Sukses

Perusahaan Ritel Farmasi di Amerika Serikat Jajaki Dunia NFT

Salah satu perusahaan retail farmasi di Amerika Serikat daftarkan merek dagang untuk keperluan aset digital.

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa retail farmasi, CVS telah mengajukan serangkaian pengajuan merek dagang di Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat (USPTO) pada 28 Februari 2022, dan pendaftaran tersebut diterbitkan pada 4 Maret.

CVS mengajukan merek dagang CVS-Health #97287237 membahas sejumlah item virtual dan Non Fungible Token (NFT). Hal tersebut dijelaskan dalam konsep. Bagian 1(a) pengajuan.

"Barang virtual yang dapat diunduh, yaitu, berbagai barang konsumsi, obat resep, kesehatan, kebugaran, kecantikan, produk perawatan pribadi, dan barang dagangan umum untuk digunakan secara online dan di dunia maya online,” isi surat pengajuan merek dagang CVS, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (21/3/2022).

Demikian pula, bagian 1(b) dijelaskan soal aset digital dan koleksi digital yang dijual sebagai NFT. Barang virtual CVS Health dan merek dagang koleksi digital mengikuti sejumlah perusahaan terkenal yang juga telah mengajukan merek dagang terkait metaverse dan NFT dengan USPTO.

Salah satu perusahaan yang lebih dulu mendaftarkan merek dagangnya adalah raksasa makanan cepat saji McDonald yang mengajukan merek dagang terkait metaverse dengan USPTO pada pertengahan Februari.

Kemudian Walmart mengajukan merek dagang terkait metaverse dan NFT pada pertengahan Januari. New Balance, Puma, dan Crocs juga telah mengajukan merek dagang metaverse belakangan ini. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Ukraina Bakal Luncurkan Museum NFT dari Invasi Rusia

Sebelumnya, invasi yang sedang berlangsung dari Rusia telah menyebabkan pemerintah Ukraina mengambil berbagai cara untuk bertahan dan memerangi kembali. Ukraina kini telah mengumumkan negara tersebut ingin menunjukkan kepada dunia beberapa momen perang dalam bentuk NFT.

Beberapa hari lalu, Ukraina mengungkapkan rencana lebih lanjut untuk mengumpulkan dana dengan menjual NFT. Ukraina akan menampilkan seni yang menggambarkan berita tentang invasi Rusia.

Dalam sebuah wawancara, Wakil menteri transformasi digital Ukraina, Alex Bornyakov mengatakan, koleksi NFT akan seperti museum perang Rusia-Ukraina. Dia lebih lanjut mengungkapkan mereka akan memberitahu dunia tentang perang dalam bentuk NFT. 

Negara ini telah mengembangkan cara baru untuk menggunakan aset digital dalam membantu mendanai pertahanannya. Dana yang diterima dari pengumpulan NFT perang Ukraina akan digunakan untuk upaya perang negara. 

"Kami tidak menggunakan dana ini untuk membeli senjata pada saat ini. Kami membeli kacamata night vision, optik, helm, rompi anti peluru,” ujar Bornyakov, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis, 17 Maret 2022.

Nantinya, setiap NFT akan mewakili sebuah karya seni yang menggambarkan sebuah cerita dari perang. Selain itu, menurut Bornyakov, koleksinya diharapkan  menampilkan sesuatu yang keren.

Pemerintah pertama kali mengumumkan proposal untuk meluncurkan NFT pada 3 Maret setelah membatalkan rencana pengiriman hadiah kepada orang-orang yang menyumbangkan kripto untuk tujuan negara.

Penggunaan aset digital telah memainkan peran penting dalam perang Rusia-Ukraina. Menurut Bornyakov, diplomasi digital Ukraina telah memberikan hasil. Beberapa platform media sosial telah memblokir media pemerintah Rusia seperti Russia Today dan Sputnik.

Jumlah total yang disumbangkan ke Ukraina dalam bentuk kripto telah melampaui USD 83,5 juta pada minggu lalu. Dari jumlah itu, 52,54 persen dari sumbangan langsung diberikan kepada pemerintah Ukraina. Selain itu, gabungan Bitcoin dan Ethereum menghasilkan 67,73 persen dari semua donasi.