Liputan6.com, Jakarta - Seseorang dengan nama samaran Fadey yang berusia 20 tahun bercerita kepada CNBC telah melarikan diri dari Ukraina ke Polandia dengan membawa sejumlah tabungan dalam bentuk Bitcoin.
Pada pagi hari ketika Rusia berperang dengan Ukraina, Fadey bangun pada pukul 9 pagi waktu setempat karena menerima banyak pesan di Telegram dari teman-temannya yang menanyakan apa yang terjadi di kota barat Lviv.
Setelah memindai berita dengan cepat, dia menyadari negaranya sedang dikepung dan kemudian memutuskan untuk keluar.
Advertisement
Baca Juga
Fadey yang merupakan nama samaran meminta identitasnya dirahasiakan untuk melindungi privasinya, karena ada wajib militer untuk warga negara Ukraina berusia 18 hingga 60 tahun.
Agar bisa melarikan diri saat itu, ada dua hal penting yang perlu dilakukan Fadey sebelum pejabat setempat menahannya. Kedua hal tersebut adalah tes Covid-19 negatif dan uang.
"Saya tidak bisa menarik uang tunai sama sekali, karena antrian ke ATM sangat panjang, dan saya tidak bisa menunggu selama itu," kata Fadey kepada CNBC, dikutip, Senin (28/3/2022).
Lantaran kesulitan mengambil uang, akhirnya Fadey memutuskan untuk menggunakan bitcoin.
Fadey memberi tahu CNBC, dia melakukan pertukaran peer-to-peer (P2P) dengan seorang teman, memperdagangkan tabungan Bitcoin senilai USD 600 atau sekitar Rp 8,6 juta untuk złoty, mata uang nasional Polandia.
Kemudian uang tersebut dia gunakan untuk membayar bus melintasi perbatasan, tempat tidur di asrama untuk dia dan pacarnya, dan beberapa makanan.
Kecepatan dan kemudahan transaksi kripto itu terbukti berperan penting. Dalam waktu dua jam setelah perjalanan aman Fadey ke Polandia, Ukraina menutup perbatasannya untuk semua pria usia pertempuran.
Fadey juga membawa stik USB melintasi perbatasan yang berisi 40 persen dari tabungan hidupnya, atau sekitar USD 2.000 (Rp 28 juta) dalam bentuk bitcoin. Thumb drive itu, dikombinasikan dengan kode sandi yang unik, menjadi kunci kelangsungan keuangannya.
Pengalaman Fadey menyoroti beberapa karakteristik paling penting dari Bitcoin yaitu valid lintas batas, tidak memerlukan bank, dan ditambatkan ke pemiliknya dengan kata sandi, membuatnya jauh lebih sulit untuk dicuri daripada uang tunai.
Hampir seperempat penduduk Ukraina telah diusir dari rumah mereka dalam empat minggu terakhir, dan perang telah membebani sistem keuangan negara itu.
Saat invasi berlanjut, ATM di seluruh negeri mulai kehabisan uang tunai, dan beberapa orang antre berjam-jam hanya untuk mengambil uang dengan batas USD 33 per transaksi.
Mentransfer uang dari rekening bank nasional terbukti sama sia-sianya setelah bank sentral menangguhkan transfer tunai elektronik pada hari yang sama ketika Rusia menginvasi negara itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Bitcoin Sentuh Level Tertinggi sejak 3 Bulan Terakhir
Sebelumnya, Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin melesat melewati USD 46.800 atau sekitar Rp 671,1 juta pada satu titik, naik lebih dari 4 persen selama satu periode dua jam untuk mencapai level tertinggi selama tiga bulan.
Bahkan pada saat artikel ini tayang, Senin pagi, 28 Maret 2022, harga Bitcoin sudah berada di harga USD 47.186,31. Bitcoin telah naik lebih dari 12 persen sejak minggu lalu setelah naik enam hari berturut-turut, meskipun tetap turun dari titik awal USD 47.200 pada awal 2022.
Ethereum dan sebagian besar kripto utama lainnya juga berkembang. kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar mengikuti pola yang mirip dengan Bitcoin pada Senin dan diperdagangkan lebih dari USD 3.270, level tertinggi sejak awal Februari.
Solana, Cardano, dan Avalanche, di antara Altcoin lainnya, sangat bagus. Koin meme populer untuk Dogecoin dan Shiba Inu, masing-masing naik sekitar 6 persen dan 3,4 persen.
CEO manajer dana BitBull Capital, Joe DiPasquale mengatakan perdagangan semakin cepat setelah berminggu-minggu volume rendah.
“Volume perdagangan naik karena pembeli mencoba mengubah garis resistensi ini menjadi dukungan dan mengambil langkah lebih lanjut dalam penetapan harga,” ujar DiPasquale, dikutip dari CoinDesk, Senin, 28 Maret 2022.
DiPasquale mengatakan, Bitcoin memiliki minggu yang kuat, terutama mengingat opsi triwulanan berakhir. Pada Jumat dia mencatat Bitcoin telah menunjukkan ketahanan menyusul keputusan Federal Reserve minggu lalu untuk menaikkan suku bunga dan eskalasi lanjutan dari invasi Rusia ke Ukraina dengan kejatuhan ekonominya.
Namun, DiPasquale juga masih berhati-hati dalam menilai kripto pada hari-hari selanjutnya, karena seperti diketahui, kripto sangat sulit diprediksi.
“Sementara pelaku pasar mulai mendapatkan bullish dan Fear and Greed Index berada di netral, bull BTC ingin melihat harga berkonsolidasi di atas USD 46.000 untuk kelanjutan lebih lanjut," ungkap DiPasquale.
"Minggu mendatang juga penting karena menandai akhir kuartal dan kita bisa melihat peningkatan volatilitas setelah itu,” pungkas dia.
Advertisement