Sukses

Harga Kripto Hari Ini 3 Maret 2022: Bitcoin Kembali Loyo

Sejumlah kripto dengan kapitalisasi pasar besar antara lain bitcoin, ethereum kembali di zona merah dalam 24 jam terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin, ethereum dan kripto lainnya kembali melemah pada Kamis pagi (3/3/2022). Sebelumnya bitcoin dan lainnya sempat berada di zona hijau.

Berdasarkan data Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin (BTC) turun 1,05 persen dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, harga bitcoin melonjak 17,61 persen dalam sepekan. Saat ini, harga bitcoin di posisi USD 43.923,82 atau setara Rp 631,86 juta (asumsi kurs Rp 14.385 per dolar Amerika Serikat).

Kripto terbesar kedua yaitu ethereum juga seiring dengan bitcoin yang berada di zona merah. Harga ethereum turun 0,82 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan, harga ethereum menguat 13,68 persen. Harga ethereum kini berada di posisi USD 2.951,01 atau sekitar Rp 42,44 juta.

Demikian juga dengan binance coin (BNB) yang lesu. Dalam satu hari terakhir, harga BNB turun 0,05 persen. Akan tetapi, selama sepekan, harga BNB menguat 11,34 persen. Kini, harga BNB ditransaksikan di posisi USD 408,77.

Harga Tether masih berada di zona merah dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga tether susut 0,01 persen. Saat ini, harga tether ditransaksikan USD 1.

Harga Cardano juga melemah dalam 24 jam terakhir. Harga Cardano anjlok 2,37 persen dan selama sepekan naik 7,72 persen. Kini harga Cardano ditransaksikan di posisi USD 0,9396. Harga Avalanche merosot 3,64 persen dalam satu hari terakhir. Harga Avalanche menguat 12,91 persen dalam sepekan. Kini Avalanche ditransaksikan di posisi USD 83,64.

Di sisi lain, harga solana menguat 2,57 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga solana melambung 18,34 persen. Saat ini, harga solana di posisi USD 100,91.

Demikian juga harga USD Coin yang berada di zona hijau dengan naik tipis 0,01 persen dalam satu hari terakhir. Harga USD Coin menguat 0,04 persen dalam sepekan terakhir.  Kini, harga USD Coin ditransaksikan di posisi USD 0,9999.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pasar Kripto Mulai Pulih, Hati-Hati Bull Trap

Sebelumnya, mengawali minggu pertama Maret 2022, pasar kripto terlihat alami penguatan yang serentak. Investor disambut dengan pasar kripto yang kembali menghijau. 

Meski begitu, keadaan pasar yang mulai pulih tidak menjamin apakah tren bull run di pasar kripto akan terus berlanjut. Langit cerah saat ini masih membayangi market kripto, padahal akhir Februari lalu, market sempat tertekan dan jatuh, pasca memanasnya tensi geopolitik Rusia-Ukraina. 

Akibatnya, banyak investor yang segan masuk lebih dalam ke aset yang volatil, seperti kripto. Kini situasi tersebut mungkin telah berbalik arah. Pantauan 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sukses bertengger di zona hijau dalam 24 jam terakhir. Bahkan, lajunya pun terbilang agresif. 

Namun, yang menjadi pertanyaan dalam benak para investor kripto yaitu apakah ini sudah masuk dalam fase bull run atau malah bisa jadi bull trap? 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, saat ini investor kini nampaknya mulai menyadari bahwa memanasnya ketegangan Rusia-Ukraina membuka jalan terhadap adopsi aset kripto yang lebih luas lagi. Bahkan, beberapa pelaku pasar yakin Rusia akan mempercepat pengesahan aturan regulasi aset kripto.

"Namun, kembali lagi investor harus waspada akan potensi bull trap. Ketegangan geopolitik kedua negara hingga kini belum menurun. Kemudian, masih ada sentimen lainnya dari isu kebijakan moneter The Fed soal suku bunga yang masih intens. Sebaiknya, investor tetap tenang dan tidak panik atau wait & see," kata Afid dalam keterangan tertulis, Rabu, 2 Maret 2022.

Istilah bull trap mengemuka ketika situasi market bergerak secara keseluruhan. Bull trap adalah sinyal palsu, mengacu pada tren penurunan di saham, indeks, atau sekuritas lain yang berbalik setelah reli yang meyakinkan dan menembus level dukungan sebelumnya.

Dalam hal ini, investor juga masih perlu berhati-hati karena kondisi market yang terus menghijau tidak menjamin tren kenaikan akan terus berlanjut, justru malah bisa berbalik menjadi jebakan.

 

Â