Liputan6.com, Jakarta - CEO Valve serta pemilik platform Steam, Gabe Newell salah satu pasar distribusi game digital terbesar di industri PC, membagikan pemikirannya mengenai fenomena NFT dan orang-orang di baliknya.
Dalam sebuah wawancara yang ditawarkan kepada Rock, Paper, Shotgun, Newell membuat perbedaan yang jelas antara teknologi yang menggerakkan NFT dan orang-orang yang saat ini berada di industri yang mempromosikannya.
“Anda harus memisahkan teknologi yang mendasari versus aktor mana yang memanfaatkan teknologi itu. Ini seperti jika Anda seorang ahli kimia, dan Anda sedang melihat nitroselulosa, Anda seperti Oh, ya, kita dapat melakukan beberapa hal yang sangat menarik dengan itu,” kata Newell dalam wawancaranya, seperti dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (31/3/2022).
Advertisement
Newell juga mengatakan, konsep teknologi blockchain salah satu hal yang cukup masuk akal untuk dikembangkan.
Baca Juga
“Teknologi yang mendasari buku besar terdistribusi, dan gagasan kepemilikan digital, dan alam semesta bersama, semuanya cukup masuk akal,” ujar Newell.
Namun, tampaknya pernyataan Newell bertentangan dengan pendapat beberapa komunitas game tentang penggunaan NFT dan sikap yang diambil Steam sendiri terkait game yang dibangun di atas teknologi blockchain.
Seperti diketahui, beberapa gamer banyak yang menentang atau memberikan respons buruk bagi para developer game yang mulai terjun ke dunia NFT. Namun, beberapa pelaku industri game telah mengaitkan reaksi tersebut sebagai bagian dari kurangnya pengetahuan umum tentang aset digital ini.
Misalnya kasus yang terjadi pada salah satu developer game Ubisoft, yang menyatakan para gamer tidak memahami manfaat dari mengadopsi NFT.
Newell juga berbicara tentang masalah Steam yang sempat menerima pembayaran kripto untuk layanannya. Itu adalah salah satu yang pertama menjadikan bitcoin sebagai metode pembayaran, tetapi opsi ini ditangguhkan pada 2017 karena kenaikan biaya dan volatilitas harga Bitcoin.
“Pada satu titik Steam menerima cryptocurrency untuk pembayaran. Dan ternyata itu hanya membuat pelanggan sangat marah. Ada masalah volatilitas. Volatilitas adalah hal yang buruk dalam media pertukaran,” ujar Newell.
Selain itu, Newell mengatakan, pembayaran kripto di platform Steam adalah penipuan yang dilakukan orang-orang.
“sebagian besar transaksi yang dilakukan dengan cryptocurrency di Steam adalah penipuan, dengan orang-orang menggunakan dari sumber dana ilegal,” pungkas Newell.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Line Bakal Luncurkan Pasar NFT
Sebelumnya, perusahaan media sosial dan perangkat lunak messenger asal Jepang, Line Corporation telah mengumumkan, perusahaan tersebut akan memperkenalkan pasar NFT pada 13 April 2022.
Line merinci dalam sebuah siaran pers beberapa waktu lalu, pasar tersebut akan disebut “LINE NFT” dan menampilkan lebih dari 100 jenis NFT.
Nantinya, pengguna aplikasi LINE akan dapat menggunakan pasar NFT itu langsung melalui aplikasi, dilansir dari Bitcoin.com, Rabu, 30 Maret 2022.
Peluncuran LINE NFT akan diikuti oleh Nissy (Takahiro Nishijima), Yoshimoto Kogyo, dan Square Enix. Selain itu, peluncuran akan menampilkan video NFT edisi terbatas Yoshimoto Kogyo Holdings yang dijuluki "Teater Yoshimoto NFT".
Pada Maret 2021, Line Corporation menyelesaikan merger dengan Softbank Group, Yahoo Jepang, dan Z Holdings.
Perusahaan yang bergabung untuk mencakup dunia digital dari semua aspek itu juga mengungkapkan Z Holdings akan meluncurkan pasar NFT global yang akan beroperasi di 180 negara.
Sedangkan untuk pasar NFT milik Line rencananya hanya akan beroperasi di Jepang. Masuknya Line ke dalam ruang blockchain bukanlah hal baru sebelumnya, perusahaan meluncurkan “LINE Blockchain Lab” pada 2018.
Nantinya pasar NFT milik Line akan disimpan atau terintegrasi dengan LINE BITMAX Wallet.
Tak hanya Line yang tertarik terjun ke dunia NFT, banyak merek dan perusahaan Jepang yang terkenal telah memasuki industri NFT, termasuk konglomerat hiburan Jepang Square Enix dan Konami Holdings.
Tahun ini, raksasa ritel online Jepang, Rakuten juga berencana untuk meluncurkan pasar NFT dan perusahaan tersebut juga mengatakan layanan NFT peer-to-peer Rakuten akan siap pada 2023.
Advertisement