Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan startup Blockchain, ConsenSys, telah mengumpulkan USD 450 juta atau sekitar Rp 6,4 triliun dalam putaran pendanaan baru yang lebih dari dua kali lipat penilaiannya menjadi USD 7 miliar.
Suntikan tunai tersebut dipimpin oleh ParaFi Capital, dengan Microsoft, SoftBank Jepang dan Temasek Singapura juga bergabung sebagai investor baru di perusahaan.
ConsenSys yang berkantor pusat di New York didirikan pada 2014 oleh Joseph Lubin, salah satu pendiri Ethereum. Ethereum adalah platform blockchain di belakang Ether, cryptocurrency terbesar kedua di dunia.
Advertisement
Baca Juga
Jika blockchain Bitcoin sebagian besar digunakan untuk transaksi, ethereum dapat digunakan untuk membuat aplikasi terdesentralisasi atau dapps. ConsenSys sebagai startup blockchain, mengembangkan perangkat lunak yang berjalan di jaringan Ethereum.
Investasi Microsoft terkait kripto merupakan momen yang cukup langka, meskipun begitu, sebelumnya Microsoft memimpin investasi tahap awal di Palm NFT Studio, sebuah perusahaan rintisan yang juga didirikan oleh Lubin.
Keterlibatan Microsoft menyoroti minat yang meningkat dari perusahaan teknologi terbesar di dunia di Web3, istilah yang didefinisikan yang mengacu pada upaya untuk membuat versi internet terdesentralisasi berdasarkan teknologi blockchain.
Mengenai istilah Web3, Lubin mengatakan teknologi protokol terdesentralisasi itu anti rapuh.
“Teknologi protokol terdesentralisasi anti-rapuh, seperti halnya komunitas globalnya. Masyarakat akan menafsirkan sentralisasi sebagai suboptimal dan peluang, dan akan terus-menerus melakukan desentralisasi,” ujar Lubin, dikutip dari CNBC, Rabu (23/3/2022).
ConsenSys dipandang oleh investor sebagai salah satu perusahaan yang akan menggerakkan Web3. Ini diuntungkan dari banjir investasi ke tren kripto yang muncul seperti keuangan terdesentralisasi, atau DeFi, dan NFT.
Produk ConsenSys yang paling populer yaitu dompet cryptocurrency MetaMask dan Infura, serta seperangkat alat yang membantu pengembang membuat aplikasi Ethereum.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Microsoft Ungkap Pembelian Activision Bagian Pendekatan ke Metaverse
Sebelumnya, raksasa perangkat lunak, Microsoft mengumumkan telah menyelesaikan kesepakatan untuk mengakuisisi Activision Blizzard, salah satu pengembang dan penerbit game terbesar di dunia game.
Kesepakatan itu, melibatkan transaksi tunai senilai USD 68,7 miliar atau sekitar Rp 985,2 triliun akan memberikan Microsoft kepemilikan waralaba game seperti "Call of Duty," "Candy Crush," "World of Warcraft," dan "Diablo.". Perusahaan juga menyebutkan akuisisi ini akan menyediakan blok bangunan untuk metaverse.
"Kami berinvestasi besar-besaran dalam konten, komunitas, dan cloud kelas dunia untuk mengantarkan era baru game yang mengutamakan pemain dan pembuat konten serta menjadikan game aman, inklusif, dan dapat diakses oleh semua orang,” kata CEO Microsoft, Satya Nadella dalam sebuah siaran pers, seperti dikutip dari bitcoin.com, ditulis Sabtu, 22 Januari 2022.
Bagi Nadella, akuisisi Activision Blizzard akan mempercepat pertumbuhan Microsoft dan lingkungan game-nya dan akan memberikan landasan bagi Microsoft dalam mengambil alih metaverse.
Gaming adalah kategori paling dinamis dan menarik dalam hiburan di semua platform saat ini dan akan memainkan peran kunci dalam pengembangan platform metaverse.
Sementara perusahaan belum mengumumkan langkah apa pun yang terkait dengan metaverse yang melibatkan divisi game atau lingkungan Xbox, Nadella mengisyaratkan perkembangan lebih lanjut dalam hal ini.
Advertisement
Bentuk Mesh
Namun, perusahaan sedang mengerjakan sendiri metaverse untuk kantor dalam bentuk Mesh. Mesh akan memungkinkan orang yang menggunakan Microsoft Teams untuk mengadakan rapat dan mengobrol dengan avatar online, menggantikan konferensi video untuk pengalaman yang lebih mendalam dan partisipatif.
Banyak perusahaan game blockchain telah mempresentasikan pandangannya tentang metaverse dengan berbagai hasil. The Sandbox misalnya, sebuah game metaverse yang menampilkan NFT buatan para penggunanya, telah menarik perhatian dari berbagai perusahaan.