Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov resmi meluncurkan MetaHistory NFT Museum, sebuah museum NFT berbasis blockchain dari invasi Rusia ke Ukraina.
Sebelumnya, pada awal Maret 2022, pemerintah Ukraina melaporkan rencana untuk meluncurkan 'Museum NFT' perang Rusia-Ukraina. Pada Jumat (25/3/2022) pemerintah Ukraina resmi mengumumkan peluncuran museum NFT tersebut.
Sama seperti rencana awal, hasil dari penjualan NFT akan mendukung pemerintah Ukraina untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya.
Advertisement
Baca Juga
"Sementara Rusia menggunakan tank untuk menghancurkan Ukraina, kami mengandalkan teknologi blockchain yang revolusioner. @Meta_History_UA NFT-Museum diluncurkan. Tempat menyimpan kenangan perang. Dan tempat untuk merayakan identitas dan kebebasan Ukraina,” tulis Fedorov melalui akun twitternya, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (28/3/2022).
Setiap NFT akan dijual seharga 0,15 ETH atau sekitar Rp 7,1 juta dan semua keuntungan dari penjualan awal akan masuk ke dompet Kementerian Transformasi Digital. Dana tersebut akan didistribusikan untuk upaya bantuan kemanusiaan di Ukraina.
Tidak seperti museum tradisional, museum perang Ukraina ada dalam bentuk digital dan hanya terdiri dari NFT. Berdasarkan tweet dari MetaHistory, pembeli tidak akan dapat melihat NFT yang ada di museum sampai pembeli tersebut membelinya.
Sejak awal invasi Rusia, pemerintah Ukraina telah melihat aset digital sebagai sarana dukungan. Aset digital telah terbukti menjadi pilihan ideal bagi pemerintah yang membutuhkan bantuan untuk upaya perang dan penduduk sipilnya.
Financial Times melaporkan, pemerintah Ukraina telah mengumpulkan lebih dari USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun dalam bentuk donasi kripto.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ukraina Bakal Luncurkan Museum NFT dari Invasi Rusia
Sebelumnya, invasi yang sedang berlangsung dari Rusia telah menyebabkan pemerintah Ukraina mengambil berbagai cara untuk bertahan dan memerangi kembali. Ukraina kini telah mengumumkan negara tersebut ingin menunjukkan kepada dunia beberapa momen perang dalam bentuk NFT.
Beberapa hari lalu, Ukraina mengungkapkan rencana lebih lanjut untuk mengumpulkan dana dengan menjual NFT. Ukraina akan menampilkan seni yang menggambarkan berita tentang invasi Rusia.
Dalam sebuah wawancara, Wakil menteri transformasi digital Ukraina, Alex Bornyakov mengatakan, koleksi NFT akan seperti museum perang Rusia-Ukraina. Dia lebih lanjut mengungkapkan mereka akan memberitahu dunia tentang perang dalam bentuk NFT.
Negara ini telah mengembangkan cara baru untuk menggunakan aset digital dalam membantu mendanai pertahanannya. Dana yang diterima dari pengumpulan NFT perang Ukraina akan digunakan untuk upaya perang negara.
"Kami tidak menggunakan dana ini untuk membeli senjata pada saat ini. Kami membeli kacamata night vision, optik, helm, rompi anti peluru,” ujar Bornyakov, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (17/3/2022).
Nantinya, setiap NFT akan mewakili sebuah karya seni yang menggambarkan sebuah cerita dari perang. Selain itu, menurut Bornyakov, koleksinya diharapkan menampilkan sesuatu yang keren.
Pemerintah pertama kali mengumumkan proposal untuk meluncurkan NFT pada 3 Maret setelah membatalkan rencana pengiriman hadiah kepada orang-orang yang menyumbangkan kripto untuk tujuan negara.
Penggunaan aset digital telah memainkan peran penting dalam perang Rusia-Ukraina. Menurut Bornyakov, diplomasi digital Ukraina telah memberikan hasil. Beberapa platform media sosial telah memblokir media pemerintah Rusia seperti Russia Today dan Sputnik.
Jumlah total yang disumbangkan ke Ukraina dalam bentuk kripto telah melampaui USD 83,5 juta pada minggu lalu. Dari jumlah itu, 52,54 persen dari sumbangan langsung diberikan kepada pemerintah Ukraina. Selain itu, gabungan Bitcoin dan Ethereum menghasilkan 67,73 persen dari semua donasi.
Advertisement