Liputan6.com, Jakarta - Sebagai tujuan populer bagi banyak orang Rusia, Thailand kini mencari cara untuk memfasilitasi pembayaran warga Rusia di tengah meluasnya sanksi barat atas invasi militer Moskow ke Ukraina.
Cryptocurrency adalah salah satu opsi yang sedang dieksplorasi oleh industri pariwisata karena warga Rusia sekarang menghadapi batasan keuangan.
Pembicaraan sedang berlangsung antara Asosiasi Turis Phuket (PTA) dan Bank of Thailand (BOT) untuk menemukan metode pembayaran alternatif, termasuk cryptocurrency, untuk turis Rusia yang mengunjungi negara itu.
Advertisement
Upaya itu dilakukan setelah Visa dan Mastercard menangguhkan dukungan untuk kartu yang dikeluarkan Rusia di luar negeri, menambah tekanan pada Moskow untuk mengakhiri serangan militernya di Ukraina.
Baca Juga
Presiden Asosiasi Turis Phuket, Bhummikitti Ruktaengam baru-baru ini membahas kemungkinan mengizinkan turis Rusia menggunakan kripto sebagai tindakan darurat atau opsi cadangan, jika transaksi fiat tidak dapat diproses, menurut laporan harian Nation Thailand.
Pejabat PTA juga menyarankan agar bisnis Thailand mengintegrasikan sistem pembayaran kartu Rusia Mir, yang dikembangkan setelah beberapa bank Rusia ditolak layanannya oleh Visa dan Mastercard setelah aneksasi Krimea pada 2014.
Laporan media lain telah mengungkapkan perusahaan dari sektor pariwisata telah menggunakan platform pembayaran China Unionpay, juga penyedia layanan kartu bank, untuk menawarkan kepada orang Rusia di negara itu sebagai metode pembayaran lain untuk menutupi tagihan mereka.
Hingga 4.000 turis dari Federasi Rusia saat ini berada di Phuket, sebuah provinsi dengan lebih dari 30 pulau di lepas pantai selatan Thailand.
"Phuket adalah tujuan wisata populer di pasar Rusia. Antara 300 dan 400 pengunjung Ukraina juga ada di sana sekarang,” kata Bhummikitti, dikutip dari Bitcoin.com, Sabtu (12/3/2022).
3.000 turis lainnya dari kedua negara sedang berlibur di Koh Samui, Krabi dan Pattaya, menurut Tourism Authority of Thailand (TAT). Mereka terdampak oleh perang yang sedang berlangsung di Ukraina atau tidak dapat kembali ke rumah karena penerbangan yang dibatalkan.
Aeroflot dan S7 Airlines Rusia tidak terbang ke Phuket setelah sejumlah negara menutup wilayah udara mereka untuk pesawat Rusia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Asosiasi Kripto di Jepang Bakal Hentikan Pengguna Rusia yang Masuk Daftar Hitam
Sebelumnya, Badan Layanan Keuangan Jepang (FSA) dan Asosiasi Pertukaran Aset Virtual dan Kripto Jepang dilaporkan akan mencoba menemukan cara untuk menghentikan entitas Rusia yang masuk daftar hitam menghindari sanksi melalui penggunaan kripto.
Sebuah laporan lain menunjukkan kedua pihak tidak membahas atau mempertimbangkan rencana untuk memblokir semua pengguna Rusia.
Sebaliknya, laporan itu mengatakan regulator fokus pada menemukan cara untuk menghentikan siapa pun yang menggunakan cryptocurrency untuk menghindari sanksi.
Sementara itu, menurut laporan Bloomberg mengutip Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki yang menjelaskan kepada parlemen negara itu bagaimana Tokyo bekerja untuk menutup celah yang dapat dimanfaatkan oleh orang-orang Rusia yang terkena sanksi.
“Kami mengamati dengan cermat situasi penyelesaian seperti aset kripto dan SPFS untuk mengamankan efektivitas sanksi terhadap Rusia,” kata Suzuki dikutip dari Bitcoin.com, Jumat, 11 Maret 2022.
Pengungkapan Jepang berencana untuk memblokir entitas Rusia yang terkena sanksi datang setelah sejumlah pertukaran kripto Korea Selatan mengkonfirmasi mereka sekarang memblokir pengguna dari negara-negara yang berisiko tinggi melakukan pencucian uang.
Meskipun Jepang mulai menindak pengguna Rusia yang masuk daftar hitam, tetapi berapa pertukaran kripto global telah menolak untuk memblokir semua pengguna Rusia seperti yang telah diminta oleh banyak orang termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Advertisement