89 persen dan 8,78 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,9569 per koin.

Sedangkan, Solana (SOL) dalam satu hari terakhir SOL harus alami sedikit penurunan. Dalam 24 jam terakhir SOL melemah 1,06 persen. Namun masih menguat 13,85 persen dalam sepekan. Saat ini harga SOL dibanderol USD 97,30 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), hari ini sama-sama melemah setelah kemarin sempat menguat. Keduanya masing-masing melemah 0,01 persen dan 0,067 persen. Dengan begitu, membuat USDT dibanderol dengan harga USD 1,00, sedangkan USDC harganya kembali turun ke level USD 0,9996.