Sukses

Chainalysis Luncurkan Alat untuk Deteksi Penghindaran Sanksi Rusia

Chainalysis mengumumkan dua alat penyaringan sanksi baru yang gratis digunakan untuk para pelaku industri.

Liputan6.com, Jakarta - Ketika konflik militer di Ukraina meningkat, sekutu barat terus memperluas sanksi terhadap Rusia, termasuk dengan menargetkan peluang untuk menggunakan aset kripto untuk menghindari pembatasan. 

Perusahaan analitik Blockchain Chainalysis telah bergabung dengan upaya ini, mengumumkan dua alat penyaringan sanksi baru yang gratis digunakan untuk para pelaku industri. 

Alat ini akan memungkinkan pembuat protokol web3 terdesentralisasi seperti DEX, platform defi, DAO, dan dapps, serta hampir semua orang yang berinteraksi dengan cryptocurrency, dengan mudah memvalidasi bahwa mereka tidak berinteraksi dengan alamat cryptocurrency yang terkait dengan entitas yang dikenai sanksi.

Salah satu alat, bernama oracle on-chain yang dirancang untuk kontrak pintar, sudah tersedia dan pengguna dapat menggunakannya dari kontrak pintar lain untuk memeriksa apakah suatu alamat ada dalam daftar sanksi.

"Oracle Chainalysis digunakan di sebagian besar rantai EVM seperti Ethereum, Avalanche, BSC, Polygon, Optimism, Arbitrum, Celo," perusahaan menjelaskan, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (24/3/2022).

Kemudian alat bernama API yang diharapkan selesai pada April, sedang dikembangkan untuk antarmuka pengguna web dan seluler serta server web. Dengan itu, pengguna akan dapat memverifikasi apakah alamat cryptocurrency ada dalam daftar sanksi. 

Chainalysis mengatakan alat gratis ini akan memungkinkan bisnis kripto dan organisasi lain yang beroperasi di sektor ini dengan cepat memeriksa alamat kripto sebelum mengizinkannya terhubung dengan platform dan layanan mereka. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Solusi Lain

Perusahaan juga menawarkan berbagai solusi lain yang bertujuan untuk mengurangi eksposur terhadap berbagai risiko yang berasal dari aktivitas keuangan yang berbeda.

Cryptocurrency telah menjadi sorotan sejak awal konflik di Ukraina. Pemerintah di Kyiv dan LSM Ukraina semakin mengandalkan sumbangan kripto untuk mendanai upaya pertahanan dan mengatasi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak.

Ukraina juga berusaha melacak dompet kripto yang digunakan oleh pejabat Rusia dan Kementerian Transformasi Digitalnya baru-baru ini mengumumkan kemitraan dengan Crystal Blockchain untuk mengidentifikasi transaksi kripto Rusia yang melanggar sanksi. 

Pada saat yang sama, bursa utama seperti Binance dan Kraken telah menolak permintaan untuk secara sepihak memberlakukan pembatasan pada semua pengguna Rusia.