Sukses

Pasar Kripto Loyo, Ternyata Ini Penyebabnya

Pasar kripto melemah masih tersengan sentimen Rusia-Ukraina dan The Fed yang mulai hawkish.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto kembali melemah akibat gejolak ekonomi makro yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina ditambah bukti baru transformasi bank sentral AS yang mengambil keputusan ekonomi lebih hawkish saat ini. 

Bitcoin (BTC) baru-baru ini diperdagangkan di bawah USD 44.000 atau sekitar RP 632,5 juta, di mana ia turun pada hari sebelumnya kurang dari seminggu setelah melonjak lebih dari USD 47.000. Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar itu turun hampir 5 persen.

Sedangkan ethereum (ETH), kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, juga jatuh melebihi Bitcoin yaitu 7 persen dan diperdagangkan tepat sedikit di atas USD 3.200.

Semua altcoin utama teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, bahkan mengalami nasib lebih buruk. Solana (SOL) turun lebih dari 10 persen. Sedangkan Cardano dan Polkadot masing-masing turun sekitar 8 persen pada titik tertentu. Koin meme DOGE dan SHIB masing-masing juga turun sekitar 12 dan 9 persen.

Penurunan tersebut terjadi menyusul rilis risalah dari pertemuan the Fed Maret di mana para gubernur membahas kenaikan suku bunga dengan kenaikan setengah poin.

Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu membahas kemungkinan kenaikan setengah poin sebagai cara untuk menekan inflasi, yang hampir 8 persen telah mencapai level tertinggi empat dekade dan berpotensi meningkat karena konflik di Ukraina berkecamuk. 

AS dan negara-negara lain yang telah mengkritik agresi Rusia mengambil langkah-langkah untuk menjatuhkan sanksi penuh terhadap perusahaan jasa keuangan terbesar Rusia, termasuk Sberbank. 

Negara-negara tersebut sebelumnya hanya memberlakukan sanksi parsial terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. Namuns, Sberbank, yang memegang sekitar sepertiga aset Rusia, sekarang tidak akan memiliki kontak dengan sistem perbankan AS akibat sanksi penuh tersebut.

Sanksi itu dimaksudkan untuk melumpuhkan ekonomi Rusia, yang telah mampu melakukan pembayaran utang dari pendapatan yang diterimanya dari penjualan energi dan melalui akses terbatas ke perbankan asing. 

AS telah mendesak negara-negara Uni Eropa untuk melarang impor minyak dan gas Rusia, yang sangat bergantung pada mereka.

Salah satu pendiri dan mitra perusahaan jasa keuangan JST Capital, Scott Freeman mengatakan kerusuhan global dan situasi ekonomi saat ini telah merusak harga Bitcoin.

“Sulit untuk mengetahui pergerakan Bitcoin saat ini. Pada akhirnya, kami percaya ada tema makro bisnis di lingkungan di mana orang tidak ingin mengambil risiko saat ini. Orang mencari peluang untuk menjual dan mendapat untung,” ujar Freeman dikutip dari CoinDesk, Kamis (7/4/2022). 

"Kami pikir, dalam jangka panjang, Bitcoin dan kripto adalah tempat yang sangat bagus untuk menempatkan beberapa persentase dari portofolio Anda,” pungkas dia. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pasar Kripto Loyo Imbas Sentimen Hawkish The Fed

Sebelumnya, Bitcoin dan kripto lainnya kembali melanjutkan kegelisahannya pada Rabu, 6 April 2022. Pasar kripto turun tajam setelah pernyataan hawkish oleh Gubernur bank sentral AS Lael Brainard ditambah dengan berita terbaru yang meresahkan dari Ukraina. 

Bitcoin, cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, baru-baru ini diperdagangkan tepat di bawah USD 46.000 atau sekitar Rp (660,4 juta), turun dari level tertinggi pada hari sebelumnya di atas USD 47.000 atau sekitar 1 persen selama 24 jam terakhir. 

Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, berpindah tangan sedikit di atas USD 3.400 atau turun sekitar 1,5 persen. 

Harga kripto sesuai dengan pasar saham utama, yang sebagian besar turun karena investor mempertimbangkan kenaikan suku bunga tambahan untuk mengekang inflasi, yang telah melonjak hingga hampir 8 persen di AS. 

Nasdaq yang berfokus pada perusahaan teknologi turun 2,2 persen, sementara S&P 500 turun 1,2 persen. Dalam pidatonya di Federal Reserve Bank of Minneapolis, Brainard menyebut pengurangan inflasi sebagai adalah hal yang sangat penting. 

“Komite akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter secara metodis melalui serangkaian kenaikan suku bunga dan dengan mulai mengurangi neraca dengan cepat segera setelah pertemuan Mei kami,” kata Brainard, dikutip dari CoinDesk, Rabu, 6 April 2022.

Sementara itu, Eropa terus bergulat dengan masalah moral dan ekonomi yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina. Spanyol, Denmark, dan Swedia, mengusir diplomat Rusia, sementara AS dan negara-negara lain sedang menyiapkan sanksi ekonomi baru.

Presiden AS, Joe Biden dan para pemimpin negara lain telah menyerukan pelarangan impor energi dari Rusia, sebuah tindakan yang sudah dilakukan lebih dulu oleh Lithuania. 

Di sisi lain, kripto memiliki berita positif yaitu perusahaan MicroStrategy (MSTR) mengatakan pada Selasa mereka telah memperoleh 4.100 Bitcoin tambahan senilai sekitar USD 190 juta. 

Berita itu muncul kurang dari dua minggu setelah yayasan Terra Luna mengumumkan komitmennya untuk membeli setidaknya USD 3 miliar dalam bentuk Bitcoin.

Namun, peristiwa tersebut tidak berdampak besar pada Bitcoin, yang dengan sendirinya mungkin merupakan tanda kedewasaan pasar kripto yang meningkat. 

CEO platform tabungan Bitcoin Swan Bitcointold, Cory Klippsten mengatakan pasar kripto sudah cukup besar dan Bitcoin akan terus berjalan.

 

 

3 dari 3 halaman

Analis JP Morgan Ungkap Reli Kripto Segera Berakhir

Sebelumnya, bank investasi global JP Morgan memperingatkan tentang pasar cryptocurrency yang akan mengalami kenaikan terbatas atau bahkan berakhir dari reli yang sedang terjadi.

JP Morgan melihat Stablecoin dari total nilai pasar cryptocurrency sebagai indikator potensi reli atau penurunan. Sebelumnya, ketika Stablecoin menyumbang hampir 10 persen dari total kapitalisasi pasar kripto, analis JP Morgan, Panigirtzoglou mengatakan itu menunjukan kenaikan lebih lanjut untuk pasar kripto.

Dalam catatan yang dikeluarkan minggu lalu, dia menjelaskan stablecoin dalam total kapitalisasi pasar kripto tidak lagi terlihat berlebihan.

“Pangsa Stablecoin ini saat ini berada di bawah 7 persen yang membawanya kembali ke tren sejak 2020,” kata Panigirtzoglou dikutip dari Bitcoin.com, Rabu, 6 April 2022.

“Akibatnya, kami percaya kenaikan lebih lanjut untuk pasar kripto dari sini kemungkinan akan lebih terbatas atau bahkan berakhir,” lanjut dia. 

Panigirtzoglou menunjukkan harga bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) menguat pada awal Maret menyusul sanksi keuangan yang dikenakan pada Rusia oleh negara-negara Barat setelah invasinya ke Ukraina.

“Sanksi ini telah meningkatkan harapan bahwa cryptocurrency akan digunakan lebih luas di masa depan untuk menghindari sistem perbankan tradisional mengingat cryptocurrency tidak terikat atau bergantung pada pemerintah manapun,” tutur Panigirtzoglou.

Namun, mengutip indikator stablecoin, analis JP Morgan memperingatkan reli yang terlihat di pasar kripto mungkin akan segera berakhir.

Pada Februari, JP Morgan memperkirakan harga jangka panjang Bitcoin akan mencapai USD 150.000 atau sekitar Rp 2,1 miliar. Kemudian, pada Januari, bank melakukan survei klien dan menemukan mayoritas responden memperkirakan harga BTC akan mencapai USD 60.000 atau lebih tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.