Liputan6.com, Jakarta - Founder Asix Token Anang Hermansyah menilai pasar non-fungible token (NFT) di Indonesia sangat potensial. Bahkan menurut Anang Hermansyah, kehadiran NFT dapat mendukung pencipta lagu, artis, dan musisi untuk memperoleh manfaat atas karyanya secara digital.
NFT mulai populer pada 2017 melalui game Cryptokitties. Sejak akhir 2021, NFT makin populer di tengah masyarakat global. Total penjualan NFT pada 2021 tercatat naik 55 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi USD 389 juta dari USD 250 juta.
Anang prediksi, pasar NFT di Indonesia sangat potensial. Namun, hal itu juga perlu diantisipasi hak cipta dan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) pencipta NFT yang diperjualbelikan.
Advertisement
Baca Juga
NFT dinilai dapat dipakai dalam beragam sisi kehidupan yang seiring waktu melek teknologi digital antara lain sektor seni yaitu musik dan lukisan. Kemudian dipakai untuk kehidupan bisnis, hobi hingga hiburan.
"Mereka bisa mendapatkan manfaat langsung secara peer to peer sehingga lebih menguntungkan karena tidak dipotong oleh pihak ketiga,” ujar dia dikutip dari Antara, ditulis Kamis (7/4/2022).
Anang pun bakal rilis NFT ramah hak cipta dan HAKI yang dalam NFT disematkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sehingga melindungi hak cipta seniman atau pemilik karya.
"Di dalam NFT, kita sematkan AI yang mampu mendeteksi siapa pemiliknya, penciptanya, dan rekam jejak karya tersebut,” tutur dia.
Pada proyek itu, Anang mengubah whitepaper karena ada beberapa inovasi baru. Untuk melengkapi, akan diluncurkan website baru dalam waktu dekat. Adapun white paper merupakan sebuah dokumen atau artikel yang isinya adalah penjelasan mengenai sebuah proyek untuk memberi kejelasan kepada investor dan calon pengguna.
"Kami terus berkomitmen dalam menjalankan bisnis dan menciptakan utility yang memperkuat fundamental Asix token,” tutur Anang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Inggris Bakal Cetak NFT, Buat Apa?
Sebelumnya, Pemerintah Inggris pada Senin waktu setempat mengumumkan rencana untuk mencetak NFT-nya sendiri, sebagai bagian dari dorongan untuk menjadi "pemimpin dunia" dalam ruang cryptocurrency.
Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak telah meminta Royal Mint perusahaan milik pemerintah yang bertanggung jawab untuk membuat dan menerbitkan NFT.
Menteri Kota, John Glen mengatakan pada acara fintech di London, detail lebih lanjut mengenai proyek NFT itu akan diumumkan dalam waktu dekat.
NFT sendiri adalah aset digital yang mewakili kepemilikan barang virtual seperti karya seni atau avatar video game menggunakan blockchain, teknologi yang menopang banyak kripto. NFT telah mendapatkan banyak daya tarik selama setahun terakhir berkat peningkatan adopsi dari selebriti dan perusahaan besar.
Inisiatif NFT Inggris adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh pemerintah untuk "memimpin" dalam sektor kripto, menurut Glen.
Glen juga mengumumkan sejumlah langkah yang akan diambil Inggris untuk membawa aset digital di bawah pengawasan yang lebih ketat. Salah satunya rencana untuk membawa Stablecoin ke dalam peraturan yang ada di Inggris tentang pembayaran elektronik.
“Kita seharusnya tidak menganggap regulasi sebagai hal yang statis dan kaku. Sebaliknya, kita harus berpikir dalam hal ‘kode’ peraturan seperti kode komputer yang kita perbaiki dan tulis ulang saat kita membutuhkannya,” ujar Glen dikutip dari CNBC, Selasa (5/4/2022).
Glen mengatakan pemerintah juga "memperluas" pandangannya untuk melihat aspek lain dari kripto, termasuk apa yang disebut Web3, sebuah gerakan yang mengusulkan versi internet yang lebih terdesentralisasi yang dibangun di atas teknologi blockchain.
“Belum ada yang tahu pasti bagaimana Web3 akan terlihat, tetapi ada kemungkinan blockchain akan menjadi bagian integral dari perkembangannya,” pungkas dia.
Advertisement
Banyak Kasus Kripto Scam, Otoritas Keuangan Inggris Ambil Tindakan
Sebelumnya, Otoritas Perilaku Keuangan Inggris (FCA) mengumumkan rencana saat ini terkait dengan peraturan keuangan khususnya kripto.
FCA menyatakan ke depan, akan mengambil pendekatan yang lebih ketat untuk mencegah kerugian bagi investor. Demikian disampaikan FCA dalam sebuah siaran pers.
Antara April hingga September tahun lalu, FCA menerima lebih dari 16.400 pertanyaan tentang kemungkinan penipuan. Di antara penipuan yang ditanyakan tentang aset kripto memegang mayoritas.
Dengan demikian FCA memulai penyelidikan mereka ke dalam bisnis kripto yang berpotensi scam dan berakhir dengan 300 kasus terbuka. Namun, FCA mengira masih banyak dari mereka tidak terdaftar oleh pihak berwenang.
Hingga saat ini, 50 di antaranya sedang menjalani pemeriksaan langsung karena terkait dengan kegiatan kriminal dan kegiatan bisnis yang tidak sah.
Akibatnya, FCA telah memutuskan untuk menjadi lebih ketat dengan peraturannya dan memastikan bahwa investor tetap aman.
“Konsumen perlu memiliki kepercayaan diri saat membuat keputusan investasi dan data yang kami publikasikan hari ini menunjukkan betapa maraknya penipuan,” kata Direktur Eksekutif Pasar di FCA, Sarah Pritchard, dikutip dari Yahoo Finance, Senin, 4 April 2022.
Pritchard menambahkan, sebelum berinvestasi, sebaiknya warga Inggris memeriksa dulu apakah penyedia investasi tersebut telah disetujui oleh FCA atau belum. Selain itu, warga Inggris juga diminta untuk mengetahui risiko dari masing-masing instrumen investasi.
“Cari tahu cara menghindari penipuan di situs web ScamSmart dan dapatkan tips berinvestasi dengan aman di situs web InvestSmart,” lanjut Pritchard.
Sesuai laporan tinjauan data Konsumen FCA, badan pengawas berhasil menghentikan 1 dari 4 perusahaan tidak terdaftar karena kecurigaan tentang tim di belakangnya. Itu juga menambahkan sekitar 172 perusahaan ke daftar bisnis kripto yang tidak terdaftar.
Selanjutnya, tiga orang dijatuhi hukuman penjara karena kegiatan perdagangan curang dan tidak sah, menyesatkan investor, dan pencucian uang.
Sebelumnya, HM Revenue and Customs (HMRC) telah menyita cryptocurrency dan NFT karena penipuan pajak senilai USD 1,89 juta atau sekitar Rp 27,1 miliar.
Dalam hal regulasi, cryptocurrency tidak memiliki pengakuan khusus di Inggris. Mereka dikenakan pajak dalam kelompok yang sama dengan pendapatan. Tetapi adopsi yang berkembang mungkin mendorong FCA untuk membuat beberapa perubahan yang kemungkinan akan mengatur soal kripto.