Sukses

DPR Soroti Investasi Bodong Berkedok Forex yang Tipu Warga Satu Kampung

Investasi bodong berkedok forex rugikan satu kampung di Gorontalo.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, menanyakan tindak lanjut dari kasus investasi bodong berkedok forex yang merugikan satu kampung di Gorontalo, kepada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Pertanyaan tersebut Rachmat titipkan melalui Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung yang kemudian disampaikan kepada Kepala Bappebti, Indrasari Wisnu Wardhana dalam Rapat Dengar Pendapat, Kamis (24/3/2022). 

"Saya mau mengingatkan Pak Wisnu, beberapa bulan yang lalu itu Pak Rachmat Gobel menitipkan pertanyaan kepada saya terkait dengan kasus tertipunya satu kampung di Gorontalo, dengan trading forex. Mungkin saya mau minta perkembangannya seperti apa, dan langkah-langkah apa yang sudah dilakukan oleh Bappebti," ujar Martin. 

"Ini supaya jadi showcase artinya yang sudah mendapatkan sorotan dari pimpinan DPR seperti apa yang sudah ditangani, itu tambahan dari saya,” lanjut Martin.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Wisnu menjawab, kasus yang terjadi di Gorontalo sudah ditangani Polda, tetapi dalam menangani kasus tersebut, Wisnu mengungkapkan ada kesulitan.

“Tapi kami sudah follow up dengan bareskrim dan sedang ditindaklanjuti pak,” pungkas Wisnu.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rawan Investasi Bodong, Ini Cara Agar Anda Tak Terjebak

Sebelumnya, belakangan ini banyak terkuak kasus investasi bodong dengan menggunakan banyak kedok mulai dari trading, binary option, hingga robot trading. 

Apapun modusnya, investasi bodong tetap penipuan yang merugikan banyak pihak, bahkan kerugian yang dicapai bisa miliaran rupiah. Menanggapi hal ini, pengamat sekaligus investor dan trader, Desmond Wira membagikan empat cara agar tidak terjebak investasi bodong. Berikut keempat caranya:

1. Tak tergiur keuntungan tinggi

Investasi bodong selalu menggaet korbannya dengan memberikan iming-iming keuntungan investasi yang besar bahkan terkesan tak masuk akal. 

Apalagi banyak orang kan memang suka yang instan. Ingin cepat kaya tanpa berusaha. 

“Seringkali mereka menjamin sejumlah keuntungan yang besar secara tetap. Dari dulu sampai sekarang ciri penipuan bisnis investasi hanya satu yang utama, yaitu menawarkan profit tinggi kepada nasabah,” kata Desmond kepada Liputan6.com, Selasa, 22 Maret 2022.

2. Cek Legalitas

Di dunia investasi, legalitas menjadi hal utama dan penting ketika ingin menentukan platform investasi. Maka dari itu, investor perlu memperhatikan legalitas dari perusahaan penyedia investasi. 

“Dengan cara ini kita bisa meminimalisir potensi fraud. Biasanya penipuan yang berkedok investasi atau trading menggunakan broker yang ternyata afiliasinya sendiri atau tidak jelas regulasinya,” jelas Desmond.

3. Curigai Investasi yang Fokusnya Mencari Anggota Baru

Umumnya penipuan berkedok money game mengharuskan korbannya untuk mencari korban lain (member get member). Sekarang ada juga modus yang tidak menekankan member get member, tapi pada prinsipnya tetap ia membutuhkan member banyak agar skema penipuannya berhasil.

“Karena itu ada yang mengganti sistem member get member dengan menggunakan tim marketing sendiri,” tutur Desmond.

Bukan menjadi hal baru lagi, saat ini banyak investasi bodong yang menggunakan skema ponzi yang di mana member lama akan mendapat keuntungan dari uang setoran member baru.

4. Jangan Mudah Percaya Testimonial Anggota

Testimoni yang diberikan pada penyedia investasi bodong biasanya mereka adalah member lama yang sudah merasakan "manfaat" money game tersebut. 

Bahkan para member lama ini biasanya militan, mendukung mati-matian, karena memang yang paling duluan masuk di sistem money game yang paling diuntungkan. Merekalah yang rajin mencari member baru untuk diajak. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.