Sukses

Volume Penjualan NFT Menurun, Ada Apa?

Selama tujuh hari terakhir, penjualan NFT turun 29,46 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan Non Fungible Token (NFT) minggu lalu turun, menyusul penurunan volume selama beberapa minggu terakhir. Di 14 blockchain yang mendukung NFT, penjualan turun 29,46 persen lebih rendah dari minggu sebelumnya.

Meskipun volume penjualan NFT turun, penjualan NFT yang berasal dari jaringan Arbitrum melonjak 97,53 persen minggu ini.

Menurut data Google Trends (GT), minat pada NFT yang sempat meledak, kini mulai turun minatnya. Hal itu terlihat dari permintaan pencarian untuk istilah "NFT" turun dari skor 100 di GT selama bulan pertama 2022, menjadi skor minggu ini 42. Demikian dilansir dari Bitcoin.com, ditulis Jumat (11/3/2022).

Sementara minat NFT menurun, volume penjualan juga turun banyak. Selama tujuh hari terakhir, penjualan NFT turun 29,46 persen. Metrik dari catatan tujuh hari cryptoslam.io menunjukkan blockchain terbesar dalam hal penjualan NFT, Ethereum, turun 32,13 persen.

Penjualan NFT di blockchain wax juga telah turun sebesar 38,52 persen minggu lalu, tetapi penjualan NFT Palm dan Theta mengalami penurunan paling besar. Penjualan NFT berbasis Palm turun 73,36 persen sejak minggu lalu dan penjualan NFT Theta turun 78,87 persen..

Koleksi NFT yang mencatat penjualan NFT terbanyak selama tujuh hari terakhir adalah Invisible Friends diikuti Wonderpals, Cryptopunks, Clonex, dan Bored Ape Yacht Club (BAYC).

Tak hanya pencarian NFT yang menurun, pencarian kata “Metaverse” juga ikut alami penurunan. Pencarian kata “Metaverse” turun dari skor tertinggi Januari sebesar 88 ke skor GT hari ini 32. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bursa Efek New York Daftar Merek Dagang untuk Pasar NFT

Sebelumnya, Bursa Efek New York (NYSE) telah mengajukan pendaftaran ke Kantor Paten dan Merek Dagang AS (USPTO) untuk menyediakan pasar online untuk berbagai barang digital termasuk NFT, mata uang kripto, media digital, dan karya seni.

Jika bursa itu menindaklanjuti rencana ini, mereka akan bersaing dengan perusahaan marketplace NFT seperti OpenSea dan Rarible.

Pendaftaran merek dagang itu diungkapkan oleh pengacara merek dagang Michael Kondoudis. Dia menjelaskan, NYSE mengajukan aplikasi pada 10 Februari untuk mendaftarkan merek dagang "NYSE" yang ikonik untuk beberapa produk berbasis kripto seperti barang virtual, NFT, token, serta pasar online untuk dibeli dan menjual aset digital dan pertukaran.

"Permohonan baru yang diajukan pada tanggal 10 mengatakan bahwa @NYSE memiliki rencana untuk merek dagang NYSE untuk NFT, cryptocurrency, koleksi digital, dan pasar untuk memperdagangkan dan menukarnya,” kata Kondoudis di Twitter, seperti dikutip dari Coin Rivet, Kamis, 24 Februari 2022.

Pada April, NYSE mencetak set NFT pertamanya dengan penghormatan kepada enam saham teknologi panas yang memulai debutnya di bursa terbesar dunia, termasuk Spotify, Roblox dan Coupang. 

Pada saat itu, bursa mengatakan tidak menjual NFT, hanya mencetaknya hanya untuk tujuan peringatan.

Dengan pengajuan merek dagang terbaru ini, menjadi jelas NYSE mungkin memiliki rencana yang jauh lebih ambisius untuk NFT.