Sukses

Binance Larang Transaksi yang Pakai Mastercard dan Visa Rusia

Transaksi dengan kartu Mastercard dan Visa yang diterbitkan di Rusia tak akan tersedia di Binance.

Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran kripto Binance telah memblokir transaksi dengan kartu Mastercard dan Visa yang dikeluarkan di Federasi Rusia

Binance mengumumkan langkah tersebut setelah raksasa pembayaran Amerika memutuskan untuk menghentikan operasi di Rusia atas invasi militernya ke Ukraina.

Sejak Rabu 9 Maret 2022, semua transaksi yang dimulai dengan kartu Mastercard dan Visa yang diterbitkan di Rusia tidak akan tersedia di Binance. 

Binance lebih lanjut mencatat, semua transaksi yang dimulai dengan kartu Mastercard dan Visa yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan di luar Rusia tidak akan tersedia di Binance di dalam negeri. 

Hal tersebut juga sejalan dengan perubahan kebijakan yang diumumkan oleh kedua perusahaan jasa keuangan.

Juru bicara Binance menjelaskan, pembatasan hanya berlaku untuk layanan crypto-to-fiat Binance, menurut laporan Forklog. 

“Pedagang masih dapat menggunakan kartu Rusia dalam transaksi peer-to-peer, kecuali yang dikeluarkan oleh lembaga perbankan yang dikenai sanksi,” kata juru bicara Binance dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (23/3/2022). 

Di tengah serangan militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, pemerintah Ukraina mengeluarkan seruan di bursa kripto untuk membekukan akun semua pengguna Rusia. 

Sementara beberapa platform, seperti Coinbase A.S. dan Upbit dan Bithumb Korea Selatan telah memberlakukan pembatasan. Namun pertukaran kripto global utama seperti Binance dan Kraken menolak permintaan untuk secara sepihak membekukan akun semua pengguna yang berbasis di Rusia.

Dengan Barat yang memperluas sanksi keuangan di Moskow, Rusia telah beralih ke pasar aset digital dengan laporan yang mengungkapkan lonjakan perdagangan rubel Rusia, termasuk di Binance. 

Sebelumnya, pendiri dan CEO Binance, Changpeng Zhao menyatakan pertukaran itu mengikuti aturan sanksi tanpa membatasi akses untuk warga Rusia biasa yang tidak ada dalam daftar sanksi.

Binance juga telah secara aktif terlibat dalam pembiayaan upaya kemanusiaan di Ukraina. Pertukaran mengumumkan sumbangan USD 10 juta atau sekitar RP 143,2 miliar untuk orang-orang Ukraina yang menderita akibat konflik militer. 

Selain itu, Binance Charity Foundation juga memberi bantuan melalui Unicef cryptocurrency senilai USD 2,5 juta atau sekitar Rp 35,8 miliar. 

2 dari 2 halaman

Binance Luncurkan Plafform Bifinity

Sebelumnya, di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang sedang terjadi dan peningkatan pengawasan kripto pemerintah, platform pertukaran kripto Binance justru memperluas penawarannya.

Binance mengumumkan peluncuran platform pembayaran fiat-to-crypto Bifinity. Bifinity adalah penyedia pembayaran mata uang fiat ke kripto resmi untuk Binance. Platform ini menghubungkan bisnis, pedagang, dan pengguna ke kripto dan blockchain.

Untuk pedagang dan bisnis, platform akan memungkinkan penerimaan pembayaran dalam kripto. Demikian juga, konsumen akan memiliki akses ke layanan jual beli kripto yang lebih luas dan mudah digunakan pengguna. 

“Kami (Bifinity) melihat permintaan yang lebih besar untuk meningkatkan fiat-to-crypto on-ramp untuk menjembatani kesenjangan antara industri keuangan tradisional dan ekonomi kripto yang terdesentralisasi dan terpusat,” kata Presiden Bifinity, Helen Hai, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu, 19 Maret 2022.

Salah satu alasan yang mendasari peluncuran platform Bifinity adalah Binance bertujuan untuk meningkatkan kebebasan uang dan dengan Bifinity ingin mempercepat adopsi kripto massal.

Menurut pengumuman, Bifinity mendukung lebih dari 50 kripto secara global. Kemudian mereka juga menerima semua metode pembayaran utama, termasuk Visa dan Mastercard. Selain itu, Bifinity memberikan biaya proses pembayaran murah untuk merchant.

Bifinity bermitra dengan PaySafe dan Checkout.com dalam upaya untuk memperluas akses kripto secara global. Kemitraan ini juga akan memungkinkan lebih banyak pengguna untuk membeli dan menjual kripto.

Minggu ini, Binance menjadi berita utama untuk donasi USD 2,5 juta dengan UNICEF. Sumbangan itu untuk mendukung anak-anak Ukraina yang membutuhkan bantuan sebagai akibat dari invasi Rusia.